UL 18

1169 Words

Prilli melambaikan tangannya, merasa sedih harus meninggalkan tante Ariska sendiri. Abra menghampiri Prilli yang berdiri disamping mobilnya, setelah berpamitan dan mencium kedua pipi ibunya. "Ayok!" Abra membukakan pintu penumpang untuk Prilli. Abra membunyikan klaksonnya beberapa kali sebelum benar-benar meninggalkan Ariska yang menangis, tidak ingin berpisah dari putranya. "Nyokap lo baik, gue suka." Prilli berucap ditengah-tengah suara dari radio yang menyala, sebagai penengah keheningan mereka. "Lo--- bakalan ngajak gue lagi ketemu nyokap lo?" tanya Prilli sedikit hati-hati, tidak ingin merasa geer. "Tergantung." "Tergantung?" Prilli membeokan apa yang diucapkan Abra. "Tergantung, gue mau ato nggak." Abra menatap Prilli saat berada dilampu merah. "Kalo lo masih jadi pacar gue,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD