Prolog
Di malam hari yang hujan deras membasahi seluruh kota terlihat anak laki-laki yang terdiam di ruang tamu.
"Maaf, nak orang tuamu mengalami kecelakaan"polisi dengan berat hati menundukkan kepalanya.
Ingatan yang masih membekas dalam pikirannya membuat frustasi, namun ini bukanlah akhir dari semua nya.
Terlihat tangan tua mencoba memegang tangan mungil itu dan mencoba memeluknya dengan amat lembut.
"Kau akan baik-baik saja, kakek dan nenek akan menjagamu "wanita tua itu tersenyum amat manis.
Air mata anak kecil itu tidak dapat ia tahan, yang membuat seisi ruang tamu memantulkan suaranya.
~||~10 tahun kemudian ~||~
Anak kecil itu mulai beranjak dewasa dia telah memulai kehidupan barunya bersama kakek dan neneknya.
"Ruka tunggu! "Teriakan guru olahraga dengan penggaris panjang.
"Ayo tangkap aku dasar lambat! "Ruka menghina gurunya dan berlari makin kencang.
Ruka murmasa, salah satu keluarga ahli seni pedang yang masih hidup di perkembangan zaman moderen.
"Gawat jalan buntu! "Ruka melihat pekerjaan jalan.
"Tertangkap kau! "Pak guru mencoba mencengkeram kerah bajunya.
Suka melompat dengan amat tinggi melewati pekerjaan jalan sepanjang 5 meter.
"Ayo tangkap aku bodoh-bodoh! "Ruka berlari makin kencang dan menghilang dari pandangan guru itu.
Pak guru dengan wajah bodoh, "dia manusia atau bukan "pak guru melihat parit sedalam 4 meter.
Akhirnya istirahat siang di ruang guru, "tepss"pukulan penggaris tepat mengenai b****g ruka.
"Aduh! "Ruka menahan rasa sakit.
"Ini karena terlambat dan memainkan ku dasar anak nakal! "Pak guru memukul b****g ruka berkali-kali.
"Maafkan aku tahu, lagipula bapak harus berolahraga pagi juga kan hehehe"ruka dengan senyum mengejek.
Pak guru menahan amarahnya dan memberikan catatan murid terlambat ,"tulis namamu dan tanda tangan nya"tatapan dingin pak guru.
"Oh ya pak ini ada bekal dari nenek mohon diterima!"ruka menaruh bekal di atas meja.
"Oh terima kasih.... Tunggu kau mau menyogok ku ya! "Pak guru kesal.
"Tch baik-baik akan aku tanda tangani"ruka mulai menulis namanya ke daftar mulut terlambat.
Ruka menghormat dan meninggal ruangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Pak guru menarik nafasnya, "rasanya aku memiliki anak laki-laki saja"wajah malas pak guru.
Tak sengaja pak guru melihat bekal dan melihat isinya ,"semangat my sensei"tertulis di bekal itu.
"Aku bukan anak kecil...amm...enak"suara pelan pak guru.
Saat pak guru menikmati bekal pemberian ruka dia melihat isi daftar murid terlambat.
Pak guru dengan mata melotot melihat tulisan, "ciao "dengan amat besar.
"Bocah itu.... ruka! "Pak guru berteriak dengan penuh amarah.
Tak terasa pulang sekolah waktu yang hampir senja ruka membeli dua bunga, di toko bunga langganan nya.
Sebuah bunga lily dan bunga Mawar merah yang telah terbungkus amat rapi.
Perjalanan sekitar 10 menit untuk menuju tempat tujuannya, yang menaiki bukit kecil dipenuhi batu nisan.
Ruka terhenti di sebuah makam dengan lambang muramasa, "maaf aku terlambat ayah, ibu hehehe"terlihat senyuman kebahagian ruka saat melihat kedua makam itu.
Ruka mulai bercerita tentang keadaan sekolahnya, dan guru yang amat dia sanjung beserta kakek dan nenek nya yang telah merawatnya selama ini.
"Jujur saja ibu mau tahu, nenek tidak akan memberiku uang jajan kalau tidak membantunya berjualan parah banget ya! "Terlihat ruka agak kesal namun dengan senyuman senang, "walaupun begitu aku sangat menyukai kakek dan nenek, hehehe jadi malu! "Dengan pipi merona ruka mengelus kepalanya.
Ruka yang sedang asik bercerita mendadak terhenti karena melihat awan yang mulai gelap.
"Gawat sudah hampir malam, kalau begitu untuk kata penutupnya adalah ruka sekarang telah berusia 15 tahun jadi kumohon lindungi tahun depan dan seterusnya ayah ibu"terlihat ruka menundukkan kepalanya untuk menghormati kedua orang tuanya.
Saat ruka berdiri mendadak tak sengaja dia menabrak seseorang, "maaf! "Ruka terkejut melihat laki-laki tinggi sepantaran dengan wajah yang hampir mirip seperti nya.
Laki-laki itu dengan kulit pucat dengan tenang melihatnya,raut wajah tanpa ekspresi yang dingin menatap ruka.
Ruka yang agak bingung melihat laki-laki itu, yang masih diam saja menatapnya.
"Anu maafkan saya! "Ruka terkejut dan menundukkan kepalanya.
Laki-laki itu menundukkan kepala nya dan berjalan lagi meninggalkan ruka.
Mendadak ruka terhenti karena teringat kuburan ini akan ditutup saat malam hari dengan penjaga kuburan.
"Anu tuan! "Saat ruka menghadap ke depan tempat laki-laki itu berada.
Laki-laki itu menghilang layaknya sebuah angin, "kemana dia? "Ruka bingung dan menyentuh dadanya.
"Perasaan apa ini? "Ruka merasakan detak jantungnya.
Untuk pertama kalinya ruka merasakan sesuatu saat berada di dekat laki-laki itu sebuah kesedihan namun terasa juga kebahagiaan.
"Muramasa"ruka melihat batu nisan ayahnya yang bertuliskan nama kenji muramasa sedangkan ibunya yukina muramasa.
"Pulang sajalah nanti dimarahi nenek hehehe"ruka berjalan dengan amat senang meninggalkan kuburan.
Mendadak sebuah tangan tembus pandang menyentuh kuburan ini sambil menaruh dua pucuk bunga di atas batu nisan itu.
Bersambung