Chapter 1 - Kejutan?

1576 Words
"Bella, mau sampai kamu tidur terus? Kamu itu anak perempuan, tapi bangunnya siang mulu." Omel Tika, Mamanya Bella ketika masuk ke kamar putrinya. Bella yang merasa terganggu akibat suara mamanya, menutup telinganya dengan bantal. Ia masih ingin merasakan kenyamanan kasurnya itu.  Tika hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Putrinya satu ini memang sangat sulit untuk dibangunkan. Jika sudah begini, terpaksa ia harus memakai cara ini. "Bella, tadi Rey telpon mama nanya kamu udah bangun belom. Dia bilang chatnya belom kamu bales-bales tuh, jadi dia pikir kamu belom bangun." Ucap Tika. Tak butuh waktu lama, Bella langsung melempar bantalnya ke sembarang arah dan mengambil iphonenya di atas meja. Ia pun mengecek apa ada chat dari Rey. Matilah dia jika Rey tahu dia belum bangun jam segini. Tapi ternyata, nihil. Rey tidak ada mengchatnya atau menelponnya, itu artinya mamanya telah berhasil mengerjainya. Bella pun menatap mamanya dengan tajam. "Mama!!!" Teriak Bella kesal. Tika tertawa karena sukses mengerjai Bella, "Makanya jadi anak gadis tuh bangun pagi. Liat tuh udah jam berapa. Anak gadis kok bangun siang." Setelah mengatakan hal itu, Tika pergi meninggalkan Bella yang sedang kesal kepadanya. Bella pun melihat ke arah jam dinding di kamarnya. Matanya mendelik besar. Astaga, mamanya benar-benar sangat berniat mengerjai dirinya. Ini baru jam delapan pagi. "Mama ih ngeselin banget. Mau apa dia ku pecat jadi mama ku?" Gerutu Bella kembali posisi tidurnya dan menarik selimutnya. *** Bella Cantika Putri, anak bungsu dalam keluarga Laksono. Papanya yang bernama Handi Laksono dan Mamanya yang bernama Tika Cantika ini memiliki tiga anak. Anak pertama yaitu Sisilia Cantika Putri yang berusia dua puluh dua tahun ini berkerja di perusahaan Papanya. Anak kedua yaitu Hans Laksono yang berusia dua puluh tahun ini masih berkuliah di salah satu universitas ternama di Jakarta. Anak ketiga atau bungsu yaitu Bella Cantika Putri yang berusia tujuh belas tahun ini masih bersekolah di SMA Harapan Bangsa. Bella Cantika Putri memiliki postur tubuh yang bisa dibilang sedang atau tidak pendek dan tinggi, badan kurus bagaikan lidi, rambutnya sebahu dan hitam, wajah seperti orang Indonesia lainnya. Sejak kecil Bella selalu memimpikan ia akan memiliki pacar saat masa SMA-nya. Ia bisa pergi ke bioskop berdua sambil menikmati popcorn bersama, pergi berwisata kuliner hingga berhasil membuat tubuhnya berisi dikit, membeli barang atau baju couple, atau pun hal lainnya yang memang seharusnya pasangan muda lakukan. "Astaga, anak satu ini benar-benar deh." Desis Tika melihat Bella masih tidur sambil memeluk gulingnya. Dengan kesalnya Tika berjalan ke arah Bella, "Bangun woy bangun." Teriak Tika di kuping Bella. Bella yang terkejut sama teriak mamanya langsung memukul wajah mamanya dengan gulingnya. Sepertinya reflek Bella sedikit berlebihan. "Ups, sorry." Ucap Bella dengan polosnya. Wajah Tika kini merah padam akibat kelakuan anak bungsunya. "Uang jajan mu bulan ini bakalan mama tahan!" Ucap Tika kesal lalu keluar dari kamar Bella sambil membanting pintu kamar Bella dengan kencang. Bella mendesah lelah, jika begini sulit deh ngebujuk mamanya. Ia pun segera bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandinya. Sepertinya keinginan Bella tadi memang cuma bisa terwujud di mimpi saja. *** "Tuh anaknya turun, Pa." Ucap Sisilia saat melihat Bella turun dari tangga. Saat ini Handi, Tika, Sisilia dan Hans sedang asik duduk di ruang tengah sambil menonton acara televisi. Bella menatap keluarganya bingung, "Ada apa?" Tanyanya. "Ada apa lo bilang? Lo abis mukul emak lo pake guling, goblok." Jawab Hans kesal. Bella pun menatap mamanya, Tika yang merasa dilihat oleh Bella langsung membuang mukanya. Ngambek? Pikir Bella. Bella hanya mengangkat bahunya secara acuh dan berjalan ke arah dapur. "Bella, kemari." Panggil Handi sebelum Bella pergi ke dapur. Bella yang merasa dipanggil langsung berjalan ke arah Papa. Pasti akan diceramahin lagi deh. Aku udah laper Pa. Teriak Bella dalam hati. "Minta maaf sama mama mu. Jangan kurang ajar jadi anak, Bel." Nasehat Handi. Bella menghela nafas, "Lagian mamanya juga yang salah, ngapain bangunin orang jam delapan pagi udah tahu hari ini hari minggu. Hari dimana Bella bisa tidur sepuasnya, Pa. Udah gitu tadi mama bangunin Bella pake teriak di kuping Bella segala lagi, terus masa uang jajan Bella ngga mau di kasik, Pa." Adu Bella kepada papanya. Berharap ia akan dibela dan berharap uang jajannya ngga jadi ditahan. Tika mendelik saat mendengar ucapan Bella, anaknya satu ini benar-benar kurang ajar padanya. "Liat tuh kelakuan anak mu tuh, ngga ada sopan-sopannya sama mamanya sendiri." Ucap Tika kesal. Handi menghela nafas panjang, pagi-pagi sudah ribut. Ngga malu apa kalo di dengar tetangga? "Bella minta maaf sama mama mu, apa pun yang terjadi kamu yang salah. Kamu kan anak perempuan, harusnya bangun pagi dong kayak Kak Sisil. Ia sudah bangun dari jam enam pagi." Ucap Handi pelan. Bella akui dirinya kalah hari ini, ia pun berjalan ke arah mamanya dan memeluk mamanya dari belakang. "Sorry Mami ku tersayang, Bella kan ngga sengaja, maafin Bella ya. Uang jajan Bella jangan di tahan ya, masa mama tega Bella nanti makin kurus." Rayu Bella sambil mencium pipi kiri mamanya. Dan akhirnya hal itu membuat Tika luluh, "Iya deh, tapi minggu depan kamu harus bangun pagi lagi ya. Mama ngga mau punya anak cewek males." Bella hanya mengangguk dan mencium pipi mamanya sekali lagi. Setelah itu, ia melepaskan pelukannya. "Tau lo, jadi anak cewek kok males banget. Gue aduin Rey, tau rasa lo." Ucap Hans. "Bacot lo, njing." Jawab Bella lalu berlari ke arah dapur. "BELLA!!!" Teriak Handi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Anaknya yang satu ini benar-benar membuat dirinya pusing. *** "Cinta itu kayak kentut, kalo lo tahan ya sakit tapi kalo lo keluarin ya malu." Sepenggal kalimat tadi mengawali radio sore yang Bella dengar di halaman belakang rumahnya. Bella yang sedang asik membaca novel kelimanya, tiba-tiba memikirkan kata-kata tadi. Cinta ya? Selama ini Bella tidak pernah merasakan apa itu cinta. Oke Bella akui, dia memiliki tunangan yaitu Reynald Arsenio. Tapi, kalau boleh jujur ya dia ngga mencintai Rey. Dia dan Rey sudah di tunangkan sejak mereka lahir. Sekarang tuh jaman apa sih? Kok masih jaman jodoh-jodohin anak. Memangnya kedua orang tua mereka takut ya anaknya nanti ngga dapat pacar? Sampai harus dijodohin segala. Pikir Bella. Bella kan juga ingin seperti teman-teman lainnya, mencari jodohnya sendiri tanpa harus di paksa begini. Bella pernah bertanya sama mamanya kenapa dirinya harus dijodohkan. Kakaknya Sisil dan Hans aja ngga di jodohin, kok malah dia harus dijodohin bahkan sudah tunangan lagi. Dan jawaban Tikalah membuat Bella kesal sampai hari ini. "Orangtuanya Rey suka sama kamu pas pertama kali liat kamu, terus minta deh dijodohin sama kamu, yaudah mama dan papa setuju, begitu ceritanya Nak." Jawaban macam apa itu? Hingga sekarang jawaban itu ngga bisa di terima oleh Bella. Bahkan Bella yakin seratus persen, jika ada orang lain yang bernasib sama dengannya dan mendapatkan jawaban seperti itu pasti mereka tidak terima. Memikirkan masalah pertunangan membuat Bella memikirkan Rey. Dari pagi Rey ngga ada menghubungi dirinya. Biasanya Rey akan menghubungi dua puluh empat jam dan saat ini Rey mendadak menghilang. Jangan-jangan Kak Hans beneran ngadu sama Rey? Makanya Rey ngga menghubungi dia. Kalau bener begitu, maka celakalah dia. "Dek, kamu disuruh siap-siap tuh sama papa." Ucap Sisil tiba-tiba kepada Bella yang sedang melamun. Bella terkejut dari lamunannya dan menatap kakak perempuannya dengan kesal. Tapi, mendadak dirinya memperhatikan kakaknya dari atas sampai bawah. Kak Sisil ngga jelek-jelek banget malahan dia lebih cantik dari gue. Kak Sisil lebih sopan dari gue juga. Omongannya lebih halus, terus lebih apalagi lagi? Bodynya juga lebih bagus dari gue. Terus kenapa harus gue yang disukai sama orang tuanya Rey? Yaampun, pikir Bella. "Dek, kamu disuruh siap-siap sama papa. Denger ngga sih? Malah ngeliat kakak gitu banget." "Iya, denger kak. Emang mau kemana?" Tanya Bella sambil merapikan tumpukan novelnya. "Mau makan di luar, mama ngga mau masak. Cepatan ya terus dandan yang cantik." Setelah mengatakan hal itu Sisil langsung pergi meninggalkan Bella yang menatap dirinya heran. Mau makan diluar aja harus dandan segala. Emang dasar keluarga ribet. *** Suasana di dalam mobil sangat tenang. Bella menatap iphonenya dengan gelisah. Sampai saat ini Rey tidak menghubungi dirinya, mau menghubungi duluan tapi dirinya gengsi. Tapi, kalo begini terus Bellanya yang takut. Hans menatap adiknya dengan heran, ngga biasanya adiknya satu ini diem. Udah gitu ngeliat iphonenya terus. "Kenapa lo, dek?" Tanya Hans heran. "Bang, lo ngga ada ngomong apa-apa kan sama Rey?" Bella berbalik bertanya sama Hans. Hans menaikan sebelah alis, "Kagak, kenapa emang?" Bella malah bertambah gugup, kalau bukan karena Hans, terus kenapa Rey ngga menghubungi dirinya? "Kok Rey ngga ada ngehubungi gue hari ini ya?" Sontak pertanyaan Bella membuat keluarganya tertawa. Merasa dirinya diejek, Bella pun memajukan bibirnya dan melipat tangganya di depan dadanya. Tanda bahwa dirinya ngambek. "Udah, kamu ngga usah mikirin itu. Yuk turun, kita udah nyampe nih." Ajak Handi. Dengan kesalnya Bella ikut turun bersama keluarganya. Saat ini mereka berada di salah satu restoran ternama di Jakarta. Bella mencium sesuatu yang aneh dengan hal ini. Ngga biasanya keluarganya mau makan di restoran elit gini. Bella yakin ini bukan hanya sekedar makan malam biasa. Dan pikiran Bella benar. Saat memasuki restoran itu, mereka sudah disambut oleh keluarga lain. Bella menatap keluarganya dengan tidak percaya. Bagaimana mungkin keluargannya tidak memberitahukan dirinya tentang hal ini? "Ini kejutan buat lo dan spesial buat lo." Bisik Hans kepada Bella. Bella hampir menangis saat melihat cowok itu berjalan ke arahnya. Dia bahkan sampai meremas ujung dressnya. Seketika cowok itu sudah berada di depan Bella dan memeluknya erat. "Aku pulang." Ucapnya Detik itu juga Bella sadar kehidupannya yang dulu akan terulang kembali. *** Yeah, akhirnya selesai juga part 1. Terima kasih buat kalian yang sudah menunggu. Semoga kalian suka sama part 1nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD