Aku duduk di kafe ini sambil membayangkan wanita yang aku sukai. Apa yang seharusnya kulakukan, karena perasaanku pada saat ini sungguh bingung, lalu kawan-kawanku malah banyak bertanya melalui pesan singkat SMS.
JADUL PESAN SİNGKAT SMS
SELAMAT MALAM MINGGU
"Halo...Yik, Malam Minggu ini dimana lu Yik,?" tanyanya Yupi disaatku sedang duduk bingung.
"Halo-halo Yik, dimana kau Bro, ngapain,?" tanyanya mereka padaku.
"Halo..., dimane lu cuy, lagi apa,?" tanyanya mereka.
"Halo, dimana lu Yik, lu kaga balas SMS gua ya,? payah," tanyanya Peyo.
"Halo, Woy..woy, belum tidur kan lu Yik, dimana lu sekarang, aku pengen gitaran nih,!?" tanyanya mereka padaku.
"Halo Yik, Besok kami ada di kampus dan pengen jalan-jalan ke taman wisata, lu mau ikut gak,?" tanyanya kawan kuliahku.
"Halo, lagi ngapain Yik, kami sudah pulang nih dari jalan-jalannya, jadi kita nongkrongnya,? gimana,?" Tanyanya mereka di malam Minggu ini.
"Halo Yik, nanya ya,? materi tugas kuliah yang di chapter empat itu, lo sudah ngerjain belum,?" tanyanya kawan kuliahku.
"Halo, oh iya Yik, aku lagi di traktir sama Kakakku nih sekarang, kau kesini lah," Seruanya kawanku.
"Halo Yik, masih dirumah kan lu, gua sudah makan malam nih, nongkrong yuk, ketemuan kita, gimana,?" Tanyanya mereka.
"Halo, oke Yik, wah di kampus ramai banget nih, singgah kesinilah, emangnya kau dimana sekarang,?" Tanyanya mereka kepadaku.
"Halo Yik, kau ada di rumah kan, aku mau singgah mau main gitar sama keyboard piano nih bisa ga,?" tanyanya mereka yang lainnya.
"Halo Yik, acara musiknya keren banget nih Yik, kau kesini dong, di jalan Musikoy," Katanya mereka -mereka.
"Halo, yaelah Yik-Yik, aku baru saja nonton bioskop, dan sekarang ku lagi nongkrong juga nih di kafe Tiga Y, dekat Gula-Guli, emangnya kau di Kafe mana,?" Kata dan tanyanya kawanku yang lainnya.
"Halo Yik, kau ngapain malam Minggu ini, wah kau ga SMS aku ya,?" tanyanya kawan yang malah balik bertanya kepadaku.
Kemudian aku balas SMSnya mereka-mereka beberapa saja.
"Halo Juga kawan-kawan, yaelah, gua juga bingung nih, tadi kalian aku tanya pada sibuk, dan sekarang pada balik nanya semua, gimana kalian ini, haduh," Kataku pada mereka-mereka.
Ada-ada saja mereka, tadinya aku yang bertanya namun sekarang malah mereka yang balik tanya. Tentu aku bingung dan hari juga sudah beranjak malam. Cukup menyenangkan apalagi jika mendapatkan kenalan, terutamanya kawan baru.
Punya kawan banyak itu memanglah mengasyikan, bisa bercerita dan bercanda, tapi mereka itu juga punya kesibukan masing-masing.
"Tidak selalu ada."
Aku memikirkan perasaanku yang merasa sepi diantara banyaknya pengunjung disini. Mereka datang berpasang-pasangan dan itu membuatku gelisah.
Susah sepertinya pada malam Minggu ini untuk menemukan kenalan ataupun seorang wanita. Tentunya aku tidak ingin berjalan sendiri.
Kafe ini sangat ramai tapi mereka tidak saling perduli. Aku saat ini sedang berusaha dalam menggapai cita dan impian, tentulah hal itu akan lebih mudah bila di dapatkan kalau perasaan pun juga senang.
Senang dalam membaca pelajaran kuliah dan juga bersemangat menambah wawasan. Aku memang bisa bermain gitar tapi biasa saja, hanya untuk hiburan dan hobi. Aku harap para pengamen itu tidak membuat masalah kepadaku.
Beberapa saat kemudian ada seorang pengamen lainnya yang mendekat, lalu menyanyikan lagu dengan begitu cepat, bahkan ia pun sampai berada tepat di sebelah mejaku.
Aku tidak menegurnya, karena aku belum tahu dan belum kenal, kemudian aku memperhatikan dan berkata.
"Permisi Mas, tolong jangan dekat banget ya, nanti kena meja saya ini,!" Kata seruanku pada seorang pengamen lainnya yang baru saja hadir.
"Wow..., oke-oke Mas, santai saja, saya mau nyanyi dulu, selow ya," Katanya pengamen itu.
"Siap, boleh silakan," Kataku padanya.
Dia bernyanyi begitu dekat dengan mejaku dan aku biarkan saja. Aku mendengarkan suara pengamennya, namun yang membuatku sungguh heran ialah, mengapa masih adanya pengamen lain, padahal sudah ada band Kafe.
Namanya juga kehidupan, terkadang untuk bertahan dalam hidup ini harus mampu melakukan apa saja demi mendapatkan uang, mungkin seperti itu.
Kemudian juga bila ingin mendapatkan perempuan, maka harus mampu bertahan, mungkin juga sepertinya.
Pengamen itu mengenakan kaos oblong namun tidak bolong-bolong, lalu dengan celana jeans yang trendi layaknya pria masa kini.
Baru saja aku memikirkan seorang perempuan lalu tiba-tiba ada yang menanyakan, dan ingin duduk di sebelah mejaku pada saat ini.
Meja ini cukuplah besar dan dapat menampung Tiga sampai Lima orang. Aku tidak mengenal wanita-wanita yang menanyakan itu.
"Mungkin mereka mau duduk-duduk saja."
"Malam, Permisi ya Mas, apa kursi sebelahnya kosong, bolehkah kami berdua duduk disini sebentar,?" Tanyanya si wanita-wanita itu.
"Malam juga Mbak, oh, silakan saja, boleh," Kataku padanya.
"Baik, Makasih ya Mas," Katanya wanita dan tersenyum ramah.
Aku langsung saja mempersilahkan mereka duduk, karena tadinya ada kawanku yang mau datang kesini, namun sepertinya mereka tidak jadi.
Aku persilakan saja kedua perempuan itu duduk-duduk di sebelahku, lagipula suasana malam ini begitu ramai, hiruk-pikuk, tentunya susah untuk mendapatkan meja dan kursi.
"Karena ramai jadinya banyak yang mengantri."
Setelah wanita itu duduk, lalu para pengamen baru tadinya mendekat dan bernyanyi lagi, namun tidak lama kemudian Dua orang wanita itu beranjak berdiri dan mengatakan terimakasih kepadaku, karena telah mempersilakan duduk sejenak.
""Wah Makasih ya Mas," Katanya wanita itu.
"Ya, sama-sama, loh kenapa berdiri dan pindah dek,?" tanyaku pada mereka berdua.
"Hmm..., meja yang kami pesan sudah ada Mas," Katanya mereka padaku.
"Oh begitu, baiklah silakan," Kataku padanya.
Sepertinya mereka telah mendapatkan meja dan kursi yang di pesannya.
"Nanana...," nyanyian si pengamen bernyanyi lagi di dekatku.
"Hmm..., lagu apa itu ya Mas,?" tanyaku pada pengamennya di saat sedang menyanyi, tapi ia malah tidak menjawab.
Kedua wanita itu cukup cantik dengan bedak yang tebal, dan rona pipi mereka yang begitu menawan. Aku tidak mengenal mereka, tapi hal itu cukup membuatku terhibur, apalagi jika mereka mau duduk lebih lama lagi.
"Oh, ini lagu terbaru Mas, tapi saya lupa juga judulnya," Katanya pengamen itu dan bernyanyi lagi.
"Loh..., kok Mas e bisa lupa judulnya, lah itu sampeyan nyanyi kok bisa, gimana itu," Tanyaku pada pengamennya.
"Ya, gini-gini lah Mas pokoknya, liriknya gitu deh, nanana..," Kata pengamennya.
Aku sampai ingin tertawa rasanya mendengar pengamennya, kok bisa dia lupa liriknya namun terus saja bernyanyi.
"Lupa liriknya, lucu juga sih."
Kemudian aku terdiam sejenak dan memikirkan, apa yang harus kulakukan selanjutnya di malam Minggu ini.
Sebenarnya aku ingin berkenalan dengan wanita-wanita yang duduk di mejaku tadinya, tapi mereka tiba-tiba saja berdiri dan pergi, sehingga tidak ada kesempatan bagiku, seandainya bila wanita itu duduknya lebih lama.
Mungkin saat ini suasananya akan menjadi berbeda. Mungkin......