Kafka pulang larut malam dalam keadaan berantakan. Rambutnya tidak tertata rapi, kemejanya pun lecak, benar-benar di luar kebiasaan Kafka.
Pak Alhusayn sudah beberapa kali menelepon anak itu, tapi Kafka tak kunjung mengangkat teleponnya. Pak Alhusayn pun sudah bertanya kepada teman-temannya, tapi tak ada satu pun temannya yang mengetahui keberadaan Kafka. Anak itu hilang kabar untuk beberapa waktu dan pulang dalam keadaan seperti itu.
Pak Alhusayn sama sekali tidak bisa tidur, ia menunggu Kafka di ruang tamu sampai anak bungsunya itu pulang. Dan pada akhirnya, Kafka pulang juga. Setidaknya pak Alhusayn sudah bisa bernapas lega sekarang—Kafka-nya sudah kembali ke rumah—ya walaupun dalam keadaan yang tidak pak Alhusayn sukai.
"Dari mana kamu, Kafka?" tanya Pak Alhusayn. Matanya sudah sayu
