bc

STAR LIGHT

book_age18+
9
FOLLOW
1K
READ
mystery
ambitious
rebirth/reborn
like
intro-logo
Blurb

Jose Juguetona terlahir kembali menjadi seorang pelayan Lord Garrick. Segala ingatan dan kemampuannya menghilang, membuatnya berupaya untuk mencari jawaban kenapa dia bisa terlahir kembali sebagai rakyat rendahan setelah ratusan kali kelahiran kembali sebelumnya dia selalu menjadi bangsawan.

chap-preview
Free preview
1. Tewasnya Lord Garrick
Jiwa yang telah pergi tidak akan bisa kembali ke jasadnya lagi - .... Langit menjelang terang ketika Jose membuka mata. Bukan karena lelahnya terpuaskan dengan terlelap semalaman, tapi suara derap kuda yang makin lama makin mengusik telinga, juga langkah-langkah manusia--setengah berlari. Begitu riuh di telinganya. Keremangan yang melingkupi, juga rasa gatal yang tiba-tiba merayapi sekujur tubuh, membuat lelaki tiga puluh lima tahun itu bangkit dari tumpukan jerami yang menjadi alas tidurnya. Penerangan remang dari lampu minyak yang menempel di dinding kayu, membuatnya menyadari bahwa dia tertidur di tempat yang tidak layak, di sebelah seekor kuda hitam pekat yang masih terlelap. "Aku tidur di sini semalaman?" tanya Jose pada kuda bersurai panjang di sebelahnya. Kuda itu tak bergerak, namun napasnya terdengar jelas di telinga Jose. "Pantas punggungku terasa patah dan … ich ich …" Jose menggaruk sekujur badannya sembari membersihkan jerami dari baju dan celananya. Sejenak dia tertegun mendapati baju lusuhnya. Baju lengan pendek dengan kerung leher lebar, tanpa kerah. Keningnya mengkerut, merasa aneh dengan bajunya--lebih tepatnya merasa tidak nyaman. Mungkin itu sebabnya dia merasa gatal. Sepertinya kain bajunya dari bahan berserat kasar dan membuat kulitnya menjadi tidak nyaman. “Brak!" pintu kandang kuda di ujung lorong tiba-tiba terbuka dan daun pintunya terbanting keras ke pilar kayu. Membuat Jose nyaris melompat terkejut seperti kuda di sebelahnya. Dia segera keluar dari bilik kandang dan mendapati tiga lelaki berbaju seperti dirinya, menyeruak masuk dengan wajah panik. "Amush? Kamu di sini?" teriak seseorang yang paling jangkung, terkejut melihatnya. "Tuan Amstrong mencarimu sejak tadi. Kurasa dia akan mencekikmu bila kau tak segera menghadapnya." Lelaki jangkung itu mengeluarkan seekor kuda dari bilik paling ujung dengan bergegas, memasang pelananya dengan tangkas, lalu membawanya keluar. Dua lelaki lainnya melakukan hal yang sama, di bawah tatapan tak mengerti Jose. "Amush? Kamu nyari mati?" teriak satu lelaki berambut keriting, dan teman lainnya yang bertubuh lebih pendek yang mengangguk ke arah Amush lalu mengarahkan dagunya ke pintu. Menunjuk pada si Jangkung. "Cepatlah, Amush. Kau pekerja baru di sini. Jangan sampai kau dipecat hanya karena tidur di kandang kuda." Apa yang salah dengan tidur di kandang kuda? Jose mendekati si keriting dan menepuk bahunya dengan sedikit tekanan. "Aku ada di mana?" Si keriting dan si pendek saling menatap, lalu mengendik bahu. "Pasti dia habis bermimpi menjadi Raja James." Jose menelan ludah. Raja James. Itu artinya, dia masih berada di negara dan jaman yang sama. Jose perlahan meraba bagian kulit di belakang dagunya. Bagian itu cekung hingga dia bisa memasukkan jempolnya hingga tenggelam. Sudut bibirnya tertarik sedikit, karena rasa lega yang kemudian memenuhi dadanya, membuat kedua temannya heran. “Amush, kalau kau tak mau lagi menjadi pelayan Tuan Daniel Garrick, katakan saja pada Tuan Amstrong. Aku tahu sejak awal kau tak akan betah melayaninya,” ucap si keriting sembari memasang pelana kuda. “Tapi bersembunyi di sini saat majikanmu sedang berduka, itu kesalahan fatal.” “Berduka?” tanya Jose tak mengerti. Dia menatap si Keriting dan si Pendek bergantian, yang sibuk memasang pelana kuda. Mereka berdua tidak setangkas si Jangkung. Si Jangkung sudah tidak kelihatan. “Apa yang terjadi?” tanya Jose kembali, karena tidak mendapat jawaban.  Si Keriting menoleh, lalu mendekatinya dan berbisik. “Jantung Tuan Garrick lenyap. Kau tahu, seperti dicabut begitu saja dari dadanya. Istri George yang pertama kali menemukannya. Dia belum sadar dari pingsannya sejak tadi.” Kepala Jose berdenyut, dengan denyutan seirama jantung. Seolah ada ingatan yang hendak mendesak keluar, tapi dia tak tahu apa. Mereka bertiga keluar kandang sembari menuntun kuda yang sudah siap ditunggangi. Sepanjang jalan menuju sebuah rumah besar, si Keriting yang berkali-kali dipanggil Henry oleh si Pendek, berbisik-bisik tentang kondisi majikan mereka yang ditemukan tewas mengerikan. Lord Garrick of Corndall ditelungkupkan di atas kudanya dengan darah mengalir sepanjang jalan, dan betapa pintarnya si kuda membawa majikannya pulang setelah dua hari kepergiannya. Berhenti di depan rumah besar Tuannya dan meringkik kencang. Istri George--si Jangkung, yang mendengar ringkikannya segera mendekat, menjerit dan pingsan. Jeritannya membangunkan seisi rumah dan peternakan Lord Garrick. “Jadi, dadanya berlobang?” tanya Aland, si Pendek. “Sebesar lobang di pintu dapur, saat Tuan Daniel meninjunya. Kau ingat kan kejadiannya?” Jose kembali menekan cekungan di bawah rahangnya, terasa semakin dangkal. Dia harus segera mengetahui berada di mana dan pada tubuh siapa, atau akan memerlukan usaha keras untuk menggali semua ingatannya bila lewat dari sehari semalam dia belum mendapatkan jawaban. “Hei, kudanya, cepat!” Teriakan seseorang membuat Henry dan Aland bergegas mendekat. Jose melihat dua orang di depannya itu memang lebih banyak mengobrol daripada bergegas menyiapkan kuda, sejak tadi. Seorang lelaki berkumis lebat sudah berkacak pinggang dengan wajah tak sabar. Dia lalu menyuruh dua orang dari beberapa orang yang bergerombol di dekatnya untuk naik ke atas kuda setelah sebelumnya menghulurkan dua lembar kertas. “Berikan ini pada Lord Philippe. Dan ini pada Raja James.” Kepanikan dan kecemasan tergambar jelas di wajah-wajah yang sepertinya terpaksa bangun lebih cepat dari biasanya. Langit perlahan mulai terang bersamaan dengan beberapa prajurit polisi berkuda datang. “Sebaiknya kau segera menemani Tuan Daniel, Amush!” Lelaki berkumis tebal itu menatap tajam Jose yang masih saja berdiri mengamati situasi. Sebagai pekerja baru--menurut dua teman barunya, dia masih tidak mengerti apa yang telah terjadi kecuali para lelaki di halaman ini telah kehilangan majikan besar mereka. Selebihnya, dia hanya mendapat lirikan tanpa ekspresi dari pekerja lain yang tidak jauh berbeda lusuhnya dengan dirinya. Jose menatap sepasang mata bermanik coklat terang milik lelaki berkumis tebal yang berkacak pinggang di depannya. Sepertinya dia orang yang dihormati di antara semua orang yang berkerumun, dan pakaiannya juga tampak lebih berkelas dengan kerah berendanya. Apakah dia Tuan Amstrong? “Amush!” gertak lelaki itu, membuat kumis tebalnya menegang. “Kau tuli apa belum bangun?” “Aku Jose Juguetona, Tuan.” Akhirnya Jose membuka mulut. Telinganya mulai terasa gatal dengan panggilan Amush. “Jose atau Amush, terserah. Segera temui Tuan Daniel. Dia sudah histeris sejak tadi dan tak ada pelayan yang berani masuk kamarnya.” Jose pun mengangguk, meski dia belum memahami situasi sepenuhnya. Dia berjalan ke arah kerumunan lelaki yang berpakaian selusuh dirinya dan berbisik pada salah satunya. “Di mana tempat Tuan Daniel? Bisakah kau tunjukkan padaku?” *** Terdengar suara kaca pecah dari sebuah ruangan dengan kedua bilah pintunya terbuka lebar. Dua pelayan wanita tampak ketakutan dan meringkuk di luar ruangan. Jose yang kemudian muncul, membuat kedua pelayan itu menarik napas lega, dengan mimik kesal tentunya. “Kenapa tidak seratus tahun kemudian kau datang, Amush?” Dan mereka berdua tergopoh-gopoh meninggalkan Jose di depan pintu. “Apa di dalam kamar ini ada seorang monster?” gumam Jose dalam hati ketika mendengar bunyi mendebam dan suara benda-benda jatuh ke lantai. Sepertinya ada kemarahan di dalam sana, yang tak seorang pun berani meredakannya. Jose perlahan melongok dari sisi salah satu daun pintu. Mengedarkan pandangannya ke dalam ruangan yang ternyata sebuah kamar tidur yang cukup luas, dengan ranjang besar yang tampak hangat, empuk dan lembut. Ornamen dan ukiran kayunya mencirikan kebangsawanan yang mendarah daging. Juga perabot di setiap tepi dinding. Hanya saja, semua tampak kacau, seperti baru saja terhantam badai. Kecuali ranjang besar kokoh di tengah ruangan saja yang tidak terbalik. “Tuan Daniel?” tanya Jose hati-hati, karena dia tidak tahu wujud makhluk yang telah memporakporandakan seisi ruangan ini. “AMUSH sialan! Ke sini kau!” Teriakan dari sudut ruangan membuat Jose menoleh. Seorang lelaki teronggok di sana, hanya mengenakan baju tidur. Dia berusaha merangkak mendekati pintu dengan kedua lengan tangannya, sepertinya sesuatu telah menahan kakinya.  Jose mendekat, dan berjongkok perlahan di depan majikannya. Seorang lelaki yang lebih muda darinya, berambut ikal panjang sebahu dengan kumis dan cambang tak terawat. Beberapa bekas luka gores ada di sebagian wajah dan lengannya yang terbuka karena kain baju tidurnya yang sobek.  “Siapa yang telah menyerang anda, hingga kamar ini begitu kacau?” Tiba-tiba kedua tangan Daniel Garrick menarik baju Jose hingga wajah mereka hanya berjarak dua kepalan tangan. Deru napas Daniel laiknya lelaki yang baru saja berlari turun dari gunung. “Amstrong benar, seharusnya kau kugantung sejak awal. Berdirikan aku, kau memang kurang ajar!” Jose melepas kedua tangan Daniel Garrick sekuat tenaga. Lelaki ini majikannya dan bisa membunuhnya sesuka hati. Bila ingin selamat, bukankah sebaiknya dia meninggalkannya mumpung dia sedang tengkurap tak berdaya seperti ini? Dua pelayan wanita di luar tadi saja, tidak ada yang berani mendekatinya. Pasti mereka juga takut digantung. Perlahan Jose berdiri setelah Garrick kembali bertumpu dengan kedua lengannya karena Jose berhasil melepaskan diri darinya.  “Kau mau ke mana, Amush!” teriak Daniel seraya mendongak. Dia tak percaya bahwa pelayannya sama sekali tidak takut dengan ancamannya. “Anda akan menggantungku, bukankah lebih baik aku berhenti bekerja saja?” Jose mundur perlahan dan membalik badan, lalu melangkah menuju pintu. “Amush! Kembali kau ke sini!” Jose tetap melangkah dengan sudut bibir sedikit naik. Oke, dia seorang pelayan sekarang. Tapi bukan berarti majikannya bisa berkuasa atas jiwanya sekehendaknya. Jiwa miliknya adalah dalam kuasanya sendiri. Jiwa miliknya baru saja terlepas dari sebuah jasad yang dia tak bisa mengingatnya saat ini. Dan terlahir kembali menjadi seorang pelayan, rakyat rendahan. Sudah ratusan kali, kelahiran kembali telah dialaminya. Dan dia selalu mendapat kemampuan dan harta yang semakin meningkat dalam setiap Reborn atau kelahiran kembalinya. Tidak ada satu orangpun yang bisa berkuasa padanya selama ini. Apalagi seorang lelaki pemarah yang kemudian diketahuinya lumpuh, dari sebuah kursi beroda yang menjungkir di balik daun pintu. Jose mendecih sembari menoleh ke belakang, dilihatnya Daniel Garrick memaki-makinya dengan sepasang mata menyala penuh amarah. “Amush! Kau memang cari mati.” Sebuah benda dingin dan runcing menyentuh leher Jose saat dia menoleh kembali ke pintu yang masih terbuka. Tuan Amstrong sudah berdiri di sana dengan pedang menghunus dan menempel di leher Jose. “Aku tidak tahu siapa kau sebenarnya. Kau baru satu pekan bekerja, tapi sudah berlagak seperti bangsawan. Tentunya kau tahu bahwa bila setiap jiwa yang terlepas dari badan, tidak akan bisa kembali.” Benda dingin runcing itu semakin menekan leher Jose. Tuan Amstrong mendekatkan wajahnya hingga Jose bisa merasakan hembusan napas yang begitu panas menerpa pipinya. “Bawa Tuanmu menemui mayat ayahnya, aku tidak mau tahu bagaimana caramu melakukannya. Yang jelas, aku tidak ingin dia mengamuk dan membunuh semua pelayan.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.8K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook