Oh My King-03

1142 Words
Oh My King-03 "Uhuk uhukk..." Yuri terbatuk-batuk, mulutnya mengeluarkan air yang lumayan banyak. Berusaha duduk seraya memegangi dadanya yang terasa sudah lebih lega dari yang sebelumnya. "Aku dimana??" pertanyaan yang sangat sering di ucapkan seseorang saat baru tersadar. Dan yah, hal itu terjadi juga pada Yuri. Yuri menjauhkan tangannya dari dadanya. Dia menepuk-nepuk pipinya sendiri. "Apa aku berada di surga?? Eh, masa sih surganya jelek seperti ini? Jangan-jangan ini neraka?! Ah gak mungkin lah." "Ehh?!! Nita mana?" pekik gadis itu kemudian. Saat dia menolehkan kepalanya ke samping, terlihat lah sahabatnya sedang terbaring kaku di atas tanah dengan pakaian yang basah. Sama halnya seperti dirinya. "Ehh, Nita!!! Bangun!!!!" Menggoyangkan tubuh sahabatnya itu dengan penuh kekhawatiran. Dia takut sahabatnya meninggal. Meninggalkannya di dunia yang sama sekali tidak di ketahuinya ini. Setidaknya dia punya teman di tempat yang tidak dikenalinya hingga tidak terlalu merasa takut. Yuri mencoba menekan d**a Nita berulang-ulang kali dengan air mata yang bercucuran. Dia takut kehilangan Nita. Sungguh. Tak lama kemudian usahanya membuahkan hasil, keluar lah air dari dalam mulut Nita. "Uhukk uhukk..." Nita terbatuk-batuk hebat. "Syukurlah kau sadar juga, aku pikir aku akan sendirian di dunia entah berantah ini." Yuri memeluk tubuh sahabatnya penuh kelegaan, setelah itu, ia membantu Nita untuk duduk. Nita mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Setelah nafasnya teratur, dia menatap Yuri dengan tatapan meminta penjelasan. "Kita belum mati, kan?" tanya Nita ragu-ragu. Siapa tahu dia sudah berada di akhirat bersama sahabatnya. "Ntah lah. Aku juga nggak tahu, coba kau cubit pipimu sendiri!" Layaknya anjing yang menuruti ucapan majikannya, Nita menuruti ucapan Yuri dengan mencubit pipinya sendiri. ''Awww!!" pekiknya karena tak sengaja mencubit pipinya terlalu kuat. "Kita nggak mimpi. Ini dimana?! Aku merasa sangat asing dengan tempat ini." Nita memperhatikan sekelilingnya. Begitu pun dengan Yuri. Benar, sebelum mereka tengelam. Mereka meloncat dari sebuah tebing namun sekarang tebing itu sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya hamparan danau yang sangat jernih airnya serta berkilauan seperti mutiara. Yuri menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Nit, kita dimana sih sebenarnya?" "Aku juga nggak tahu. Mending kita mencari dan menanyai penduduk di sekitar sini deh biar kita tau daerah mana ini." Nita berdiri dan menepuk-nepuk belakang celananya yang dia yakini kotor akibat tanah. Yuri juga ikut berdiri dan melakukan hal yang sama dengan Nita. "Baiklah, tapi aku rasa nggak mungkin akan ada penduduk di sekitar sini deh." Ragu-ragu gadis cantik itu menyatakan pendapatnya. Nita menghela nafas. "Setidaknya kita keluar dulu dari dalam hutan ini." "Yah, kau benar." Mereka mulai melangkahkan kaki keluar dari hutan. Hanya langkah kaki yang menuntun mereka sekarang ini. Mereka menyerahkan semuanya pada kaki mereka. Dengan keadaan tubuh yang masih basah kuyup, mereka memeluk tubuh mereka sendiri guna menghangatkan tubuh mereka. "Aneh ya?" Yuri memecah keheningan yang tercipta di antara mereka semenjak tadi. "Apanya yang aneh?" "Pagi tadi kita berangkat dengan begitu semangatnya, menjelajah hutan dengan hati yang penuh kebahagiaan, bertemu serigala, melompat dari tebing, tenggelam, dan terbangun di tempat yang berbeda. Jujur, aku merasa ini bukan lah dunia manusia. Kau tau kan maksudku? Dari tadi kita melihat makhluk seperti kupu-kupu tapi dia bukan kupu-kupu, seperti capung tapi bukan capung. Mereka seperti para peri di film-film yang pernah kutonton." Yuri menjeda ucapannya sejenak. "Memang benar kata pepatah, jangan lah berbahagia terlalu berlebihan karena jatuhnya tidak baik." Nita menganggukkan kepalanya. Membenarkan ucapan Yuri di dalam hati. Yah, sedari tadi mereka bertemu dengan makhluk aneh. Mereka diam saja karena masih merasa semuanya seperti mimpi. "Aku terasa seperti berpetualang di negri dongeng." Kekeh Nita berusaha menghibur Yuri dan dirinya sendiri. Yuri tersenyum dan merangkul bahu Nita. "Yah, kau benar." Mata gadis cantik itu berbinar bahagia."Sebentar lagi kita akan keluar dari dalam hutan ini, sepertinya." "Iya, kita harus bergegas untuk keluar dari dalam hutan ini." Nita tak kalah semangat dari Yuri. Bahkan Yuri yang awalnya merangkul Nita sudah melepaskan rangkulannya. Saat keluar dari dalam hutan, mereka terbengong kaget melihat sebuah bangunan yang sangat mirip dengan istana. Dan yah, itu memang istana. Besar dan megah. Warnanya di d******i oleh warna hitam. Gerbang berwarna hitam menjulang tinggi dengan megahnya seakan siap menantang langit. "Omaygat!! Ini rumah apa istana?" Histeris Yuri dengan mata yang melotot kaget akibat terlalu takjub. Nita menatap Yuri yang ternyata sedang menatapnya juga. "Kita lagi mimpi ya, Yur? Kok bisa ya kita mimpi barengan? Dari sekian banyaknya manusia di muka bumi ini, kenapa harus denganmu aku bermimpi seperti ini?" "Entah lah, sepertinya kita di takdirkan untuk selalu bersama." celetuk Yuri sambil mengerling nakal. Nita meraup wajah cantik Yuri. "Jangan menatapku seperti itu. Kau seperti seorang lesbi saja." Yuri terkekeh geli. 2 menit kemudian, mereka masih mengagumi istana itu. "Ini mimpi apa beneran?" tanya Nita masih terkagum-kagum. Yuri mencubit lengan Nita hingga Nita mengaduh kesakitan dan memukul lengan Yuri kesal. "Sakit tau." "Lah ini bukan mimpi?" tanya Yuri pada diri sendiri. "Kita ada dimana sih?? Masa gara-gara tenggelam di dalam air kita sampai pindah negara?!" seru Nita tak percaya. "Di negara mana pun, aku nggak yakin akan ada rumah semewah dan semegah ini." Yuri berucap dengan ekspresi yang masih syok. "Kita masuk aja yuk, aku penasaran." kata Nita. "Yuk, aku juga penasaran." Saat mereka hendak masuk, tiba-tiba saja ada yang menghadang mereka dan meneriaki penyusup. Yuri dan Nita tentu sangat kaget akibat kedatangan dua orang pria yang secara tiba-tiba itu. "Penyusup!! Penyusup!!" Mampus, batin Yuri dan Nita bersamaan. Mereka saling bertatapan dengan tatapan yang penuh makna dan arti. Mereka mengangguk. Lalu berbalik, namun gerak mereka kalah cepat dari dua orang pria yang baru saja meneriaki mereka penyusup. "Siapa yang mengirim kalian ke sini?!" "Kami hanya tersesat." jawab Nita takut mendengar bentakan pria itu. "Bangsa apa kalian? Vampir? Werewolf? Witch atau apa?" "What??? Kau gila?! Tentu saja kami manusia. Memangnya di dunia ini ada Werewolf dan makhluk mitos lainnya?" tanya Yuri histeris. "Bagaimana manusia bisa sampai ke sini?" gumam pengawal yang masih bisa di dengar oleh Yuri dan Nita. "Mereka pasti mata-mata. Ayo tangkap mereka dan seret ke dalam penjara." "Selow dong! Jangan asal tangkap! Sumpah! Kami ini hanya seorang manusia yang tersesat. Memangnya ini dimana?" tanya Nita kesal. "Ini adalah wilayah Dark Moon Pack dan kalian harus mendekam di penjara sampai alpha kami kembali dan memberikan hukuman kepada kalian karena sudah berani menyusup ke sini." "Seret mereka!" Belum sempat Yuri dan Nita berpikir apa arti dari Dark Moon Pack dan alpha, para pengawal sudah menarik mereka. Alpha apaan tuh?, batin Nita. Nama orang mungkin kali ya, batin Nita lagi. Rumahnya mewah banget, aku ingin rumah seperti ini, batin Yuri kagum. Yuri dan Nita mengamati ruangan yang sangat mewah tersebut, mereka bahkan sampai lupa kalau mereka sedang diseret ke penjara sampai alpha kembali dan menjatuhkan mereka hukuman. Salahkan saja interior rumah yang sangat indah itu. -TBC- *pack: Kelompok. *alpha: Pemimpin dari sebuah pack. Seorang alpha memiliki tubuh yang jauh lebih besar dari serigala jantan lainnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD