Serangan Ghaib

880 Words
Brakkk  Prangggg  Aluna bangun dari tidurnya dengan rasa kaget. Matanya yang terlihat masih memerah itu membuat Aluna ingin kembali tidur, tapi mengingat dua orang pria di rumahnya membuatnya memilih untuk melihat mereka Berjalan dengan tenang walaupun suasana rumah yang sunyi dan gelap membuat hati Aluna sedikit bergetar takut. Pintu kamar Aldrich ia buka dengan pelan, menghela nafas lega kala melihat Aldrich terlihat tidur dengan sangat nyenyak  Lalu beralih pada pintu kamar Alvar dan sekali lagi ia menghela nafas lega. Aluna memilih turun ke bawah guna melihat benda apa yang jatuh tadi, berjalan ke berbagai ruangan dan menyalakan seluruh lampu sehingga rumahnya kini menjadi terang  Prangg  Pranggg  Aluna terlonjak kaget, keningnya berkerut. Suara dua pecahan itu terdengar dari arah berlawanan. Apa yang harus Aluna lakukan? kemana ia harus pergi melihat?  Prangg Suara pecahan itu kembali terdengar, namun Aluna sangat tahu dari mana asal suara ini. Dapur. Segera Aluna berlari menuju arah dapur dan melihat piring yang telah pecah di lantai. Aluna menjadi bertanya-tanya, apakah kejadian seperti ini terjadi juga di rumah Kevin kemarin? Atau tidak?  Kriettt  Aluna menatap kursi di meja makan yang saling bergerak sendiri. Aluna menipiskan bibirnya, dia sangat takut. Tanpa sadar ia berjalan mundur hingga menabrak laci dapur tepat di samping pecahan kaca Salah satu kursi itu bergerak mendekati dirinya. Semakin dekat  Kikikikiki Hingga suara tawa itu membuat seluruh kursi yang tadi bergerak sendiri secara serentak berhenti bergerak. Beberapa menit kemudian suasana terasa lebih tenang, Aluna memilih untuk membersihkan pecahan kaca itu  "Ck! Sepertinya malam ini aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak." Gerutu Aluna  Kikikikiki  Namun, suara itu kembali terdengar. Hawa berbeda Aluna rasakan. Tubuhnya bergidik, dengan pelan ia menolehkan kepalanya ke belakang namun tidak menemukan apa-apa Darimana suara itu berasal?  Kikikikiki  Prangg  Tubuh Aluna bergetar, suara itu semakin keras dibarengi dengan suara pecahan benda lagi. Bahkan bulu kuduk Aluna berdiri semua. Tubuhnya terasa kaku tidak bisa digerakkan  Aluna hanya diam dengan posisi jongkok, tubuhnya yang membelakangi membuatnya sangat merinding. Takut-takut ada sosok tidak terduga berada dibelakangnya  "Aluna." Panggil seseorang dengan suara tepat ditelinga Aluna Aluna tidak tahu dengan jelas, tapi suara ini terdengar seperti suara wanita dengan intonasi ringan namun menyeramkan Bahkan Aluna merasakan hawa dingin menyambutnya. Apa sosok tak terlihat itu berada disampingnya sekarang? Karena Aluna tidak dapat melihatnya  Walaupun Aluna memiliki kelebihan, tapi jika sosok itu tidak berkehendak memperlihatkan diri pada Aluna maka Aluna tidak akan dapat melihatnya  Dan seperti sekarang ini, Aluna tidak dapat melihat siapa dan bagaimana rupa sosok itu.  "Jauhi dia." Ucap sosok tak terlihat itu di telinga Aluna yang lainnya  Kikikikiki Kini suara tawa itu terdengar berbeda, seperti suara wanita tua dengan sedikit serak dan lebih nyaring. Sebenarnya ada berapa sosok di rumah ini?  Walaupun Aluna sudah menduga bahwa siraman yang ia lakukan tadi malam tidak akan berhasil karena sumbernya sendiri telah berada didalam rumah ini, tapi ia tidak menduga jika bukan hanya satu tapi sepertinya ada banyak sosok yang datang ke rumah ini  "Jauhi dia."  Suara itu kembali menyapa tepat di samping telinga Aluna. Aluna tentu tahu siapa 'dia' yang dimaksud oleh sosok tak terlihat ini. Tak beberapa lama suara tadi menghilang  Aluna pun mencoba berdiri, walaupun awalnya cukup sulit tapi setelah membaca beberapa doa akhirnya tubuhnya telah kembali seperti semula Matanya menatap sekitar dengan tenang, walaupun ia tidak menampik bahwa rasa takut itu masih sangat besar di hatinya. Dengan pelan ia berjalan menuju ruang tamu Duk Duk Duk  Langkah Aluna terhenti, mengusap tengkuknya yang merinding lalu menolehkan kepalanya ke belakang. Suara derap langkah kaki itu sangat ia rasakan berasal dari belakangnya seolah telah mengikutinya  Aluna kembali berjalan dan suara itu kembali terdengar, ketika Aluna berhenti suara itu pun ikut berhenti. Dengan langkah lebar ia berlari menuju ruang tamu, ini salah! Seharusnya ia berlari menuju kamarnya. Tapi kamarnya terlalu jauh karena terletak di lantai dua bagian sudut belakang  Aluna duduk di sofa dengan nafas tersengal, keringat pun membanjiri dahinya. Suara derap kaki itu telah menghilang, Aluna menolehkan kepalanya menatap belakang dan  Aaaaaaaa Teriakannya menggema memenuhi seisi ruangan Tukkk  Hingga ia terjatuh dari sofa dan membuat kepala bagian belakang terantuk meja. Aluna meringis sembari mengusap kepalanya yang sakit namun itu tak bertahan lama karena sosok didepannya jauh lebih menakutkan dari rasa sakit di kepalanya  Sosok perempuan yang selalu mengikuti Aldrich itu kini berada didepannya. Dengan wajah hancur yang sepenuhnya dapat dilihat oleh Aluna karena rambut yang biasanya menutupi separuh wajahnya kini telah hilang Tubuh Aluna benar-benar bergetar, ia meneguk ludahnya dengan kasar. Salah satu tangan sosok itu menjulur ke arahnya, tangan penuh luka itu membuat Aluna tidak tahan  Apalagi bau anyir darah memenuhi indera penciumannya. Aluna tidak bisa menghindar ketika tangan itu menyentuh wajahnya  "Jauhi Aldrich!" Ujar sosok itu dengan wajah yang terlihat tersenyum lebar hingga darah keluar dari mulutnya menetes ke pakaian Aluna  Kikikikiki Sosok itu tiba-tiba tertawa nyaring, benar-benar nyaring hingga telinga Aluna terasa sakit. Pikirannya kosong tidak tahu apa yang harus ia lakukan  "Jauhi dia!" Teriak sosok itu kembali dengan sorot wajah terlihat marah  Aluna hanya diam, pandangannya menatap wajah sosok itu. Entah mengapa tapi ia tidak bisa mengalihkan pandangannya Kikikiki Kikikiki Suara tawa itu melebur menjadi satu dari berbagai sudut. Namun sosok itu hanya diam menatap Aluna tak lama kemudian wajah sosok itu semakin mendekati Aluna, tanpa sadar Aluna menutup matanya dengan mencoba membaca beberapa doa yang ia ingat di dalam hatinya  "Aluna! Hei, Aluna. Bangun." 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD