UL 16

917 Words

Abra menghentikan langkahnya saat sampai disamping mobilnya, melepaskan tarikannya pada lengan Prilli. Prilli menatap kesal Abra, bagaimana tidak jika tepat bel pulang berbunyi, Abra langsung menariknya tanpa memberitahukan dia akan dibawa kemana. "Mau bawa gue kemana sih?" Abra memberikan tatapan agar Prilli diam dan mengikutinya, membuat Prilli kesal karena mau saja menurutinya. Abra memang tidak secara langsung mengucapkannya, tapi Prilli sudah mengerti maksudnya lewat tatapan tegas dimata Abra. "Pake ini!" Abra menyodorkan sweater putih, Prilli menatapnya bingung. "Buat?" tanya Prilli masih menatap sweater yang ada diatas pahanya. "Pake aja, apa susahnya sih!" Abra jengkel dengan sikap Prilli yang banyak tanya, tidak bisakah gadis itu langsung menurutinya. "Nggak mau! Gue nggak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD