CHAPTER 50

809 Words

Nadi POV Aku meninju bahu Rizky kesal. Sekarang sudah jam tengah delapan malam. Setelah resepsi usai tadi, kami ikut beres-beres membantu ibu-ibu dan yang lainnya. Lalu setelah makan dan aku mengajak Rizky untuk bicara berdua, tanpa meninggalkan meja makan. Kebetulan pria itu duduk di samping kiriku. "Untuk apa kau kembali?" tanyaku kesal. Dia tertawa lebar, lalu masih sempat-sempatnya menyentil dahiku. "Apa salahnya aku pulang? Kan bukan negara nenekmu juga!" Karena tinju sepertinya masih kurang, kucubit kulit lengan Rizky hingga pria itu mengaduh kesakitan. Dia menatapku kesal, ah dia sepertinya marah. "Apa? Mau marah? Dasar moody!" ejekku. Rizky terdiam, aku pun jadi salah tingkah karena merasa bersalah. Apa cubitanku luar biasa sakitnya? "Aku tidak tega tidak menghadiri pern

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD