Kini Sean dan Lea tengah duduk bersisian sambil menyantap makan malam mereka, makanan yang Sean beli sepulang kuliahnya tadi. Kesunyian menyelimuti mereka karena terlalu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Lea memikirkan apa yang tadi Gita katakan. Lea menjadi penasaran. Wanita itu jadi menimbang-nimbang, haruskah ia bertanya pada suaminya atau tidak. Sementara Sean memikirkan tentang perasaannya. Sejujurnya ia tahu, jantungnya sering berdetak tak karuan saat berada didekat Lea. Sean juga tahu jika hatinya selalu merasa tidak nyaman saat ada laki-laki lain yang mendekati istrinya. Namun pemuda itu memilih untuk pura-pura tak mengerti dengan perasaannya itu. Ketika wajah Lea yang terlintas di pikirannya, cepat-cepat pemuda itu hadirkan sosok Nata. Selalu saja seperti itu. "Sean."

