bc

Jodoh untuk Si Bujang

book_age16+
300
FOLLOW
1K
READ
possessive
family
sporty
CEO
drama
comedy
bxg
biker
regency
first love
like
intro-logo
Blurb

Kesuksesan yang diraih Ilham Ramadhan sebagai seorang CEO, berawal dari patah hati. Bertahun-tahun berusaha melupakan cinta pertamanya yang bernama Kirani Kumalasari.

Usia yang sudah matang membuat kedua orang tua Ilham berulang kali menjodohkannya dengan beberapa gadis yang mungkin dapat membuka kembali hati Ilham yang tertutup. Hingga akhirnya Ilham jengah dengan sesuatu yang disebut perjodohan.

Ilham yang berusaha menenangkan hatinya di rumah sang Kakek, mengantarkannya bertemu dengan seorang gadis desa yang sederhana. Pesona gadis itu mampu meluluhkan hati Ilham yang membeku. Gadis desa yang bernama Zahra Chaerunisa.

Ilham yang mulai jatuh hati pada Zahra, berencana mengenalkannya pada keluarganya. Namun sesuatu hal membuat Ilham kembali dilema. Ketika dirinya mengetahui perihal perjodohannya dengan sang mantan kekasih yang selama ini berusaha ia lupakan.

Bagaimana kisahnya? Apakah Ilham akan menikahi Zahra? Atau justru kembali pada Kirani?

Cover vector by Riandra_27

Font by PicsArt Premium

chap-preview
Free preview
1. Memulai Cerita
Ilham Ramadhan ialah seorang pemuda berdarah Sunda yang berparas tampan nan karismatik. Tinggi badan 178 sentimeter dengan berat badan proporsional. Berkulit putih dengan potongan rambut spike membuatnya terlihat gagah dan memesona. Pemuda pemilik senyuman yang menawan dengan lesung pipi di sebelah kanannya itu, mampu membuat salah tingkah setiap kaum hawa yang memandangnya. Saat ini, usianya tergolong sebagai pria matang. Bagaimana tidak, karena usianya sudah menginjak 32 tahun. Ya, memang biasanya pria berusia kepala tiga dianggap sebagai bujang lapuk jika belum menikah. Namun dia tetap cuek dan membiarkan orang beranggapan apa padanya, karena bagi Ilham orang lain tidak pernah mengalami dan merasakan bagaimana perasaannya saat itu. Walau usia Ilham sudah bukan remaja lagi, tapi dia tetap menyimpan sejuta pesona dan karisma sebagai seorang pria matang, mapan, dan memiliki jabatan. Tentu saja banyak gadis yang ingin menikah dengannya, tapi hatinya sulit sekali berpaling dari masa lalunya. Rasa kecewa masih ada, rasa sakitnya pun masih membekas jauh dalam lubuk hatinya. Ilham pun belum mengetahui bagaimana prosesnya agar dia bisa melupakan kenangan itu. Selepas subuh itu, Ilham menggunakan waktunya untuk merenung. Seperti biasanya dia duduk di taman belakang rumah, karena di sanalah tempat favorit Ilham. Dia bertempat tinggal di daerah Dago, yang berada di salah satu sudut kota Bandung. Daerah Dago menjadi salah satu tempat iconic yang sering dikunjungi banyak wisatawan. Ilham sangat bersyukur memiliki tempat tinggal di sana. Pemandangan yang asri dan sejuk khas Bandung Jawa Barat, tampak jelas dipelupuh matanya. Tatapannya semakin berbinar ketika ia memandangi panorama alam yang asri dengan sejuta pesona yang mampu mendamaikan jiwa. Tampaknya mentari pagi masih malu untuk menyapa ibu pertiwi. Namun semburat jingga kemerahan di ufuk timur mulai menampakkan senyumnya. Tak butuh menunggu lama, kini mentari pagi mulai menghangatkan kulit Ilham. Dia merasakan kehangatan sinar mentari itu, sangat segar, hangat, dan bersemangat. Dia tersenyum di antara indahnya panorama. Lalu beranjak dari kursi dan berdiri untuk merentangkan kedua tangannya sembari menghirup sejuknya udara pagi ini. “Ah... sangat sejuk dan segar.” Ilham menggeliat untuk melemaskan otot-otot tubuhnya. Ia tersenyum ceria menyambut hari ini. Setelah puas menghirup udara pagi yang sejuk, ia kembali duduk dan menikmati secangkir teh manis hangat yang semakin membangkitkan semangatnya untuk menyambut kegiatan hari ini. Walau hatinya masih teringat kenangan manis bersama seorang gadis bernama Kirani. Ya, Kirani Kumalasari cinta pertama Ilham Ramadhan. Ilham pertama kali mengenalnya ketika masih kuliah. Kirani adalah mahasiswa baru, sedangkan Ilham adalah seniornya. Kisah Ilham dan Kirani, bisa dikatakan sebagai cinta pada pandangan pertama. Wajah yang manis, meneduhkan, rambutnya lurus sebahu berwarna hitam. Tinggi semampai dengan kulit kuning langsat. Membuat Kirani menjadi gadis incaran Ilham waktu itu. Sering sekali Ilham mencari-cari kesalahannya, agar Ilham memiliki alasan untuk bisa menghukum Kirani. Rasa gemas terhadapnya berubah menjadi rindu. “Ah, sudahlah! Sebelas tahun berlalu, tapi semua masih tersimpan rapi dalam hatiku. Entah apa salahku, hingga Kirani lebih memilih bertunangan dengan seseorang yang baru dia kenal, karena perjodohan.” Tatapan Ilham menunduk ketika mulai mengingat drama percintaannya di masa lalu. “Kasep... Ilham... cepat sarapan!” “Kasep...?” suara mami terdengar dari dalam ruang makan. (“Ganteng... Ilham... cepat sarapan!”), Seperti biasa, suara mami selalu mengagetkan Ilham ketika dia mulai merenung. Ilham yang terkejut seketika langsung mengelus dadanya sembari menghela napas. “Huft... Mami mengagetkanku saja... sepertinya Mamiku memiliki indra keenam yang terpendam. Lantaran setiap kali aku sudah mulai mengingat Kirani, Mami selalu membuyarkan lamunanku. Di kantor saja, setiap kali aku mulai mengingat Kirani, tiba-tiba Mami meneleponku bahkan menyambangiku ke kantor. Sepertinya itu suatu kebetulan yang sangat sering terjadi, atau memang Mami punya indra keenam?” Ilham menggerutu sembari berpikir, diiringi tertawa geli dalam hati kala mengingat tingkah maminya. “Kasep...,” suara mami terdengar lagi dari dalam ruang makan. “Iya... Mami... sekedap heula atuh... sebentar lagi, Mi!” sahut Ilham dari taman belakang rumah. “Ilham...” suara mami kembali terdengar. “Iya... Mi....” Ilham merasa harus bergegas ke arah sumber suara. Dia beranjak dari kursinya sembari menggerutu lagi. “Begitulah Mamiku, dengan segala perhatiannya.” Ilham kembali tertawa dalam hatinya. Maminya Ilham bernama Endah Kirana. Ia adalah anak tunggal dari kakeknya Ilham yang bernama Hans Kertarajasa. Sedangkan nenek dari Ilham sudah meninggal tiga tahun lalu. Papinya Ilham bernama Haris Nataprawira. Pemuda baik yang berhasil meluluhkan hati Hans Kertarajasa dan akhirnya direstui untuk menikah dengan Endah Kirana. Ilham mempunyai seorang adik yang usianya terpaut jauh dengannya. Namanya Vivi Ramadhania. Bayangkan saja! Sekarang ia baru kelas 7 sekolah menengah pertama. Banyak orang berkata kalau Vivi lebih pantas menjadi anak Ilham ketimbang adik dari Ilham. Lagi-lagi Ilham cuek dan membiarkan mereka mau berkata apa atau berpendapat seperti apa tentang dirinya yang dicap sebagai ABG tua. Namun yang jelas Ilham sangat menghormati kedua orang tuanya dan menyayangi Vivi si adik manisnya. Hampir seantero jagat Bandung dan sekitarnya, mengenal nama Hans Kertarajasa. Tuan tanah perkebunan dan pertanian di daerah Bandung. Pengusaha kuliner dan kerajinan kulit khas Cibaduyut yang sangat iconic di Bandung. Namun banyak yang tidak mengetahui jika Ilham adalah cucunya. Alasannya sangat mendasar, Ilham ingin berteman dengan siapa saja tanpa memandang kasta. Teman sekolah dan teman kuliahnya tidak mengetahui hal itu. Kecuali tiga sahabat Ilham yang mengetahui bahwa Ilham berasal dari keluarga Hans Kertarajasa. Mereka adalah Darto, Radit, dan Cecep. “Kasep... Geulis... hayuk sarapan dulu! Ini Ceu Kokom sudah membuat sarapan lezat pagi ini,” suara mami terdengar lagi. Mami adalah sosok panutan untuk Ilham. Beliau selalu memperhatikan keluarganya. Bahkan semua asisten rumah tangga di rumah itu selalu mendapat perhatian mami. Memang, banyak yang bilang kalau mami sering ceplas-ceplos dan cerewet dalam berbicara. Namun semua yang mami lakukan adalah bentuk dari sebuah perhatian. Bagi Ilham, rasanya ada yang kurang jika sehari saja tidak mendengar suara mami. Ilham mulai melangkahkan kaki menuju sumber suara. Ya, suara mami. “Kenapa aku kembali tertawa setiap kali mengingat ulah Mami yang sering sekali tiba-tiba muncul di hadapanku atau ketika mendengar suaranya yang sontak membuyarkan lamunanku.” Ilham berbicara dan tertawa geli dalam hatinya. Aroma lezat nasi goreng kesukaan Ilham mulai tercium. Rasanya perut Ilham mulai perih dan bermain orkestra. Lantaran aroma lezat nasi goreng telah merasuki pikirannya. Lalu Ilham duduk di sana bersama adiknya yang terlihat sudah lebih ceria. “Aku melihat adikku sudah pulih... senyum cerianya membuatku lega. Pasalnya dua hari yang lalu Vivi terkena demam... aku juga melihat senyuman Mami yang sangat tulus memperhatikan kami... beliau mulai sibuk menata piring di meja makan bersama Ceu Kokom asisten rumah tangga kami... tak lama setelah aku duduk di sana, Papi datang menyapa kami.” Ilham kembali berbicara dalam hatinya, sembari memperhatikan keluarganya. “Aduh... aromanya... bikin Papi lapar...,” ujar Haris sambil tersenyum menatap istrinya. Haris selalu menebarkan senyum pada keluarganya. Kemudian Haris menyapa Endah dan mencium keningnya. Semua terlihat sangat harmonis. Pemandangan pagi ini membuat Ilham merasa iri. Lantaran Ilham ingin memiliki seorang istri. Namun Ilham masih belum menemukan cara untuk bisa berpaling dari masa lalunya. Kirani Kumalasari cinta pertama Ilham Ramadhan. Saat itu Ilham kembali merenungi perjalanan cintanya. “Entahlah bagaimana kabarnya sekarang. Sudah sepuluh tahun lalu aku sengaja membuang semua hal yang berhubungan dengannya. Berusaha membuang semua kenangan indah bersamanya, walau hati ini masih enggan melupakan kenangan indah bersamanya. Semoga dia bahagia, walau hati ini masih menyimpan namanya.” Ilham berbicara lirih dalam hatinya ketika mengingat masa lalunya. Ilham adalah tipe pria yang sulit jatuh cinta, sehingga ketika dirinya mulai menyukai seseorang, maka akan sulit melupakannya juga. “Kasep... ulah ngelamun atuh! Sok sarapan heula! Yuk Papi mulai baca doanya!” (“Ganteng... Jangan melamun saja! Ayo sarapan dulu! Yuk Papi mulai baca doanya!”), suara mami terdengar lagi. Sontak Ilham terkejut dan lamunannya buyar seketika. “Benarkan apa yang aku bilang, setiap kali aku mulai memikirkan Kirani, Mami selalu muncul membuyarkan semuanya. Aku makin curiga jika Mami memiliki indra keenam yang terpendam.” Lagi-lagi Ilham tertawa geli dalam hati sembari melirik maminya yang super sibuk memperhatikan semuanya. Pagi yang hangat sehangat suasana hati keluarga Haris Nataprawira. Haris yang selalu memberi perhatian pada istri dan kedua anaknya. Vivi yang selalu manja dan banyak maunya membuat semua gemas terhadapnya. Ilham masih memperhatikan suasana hangat pagi itu. “Mungkin juga aku selalu membuat Papi dan Mami kesal... karena aku masih saja menyandang gelar perjaka tingting... kalau ada yang bertanya masalah ini padaku, seperti biasa akan aku keluarkan jurus jawaban andalanku... sudah takdir!” Ilham kembali tertawa geli mengingat perjalanan takdir cintanya. “Kasep... hari minggu teh ada acara atau enggak?” ujar mami pada Ilham. “Tergantung, Mi... kalau anak klub ngajak sanmori ya... berarti Ilham ada acara... memangnya kenapa, Mi?” jawab Ilham pelan sambil menyantap nasi goreng pedas buatan Ceu Kokom. “Eh... kalau enggak ada acara, antar Mami ke pengajian ibu-ibu kompleks, atuh! Bisa meureun?” Mami tersenyum manis pada Ilham. “Iya, Mi,” jawab Ilham pelan. “Eh... kasep, ulah iya iya wae atuh... serius ini teh Mami tanya!” ujar mami padaku. “Iya... Kanjeng Mami, hari minggu biar Ilham batalkan semua janji sama anak-anak motor.” “Nah meni cocok eta mah atuh.” Mami terlihat semringah. “Tapi, Mi... bukannya Mami bisa berangkat sendiri, ya?” ucap Ilham meledek maminya sembari menahan tawa dan ekspresinya datar. “Eh... atuh, Mami juga pengin sekali-kali di antar anak bujang Mami .. biar sekalian kenalan sama teman-teman pengajian Mami, kitu!” Mami kembali tersenyum penuh intrik seperti biasanya, sudah barang tentu Ilham akan dijodoh-jodohkan lagi dengan anak gadis teman pengajian mami. “Sekalian kenalan sama anak gadis teman Mami lagi?” ujar Ilham spontan. “Kenalan teh enggak ada salahnya atuh, Kasep! Siapa tahu jadi jodoh, kan?” ujar mami sambil melirik dengan senyum khas mami ketika mulai menjodoh-jodohkan Ilham. Lalu Ilham melihat mami dan papi saling tersenyum seakan memberi kode untuk melancarkan aksi mereka dalam mencari jodoh untuk Ilham. Bagaimana bisa Ilham menolak permintaan mami. Kalau pun dia menolak, pasti mami selalu mempunyai seribu alasan, agar Ilham tidak bisa menolak permintaan mami. Bukan hal yang tabu lagi kalau ujung-ujungnya mami mengenalkan Ilham pada anak gadis teman pengajian mami atau teman arisan mami. Nasib menjadi perjaka tingting yang keren, tajir melintir, penuh karisma, siapa lagi kalau bukan Ilham Ramadhan. Ilham hanya berdehem dan menunduk, lalu kembali menyantap nasi goreng yang sudah tinggal beberapa sendok lagi. Sebenarnya Ilham merasa geli jika dijodoh-jodohkan begitu. Namun apalah daya Ilham, untuk melupakan Kirani saja belum bisa. Sanmori adalah singkatan dari Sunday morning ride, yang biasa digunakan para rider (sebutan untuk para pencinta hobi motor) untuk sekedar hang out bersama keliling kota Bandung. Banyak kegiatan sunmori ini. Selain sebagai hiburan melepas jenuh di saat weekend. Terkadang juga mereka meluangkan waktu untuk berbagi pada sesama yang kurang mampu. Mereka memberikan bingkisan berupa sembako pada masyarakat yang membutuhkan atau membagikan nasi bungkus pada anak-anak jalanan. Sejak kecil Ilham sudah menyukai segala sesuatu tentang otomotif, karena Haris juga sangat gemar dengan otomotif hingga mengoleksi beberapa motor gede dan mobil sport. Hal itu membuat Ilham antusias terhadap otomotif. Setelah dirinya sukses menjadi pengusaha, maka Ilham membeli motor impiannya dengan uangnya sendiri. Motor Harley Davidson fat boy berwarna merah. Jika melihat garasi rumah Ilham, maka di sana terlihat beberapa koleksi moge, motor klasik, mobil sport, mobil klasik, dan beberapa sepeda dengan harga fantastis. Ilham kembali mengingat Kirani, kandasnya hubungan mereka hanya karena Kirani kesal pada Ilham. Ia merasa kurang mendapatkan perhatian dari Ilham yang disibukkan dengan kegiatan hobi bermotornya itu. Padahal Ilham sangat menyukai kegiatan bermotor juga mengikuti klub motor laki. Itu alasan mengapa Kirani lebih memilih bertunangan dengan pria lain yang lebih bisa memberikan banyak waktu pada Kirani, dari pada mempertahankan hubungannya dengan Ilham. Tatapan Ilham tertuju pada meja makan yang ada di hadapannya. Pikirannya melayang mengingat masa lalunya. “Entah bagaimana kabarnya, yang pasti sangat sulit sekali melepaskannya dari dalam hati ini. Banyak orang bilang jika cinta pertama sulit untuk dilupakan. Memang benar adanya, itu kenyataan. Sebelas tahun berlalu, tapi nama Kirani masih saja bertakhta dalam hatiku.” Ilham menghela napasnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

YUNA

read
3.0M
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
400.5K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook