UL 20

1051 Words

Prilli memegang kepalanya, merasa pusing saat terbangun. Setelah tidur berjam-jam, dia tidak juga merasa baikan malah kepalanya semakin sakit seperti ditimpa beribuan batu. Ririn masuk kedalam kamar Prilli, membawa semangkok bubur ayam. "Kamu udah bangun? Udah baikan?" tanya mamanya, memegang kening Prilli dengan punggung tangannya. "Astaga! Badan kamu panas banget!" Ririn menjerit, merasakan suhu tubuh putrinya yang sangat panas. Prilli mencoba duduk ditempat tidurnya, berbaring lagi saat merasakan kepalanya semakin sakit. "Pusing?" tanya Ririn, Prilli meringis sambil mengangguk. "Kamu makan dulu, habis itu mama telfon dokter Roy." Prilli mengangguk. Ririn menumpuk beberapa bantal dibelakang kepala Prilli, agar putrinya mudah memakan makanannya nanti. Ririn dengan sayang menyuapka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD