Kebenaran

1123 Words
Tak terasa awan mulai gelap dan lampu jalan mulai hidup secara otomatis. "Gawat nenek bisa-bisa menghukum ku! "Ruka berlari dengan amat cepat. Tak sengaja dia melihat sebuah kedai kue, "bukannya nenek suka ini "aku menempelkan wajahku di kaca depan dan melihat sebuah kue pandan. "(Kenapa anak itu?)pufff"pegawai wanita tertawa melihat wajahku. Aku masuk ke dalam kedai kue itu dan membelinya, "terima kasih kakak"ruka dengan senang melihat 3 kue Yang terbungkus rapi di dalam kotak. Fi sebuah gedung yang amat tinggi laki-laki dengan senyum mengerikan mengincar ruka. Mendadak di belakangnya muncul mahluk seperti anjing namun dengan ukuran amat besar. Ruka yang berjalan dengan tenang mendadak terhenti karena melihat lampu jalan yang mati dengan sendirinya. "Pemadaman listrik ya... Aneh sekali kenapa di sana lampu nya tetap menyala? "Ruka yang bingung mendadak merasakan sesuatu di kegelapan. Di balik kegelapan itu muncul anjing dengan tubuh amat besar yang berjumlah 10 ekor. Anjing itu mencoba menerkam ruka namun dihindari dengan sangat mudah. Tendangan mengenai wajah anjing itu, "dimana pemilik mu, coba saja kau menggigitku sialan! "Ruka dengan mata biru terang menatap anjing itu. Segerombolan anjing mulai menyerang ruka namun, semua dia hindari. "Hehehe"laki-laki yang tadi tersenyum mengerikan. Ruka mengarahkan tangan kanan nya menghentikan para anjing, "baik karena jumlah mereka akan aku gunakan jurusku"ruka dengan senyuman sombong melihat para anjing. "(Jurus, hehehe ayo tunjukan aku tidak sabar!) "laki-laki itu tersenyum jahat. Ruka menarik nafasnya dan, "rukaaaaa dush! "Dengan amat cepat ruka meninggal anjing itu. Tatapan bodoh laki-laki itu, "enak saja aku melawan mahluk aneh itu! "Ruka makin mempercepat larinya. Laki-laki itu dengan penuh amarah, "cepat tangkap dan bunuh dia! "Laki-laki itu berteriak memerintahkan semua anjingnya. Anjing itu dengan amat cepat mengejar ruka dan terhenti di sebuah gedung pengerjaan. Para Anjing mencoba mencium bau ruka namun tidak menemukannya, "kainggggg"suara salah satu anjing. Anjing melihat salah satu temannya tak sadarkan diri, mereka mulai waspada dan mendadak satu persatu dari mereka telah dikalahkan. Dan akhirnya semua anjing tak sadarkan diri, mendadak muncul laki-laki tadi dengan penuh amarah. "Dimana kau sialan! "Dia berteriak dengan penuh amarah. Mendadak di kegelapan muncul nata biru menyala tepat di belakang laki-laki itu. "Di belakangmu "terdengar suara yang amat tenang. Laki-laki itu menghadap dan pukulan amat kuat mengenai wajah laki-laki, membuat dia menghantam wadah drum kosong. "Siapa kau ini huh!"dengan malas ruka mengelus kepalanya. Laki-laki itu tersenyum jahat, "akhirnya kau muncul juga hahaha! "Dia tertawa terbahak-bahak. Ruka yang bingung merasakan sesuatu di tangan kirinya, mendadak terlihat sebuah senjata tajam seperti rantai mengikat tangannya. Laki-laki itu menarik tangan kanannya dan, "s***h "tangan kiri luka terpotong. "Ahhhhhh"ruka menahan sakit di tangan kanannya yang mengeluarkan banyak darah, "sialan kau! "Ruka melotot dan tendangan mengarah ke wajahnya membuat ruka menghantam dinding. "Hahaha, ayo berdiri sialan "dia menarik rambut ruka. Laki-laki itu terdiam saat melihat sebuah besi tajam menembus perutnya, "mati kau! "Ruka dengan kepala bedarah tertawa kecil. Laki-laki itu gemetaran dan mendadak tubuhnya bertukar dengan Anjing, membuat Anjing mati tertikam besi tajam ku. "Hampir saja, hehehe"dia tertawa dengan posisi tempat anjing tadi yang ter pingsan. "Sialan kau apakan Anjing ini! "Ruka menarik besi tajamnya di d**a Anjing itu. "Dia hanya hewan life summon ,mau dia mati berkali tidak masalah untukku hehehe "dia tertawa jahat melihat ruka. "Kau pikir nyawa sebuah mainan! "Ruka meneriaki laki-laki itu. Laki-laki itu dengan cepat menusuk tangan kanan luka dengan sebuah paku besar sampai tertembus. "Ahhhhh"ruka menahan sakit di tangan kanannya yang mengeluarkan banyak darah. "Menyedihkan sekali, jika kau ingin hidup beritahu aki dimana lokasi pedang legendaris itu! "Laki-laki itu melotot dengan penuh amarah. Ruka melihat laki-laki itu, "pedang apa maksudmu, hehehe "ruka tertawa kecil. "Apa yang lucu! "Dia meneriaki ruka. "Hehehe, aku tidak mengerti apa maksudmu walaupun aku tahu dimana pedang itu tidak akan pernah aki berikan padamu sampah menyedihkan pufff"ruka meludahi wajah laki-laki itu. "Sialan kau! "Laki-laki itu melempar ruka sampai menghantam besi tiang gedung. Ruka yang hampir tidak sadarkan diri, mendadak tangan kanannya mengeluarkan cahaya namun redup lagi. "Apa ini? "Ruka bingung dan saat matanya tertutup laki-laki itu mulai mendekatinya. ~||~Di kediaman muramasa ~||~ Di lemari kosong ruang tamu, sebuah kotak mendadak bergetar amat kuat, membuat nenek ruka membuka lemarinya. "Kenapa pedang itu gemetar jangan-jangan! "Nenek ruka membuka isi kotak itu. Dan terlihat sebuah pedang tua dengan besi yang agak lapuk mengeluarkan cahaya. "Freya, kau telah menemukannya end contract "nenek ruka melepaskan segel sihir di pedang itu. Mendadak pedang itu terbang menuju ke tempat ruka dengan amat cepat. "Sialan kau beraninya meludahi wajahku! "Laki-laki itu kesal sambil membersihkan wajahnya. "Jadi ini penerus reiji muramasa, menyedihkan sekali keturunanmu ini dia seperti sampah saja! "Laki-laki itu mengarahkan senjatanya ke arah ruka yang ter pingsan. Mendadak suatu benda jatuh tepat di depan ruka yang ter pingsan,terlihat sebuah pedang tua yang retak menancap ke tanah dengan cahaya amat terang. "(Terang sekali!)"ruka membuka matanya dan melihat pedang bercahaya di depannya. "Itu dia pedang legendaris hehehe, jadilah milikku! "Dia mencoba menarik pedang itu dengan rantainya namun terpental. Sebuah dingin cahaya melindungi pedang itu dan ruka, ruka yang tidak dapat berdiri merasakan sesuatu seperti orang membopong nya. Saat ruka membuka matanya dia melihat laki-laki yang tadi di kuburan berada di depannya. "Siapa kau? "Ruka mengarahkan tangan kanannya. Laki-laki itu memegang tangan kanannya dengan sangat lembut, mata yang masih tidak mengeluarkan ekspresi sama sekali. "Aku reiji muramasa "dia mengeluarkan suaranya untuk pertama kali. ...  ... Mendadak bibirnya menunjukkan senyuman seperti kebahagiaan dan kesedihan juga saat melihat ruka. Ruka memfokuskan pandangannya dan laki-laki itu menghilang tepat di depannya. Pedang itu mengeluarkan cahaya yang makin besar, ruka mencoba berdiri dan mengambil pedang itu. Saat ruka menarik pedang itu, cahayanya makin terang dan terlihat pedang tua itu bergetar dan besi-besi tua yang menempel terkelupas dan berubah menjadi pedang putih. ...  ... Cahaya menyinari pedang itu sampai ke langit yang amat tinggi. "Dia mengambilnya sialan! "Dia mencoba merantai ruka namun tidak berhasil karena ledakan di sebabkan pedang itu. Terlihat di dalam kabut ruka yang tadinya tidak dapat berdiri, mendadak bisa berdiri dengan Tegap dan merasakan semangatnya yang mulai mengembara. "Akan aku buat kau menyesal laki-laki narsis! "Ruka dengan tenang mengarahkan pedangnya ke laki-laki itu. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD