UL 22

832 Words

Prilli masuk sekolah dengan keadaan sehat. Bagaimana tidak, setelah Abra pulang masih saja dia bisa menganggunya lewat telepon, memaksanya makan dengan ancaman seperti biasanya. Prilli melangkahkan kakinya dikoridor, sambil bersenandung. Prilli menghentikan langkahnya saat seseorang menepuk pundaknya. Prilli tersenyum melihat Huda. Ah, rasanya sudah lama sekali dia tidak bersama Huda. "Kemaren lo sakit?" Prilli mengangguk. "Sorry, gue nggak jenguk lo, kan ada bodyguard lo terus sekarang." canda Huda, Prilli terkekeh. Mereka mengobrol sambil berjalan. "Ah, gue kangen manggil lo monyet, si kulkas datar ngelarang gue mulu." curhat Prilli. "Ngelarang apaan?" "Ngelarang deket lo, bete gue." Huda tertawa kecil, dia merangkul pundak Prilli membuat badan mereka hampir menempel. Huda mering

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD