"Pak!!!" sapa Sheila sambil berusaha tersenyum ramah.
"kenapa kamu senyam senyum???". tanya Shivin ketus.
"ya Tuhan apa selama aku ada disi aku tidak boleh tersenyum, tapi kenapa? kan aku hanya tersenyum'. batin Sheila dalam hatinya.
"maaf pak, bapak memanggil saya?? ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Sheila sesopan mungkin padahal dalam hatinya ingin menjambak rambut nya bos durjana nya itu.
"jadi aku hanya ingin memberi tahu bahwa besok ada meeting penting, dan kamu harus datang tepat waktu, awas saja jika terlambat" sinis Shivin.
"kau mengerti!!!!!!" bentak Shivin dengan suara lantang.
"iya pak, saya ngerti" jawab Sheila.
''baik, silahkan keluar!!!!" perintah Shivin
"iya pak, permisi!!!!!" pamit Sheila, lalu beranjak pergi dari hadapan nya Shivin sambil menggerutu sendiri di dalam hati.
"Ya Tuhan bagaimana ini? kenapa bisa Bima membawaku ke kantor yang seperti neraka ini? Dasar Bima sialan!"
Sepanjang perjalanan menuju keluar, Sheila terus saja menggerutu dalam hatinya ingin sekali rasanya memberikan pelajaran untuk bos durjana itu
Sheila yang keluar dari ruangan itu terlihat sangat sebal.
"selamat bersabar Sheila". ujar Alfi.
"hmm terimakasih aku pasti... eh bersabar, maksud mu apa?" tanya Sheila sambil menyerngitkan dahinya.
Alfi tersenyum lembut.
"besok kamu juga akan tau". ucap Alfi membuat Sheila semakin penasaran.
"heuhh" Sheila mendengus kesal.
"bos kita itu sangat galak, misterius, dingin lagi". bisik Alfi, lalu tertawa.
"pak Shivin galak sekali ya??" tanya Sheila.
"Menurut kamu???" Alfi dan Bima menumpahkan tawanya.
"kalian gila!!! artinya aku masuk ke lubang singa" sungut Sheila kesal.
"welcome to the hell" Bima tertawa terpingkal-pingkal diikuti Alfi.
"kamu pasti kuat Shei, itu baru awalnya loh. ayok semangat!!!!!" Sheila menyemangati diri sendiri.
tiba-tiba tanpa diduga pintu lift terbuka lebar, dan muncul sosok Shivin disana. tubuhnya yang terlihat tegap membuat Sheila ketakutan.
"ada apa ini? sejak kapan kantor ini menjadi pasar kaget, aku menggaji kalian disini untuk bekerja bukan menggibah". suara lantang dan dingin membuat mereka menundukkan kepalanya.
"maaf pak!!!" Alfi dan Bima serempak sambil meninggalkan Sheila sendirian dihadapan Shivin.
tanpa berkata-kata apa pun Shivin beranjak keluar dari kantor tanpa menoleh ke arah Sheila sedikit pun.