Bagaskara "Anda di minta pulang karena di rumah sedang ada syukuran," pinta Kevin, tapi aku tidak menggubrisnya, dan tetap menatap langit-langit sambil membayangkan Vania. "Pak Kiyai Amar sudah menunggu kedatangan anda," ucapnya lagi, tapi aku masih berpura-pura tidak mendengar. Kalau dulu, aku mungkin akan langsung pulang ketika nama itu disebut. Sekarang aku bahkan tidak sanggup untuk mengangkat satu tangan ketika mendengarnya. Bukan dirinya yang sudah tidak spesial lagi, bukan. Namun, suasana hatiku yang sedang tidak baik. Waktu berjalan semakin cepat dan pikiranku juga semakin tertuju kepada Vania. "Apa anda mengingat Vania lagi?" tanyanya tepat sasaran, sayangnya aku tidak mau mengaku di hadapan orang seperti dia. Bisa-bisa aku diejek di hadapan mama dan papa. "Mana ada. Jangan

