UL 24

891 Words

Setelah satu harian bersama Abra kemaren, Prilli terus memikirkan jantungnya. Dia takut terkena penyakit jantung diusia dini. Prilli kemaren harus menerima omelan mamanya karena gurunya menelpon Prilli tidak masuk sekolah dari jam pelajaran dimulai hingga berakhir, bahkan tidak mengikuti ulangan. Jangan tanyakan Prilli, betapa sakitnya telinganya saat mendengar omelan sang kakak, Afdal lebih parah dalam hal menceramahinya ketimbang mamanya. Afdal memberikan ultimatum, jika sekali lagi Prilli membolos, maka uang jajannya akan dipotong hingga kelulusannya. Tentu saja, Prilli tidak akan mau melakukannya lagi, dari pada hidup disekolahnya sengsara. Dengan terpaksa Prilli harus membawa tasnya yang lain karena kemaren dia tidak membawa pergi tasnya. "Masih inget sekolah, Pril?" sambutan A

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD