Alin dibangun kan oleh Erik saat sudah tiba di Jakarta.
"Woi putri tidur bangun lo kita udah nyampe nih." Erik membangunkan Alin.
"Iya iya sabar napa, idiiih kaya apa aja sih," sahut Alin sewot pada Erik.
Erik hanya tertawa dengan kelakuan Alin,
di luar bandara mereka dijemput oleh Alden dan Erika. Alin melihat kakak ipar nya tetap cantik walau sedang mengandung, terlihat Alden sangat perhatian pada Erika membuatnya merasa iri.
Seandainya dia bisa hamil dengan pria yang dia cintai pasti akan begitu indah. Alin terlalu lelah untuk berfikir dia sekarang hanya ingin fokus pada Kevin dan berusaha menerima Kevin sebagai calon suaminya kelak walau dihatinya masih ada Thomas.
Alin sudah tiba dirumahnya dan Lucy melihat Alin dengan tatapan sangat merindukan gadis kecilnya yang sekarang sudah makin dewasa.
"Mami merindukanmu Alin." Lucy memeluk Alin dengan kasih sayang.
"Alin juga mi."
"Mami masa cuman Alin aja yang dikangenin, aku juga mi." Alden merasa iri Lucy lebih memperhatikan Alin.
"Kamu ini sama adikmu sendiri kok kaya gitu. Udah bosan mami sama kamu," jawab Lucy sambil tertawa dengan kelakuan Alden masih kekanak kanakan padahal sebentar lagi akan mempunyai anak juga.
"Mi, Alden mau pulang dulu yaa sama Ana," kata Alden.
"Ga nginep dirumah? Udah malam loh, kamu juga Rika lagi hamil besar masih aja kesana kesini. Udah nginep aja disini dulu besok baru pulang," kata Lucy.
"Iya nih mi si Alden dari tadi pengennya pulang, aku udah bilang nginep aja dirumah mami," sahut Erika.
"Tapi mi Alden mau pulang aja besok janji kesini lagi. Aku juga masih kangen sama si anak hilang itu." Alden melihat Alin.
"Siapa juga yang anak hilang. Kakak dan kak Erika kan sering ke London menjenguk aku," sahut Alin membela dirinya.
"Yaa udah besok beneran yaa kesini. Rika jaga kandunganmu bentar lagi mau melahirkan loh," ujar Lucy pada Erika.
"Iya mi," sahut Alden dan Erika bersamaan.
Lucy tertawa melihat kekompakkan pasangan suami istri beda usia itu. Sekarang tinggal Lucy dan Alin dirumahnya. Lucy mengantarkan Alin ke kamarnya dan melihat kamarnya masih seperti yang dulu tak ada yang berubah.
"Masih sama sayang seperti 4 tahun yang lalu," kata Lucy.
"Terima kasih yaa mi."
"Bagaimana kabar Kevin? Kalian baik baik aja kan?" tanya Lucy
"Baik mi. Kevin sangat perhatian dan sayang sama aku," jawab Alin.
"Kenapa dia ga ikutan pulang Lin? Jeng Cory bilang Kevin juga akan pulang." Lucy merasa heran mendengar perkataan Alin yang Kevin tak ikut dia pulang ke Jakarta.
"Yang aku tau Kevin tak bisa pulang mi karena pekerjaannya masih menumpuk tapi kita lihat aja nanti mi." Alin merasa curiga juga kenapa Kevin tak ikut pulang bersamanya.
"Yaa sudah kita berpositif thinking aja dulu mungkin Kevin benar benar lagi sibuk jangan berfikiran yang negatif yaa." Lucy menenangkan Alin.
Alin menganggukan kepalanya walau dia merasa ada yang aneh pada Kevin.
"Sekarang kamu istirahat dulu aja yaa pasti kamu capek sekali besok kita ngobrol ngobrol lagi atau Alin mau tidur sama mami?" tanya Lucy.
"Boleh mi nanti aku nyusul yaa ke kamar mami. Mau mandi dulu," jawab Alin.
Setelah Lucy keluar dari kamar Alin, Alin menghubungi Kevin tapi nomor ponsel Kevin tak aktif. Selama mereka bertunangan tak pernah sekali pun nomor ponsel Kevin tak aktif, Alin merasa ada yang aneh tapi dia berusaha untuk tidak berfikiran negatif tentang Kevin. Kevin tak pernah berselingkuh atau bersikap kasar pada nya, Kevin selalu mengalah dan memanjakan dirinya.
*•*•*•*•*•*•
Sementara itu Thomas masih saja mengawasi segala gerak gerik Kevin walau untuk sementara tak ada yang mencurigakan. Tapi tiba tiba Thomas mendapatkan kabar dari Rio kalau Kevin berada di hotel tapi bukan di hotel milik Kevin. Rio melaporkan padanya kalau Kevin sudah tiga jam berada di hotel tersebut bersama seorang wanita. Thomas bergegas menuju hotel yang dimaksud oleh Rio.
"Bagaimana?" tanya Thomas pada Rio.
"Wanita yang bersama Kevin Willis bernama Renata. Renata mantan pacar Kevin Willis di Jakarta. Renata dan Kevin Willis bertemu kembali di London sudah seminggu ini tuan," kata Rio.
"Ada yang aneh dengan mereka," gumam Thomas.
"Iya tuan memang ada yang aneh. Saya periksa lagi tentang Renata ini seorang single mother dan mempunyai seorang anak perempuan yang berumur 2 tahun. Apa mungkin itu anaknya Kevin Willis tuan?" tanya Rio pada Thomas.
"Bisa saja itu anak Kevin." Thomas merasa curiga.
Kecurigaan Thomas pada Kevin seperti akan terbukti, tak ada orang yang sempurna di dunia ini. Thomas sudah mendapatkan info tentang Kevin sebelum bertunangan dengan Alin kalau Kevin seorang play boy dan suka berganti-ganti pasangan tapi semenjak setahun bertunangan dengan Alin, Kevin tak pernah lagi berganti ganti pasangan dan mempermainkan wanita.
Thomas sangat kesal lagi-lagi Alin harus berurusan dengan lelaki play boy dan suka mempermainkan wanita. Memang dia tak lebih baik dari Kevin tapi setidaknya Thomas tak pernah menghamili wanita manapun.
"Cari tau lagi secara detail tentang hubungan mereka. Aku tak akan membiarkan Kevin itu menikahi Alin." Thomas mengepalkan tangannya.
"Baik tuan," jawab Rio.
Thomas tersenyum dengan licik, dia akan menghancurkan bisnis perhotelan Kevin. Tak akan dia biarkan lelaki seperti Kevin memiliki Alin, seorang gadis manja dan egois tak layak bersama pria seperti Kevin.
*•*•*•*•*•*•*•*•*•*