Setelah menurunkan Lea di depan gedung apartemennya, Sean pun kembali menginjak pedal gas mobilnya, tentu saja tanpa berpamit pada Lea yang masih berdiri ditempat dimana Sean menurunkannya. Wanita itu bahkan masih saja berdiri meski mobil Sean sudah tidak terlihat lagi di pandangannya. Sean terus saja menginjak pedal gas mobilnya dalam hingga membelah ibu kota itu dengan cepat. Kini mobilnya sudah sampai di pemakaman di pinggir kota. Kepalanya pun pemuda itu tenggelamkan diantara kedua tangannya yang terlipat diatas kemudi. Sambil memejamkan matanya, berulang kali Sean menarik napas dalam. "Gue belum siap," ujar pemuda itu pada dirinya sendiri. Berkali-kali Sean memejamkan matanya erat, berharap jika yang sebenarnya terjadi ini adalah khayalan. Tapi tiap kali ia mengingat betapa sakitny

