Dyah menutupi wajahnya dengan tangan saat matanya memanas karena air mata. Dia memaksa air matanya berhenti lalu memasang senyum untuk menghadapi Ryan dan Naia yang ada di dapur. Walau ada beberapa hal yang ingin Dyah katakan, bibirnya begitu berat untuk mengucapkan sesuatu. Hanya sapaan ramah yang bisa ia lakukan untuk meredam suasana canggung yang terjadi saat ia masuk ke dapur. "Mbak Naia ingin masak apa? biar aku saja yang masak, lagi pula mbak Naia pasti lelah," ucap Dyah. Naia merasa kalau Dyah ketakutan sampai suaranya yang gemetar terdengar begitu jelas. "Mbak," ucap Naia yang ingin menghentikan Dyah mengambil sayur. "Tidak perlu repot mbak Dyah. Mbak saja yang istirahat, kurasa mbak Dyah tidak sadar kalau wajah mbak sekarang memerah seperti habis menangis," ujar Naia. Dyah s

