7. Sampai kapan

1243 Words
Melihat cara Alina yang terlihat tidak tahu apapun membuat para rekan bisnis Daniel saring menatap satu sama lain. Jujur saja mereka sangat bingung dengan sosok Daniel yang dikenal sangat disiplin bisa memiliki seorang sekertaris seperti Alina yang terlihat tidak mengerti apapun. "Maaf sebelumnya pak Daniel. Apa anda yakin memperkerjakan seorang sekertaris seperti ini? Dari segi Apa pun ia sungguh tidak pantas menduduki jabatan ini dan bukan hanya itu saja, dari gaya yang dilakukan olehnya terlihat sangat tidak profesional," Kata seorang rekan dengan tatapan merendahkan sosok Alina. "Apa yang dikatakan oleh Pak Dewa itu benar pak Daniel. Dari segi berpakaian saja sangat kampungan berbeda sekali dengan Sasa, gadis cantik yang sangat seksi bila berpakaian," Ujar seorang rekan yang merupakan sahabat dari Dewa. "Bahkan anda juga bisa melihat bagaimana cara kerjanya. Ia bahkan tidak mengerti dengan apa yang anda minta saat ini," Kata Dewa dengan sebuah tawa meremehkan sosok Alina, memang Alina hampir saja menangis saat ini. "Tunggu sebentar pak Dewa dan juga Pak Ardi. Apa cara seperti ini yang dilakukan oleh orang yang memilih reputasi seperti Anda - anda, apa ucapan yang anda ucapkan adalah ucapan yang sangat baik untuk di dengar? Coba saya tanyakan pada kalian? Apa kalian mau bila suatu hari nanti saudara atau keluarga kalian dihina seperti yang anda lakukan saat ini. Apa anda akan menerima semua ucapan dari semua orang yang telah menjatuhkan nama kerabat anda?" Tanya seorang pria membuat kedua rekan itu terdiam sesaat. "Maksud kami bukan begitu pak..!!! Ucapan kedua harus terhenti. "Sudahlah sebaiknya kita hentikan perdebatan ini. Dan saya berharap tidak ada lagi ucapan yang dapat menyakiti satu sama lain, karna jujur saja itu tidaklah wajar dan sangat menyakiti hati orang," Tegas pria itu sambil kembali fokus pada ponsel miliknya. Alina menundukkan kepalanya dengan perasaan malu yang secara bersamaan. Sungguh dirinya sangat malu saat ini, apalagi tanpa sadar ia mendapatkan sindiran dari para rekan kerja Daniel. Membuat Daniel menghela nafas lelahnya. "Kau benar Rey. Tidak semua manusia di dunia ini sempurna dan aku setuju denganmu, bahwa jangan pernah melihat fisik seseorang saja. Tapi nilai lah dia dengan hatinya, bukan fisiknya," Kata Daniel dengan nada bijaknya. Daniel memberikan sapu tangan miliknya kepada Alina, awalnya Alina menolak tapi pada akhirnya ia menerimanya. "Jangan menangis apalagi merasa tidak pantas, karna pada dasarnya kau sangat pantas di sini Alina. Ayo kau duduklah di sini," Perintah Daniel sambil memundurkan kursi untuk Alina duduki. Alina duduk dengan hati ragu dan cemas bersamaan. Sedang pria yang tidak lain Rey Ziggy Davine adalah pria yang memiliki sifat yang cuek kepada lawan bicaranya, memiliki wajah yang tak kalah tampan dari Daniel, memiliki pendengar yang cukup tajam walau sebagian orang menganggap ia tidak mendengarnya tapi kenyataanya ia mendengar dengan jelas ucapan mereka. Sosok Rey Ziggy Davine, adalah pria yang dikenal sebagai pria yang sangat kaku pada semua orang, pria itu tengah sibuk menatap ponsel miliknya dan dirinya duduk di samping Daniel. **** "Ada apa Rey? Apa yang tengah kau pikirkan saat ini?" Tanya Daniel yang merasa ada yang tidak beres dengan sosok Rey. "Aku yakin kau tahu kenapa aku begini?" Ujar Rey dengan tatapan kecewanya." Jangan menangis seperti itu. Anggap saja kau tidak pernah mendengarnya," Kata Rey kembali saat menatap Alina yang masih terisak. Sedangkan para rekan Daniel merasa malu saat ini. Karna secara tidak sadar mereka mendapatkan sindiran dari Rey, pria kaku yang dikenal tidak suka mencampuri urusan orang. Pada nyatanya mereka merasa mendapatkan sindiran dari Rey secara langsung. "Ya. Aku tahu, ini pasti tentang hubunganmu dengan Melodi, bukan begitu? Dengarkan aku Rey. Kau tidak perlu khawatir akan hal itu, karna pada dasarnya Melodi hanya akan menjadi milikmu aku akan menjamin itu. Hanya saja kau perlu bersabar saat ini, biarkan adikku tenang dulu," Nasehat Daniel yang mengerti akan perasaan Rey saat ini. "Sampai kapan aku harus menunggu Dani. Sampai kapan?" Tanya Rey dengan nada kesalnya," Aku sudah bersabar dan kesabaran ku sama sekali tidak membawakan hasil Apa pun," Kata Rey sambil menatap ke arah lain membuat Daniel hanya mampu terdiam saja kali ini." Siapa namamu?" Tanya Rey saat ia kembali menoleh ke arah Alina. "Saya Alina. Pak," Jawab Alina sambil terisak. "Alina sudah kau tidak perlu menangis seperti ini. Anggap saja apa yang kau dengar itu tidak pernah terjadi, benar apa kata Rey kau abaikan saja semua yang kau dengar itu," Kata Daniel tegas. "Alina. Berapa kali harus aku katakan kau jangan menangis lagi, jika kau menangis seperti ini kau akan di anggap lemah oleh mereka. Lagian kau harus belajar dari Melodi yang memiliki sifat tegas dan kau harus bisa mencontohkan hal itu," Kata Rey tegas sambil mengeluarkan berkas untuk persentasi, YA. Rey tidak pernah di dampingi oleh seorang sekertaris karna pria itu lebih suka bekerja sendiri tanpa dibantu oleh orang lain. Rey memulai presentasi miliknya di depan para rekan - rekan bisnis milik Daniel maupun milik Rey. Keduanya memang sudah bekerja sama sejak dulu jadi sudah sewajarnya jika Rey berada di perusahaan Hartawan. ***** Flashback On Rey Ziggy Davine, adalah tunangan dari Melodi Andhika Hartawan, keduanya memang sudah lama di jodohkan. Mungkin sejak usia Melodi memasuki usia 5 tahun, YA. Melodi telah lama di jodohkan oleh kedua orang tuanya, sebelum kedua orang tua Daniel dan Melodi tiada. Usia Rey dan Melodi hanya berbeda 5 tahun saja. Melodi sudah bertunangan dengan sosok Rey Ziggy Davine sejak 2 tahun yang lalu. Tapi Rey selalu di abaikan oleh Melodi membuat pria itu harus berusaha untuk menahan dirinya sendiri. Meskipun ia tahu jika Melodi memiliki masalah tetap saja Rey merasa terabaikan oleh Melodi, tapi Rey mulai memahami kondisi Melodi membuat ia tidak banyak menuntut kali ini. Meski teleponnya selalu diabaikan oleh Melodi tapi Rey akan berusaha untuk mengerti tentang keadaan yang di rasakan oleh tunangannya sendiri. Flashback Off ***** "Pak Daniel. Boleh saya tahu siapa pak Rey ini?" Tanya Alina takut - takut. "Dia adalah tunangan dari adikku. Melodi, mereka sudah bertunangan kira - kira 2 tahun yang lalu," Jawab Daniel sambil menarik berkas yang ia inginkan dari Alina." Ini berkas yang aku inginkan, Alina," Kata Daniel. "Astaga. Maafkan aku pak, aku ini memang sangat bodoh dalam setiap hal. Aku mohon ma...!! Ucapan Alina dihentikan oleh Daniel. "Tidak masalah Alina. Wajar jika kau tidak paham karna ini adalah pertama bagimu," Balas Daniel menatap ke arah Rey yang terlihat kacau akhir - akhir ini. Membuat Daniel hanya mampu menggelengkan kepalanya menahan rasa cemas dan rasa kasihan pada sosok Rey yang selalu saja di abaikan oleh adik perempuannya. Selesai presentasi, Rey kembali duduk di kursi yang sebelumnya ia duduki. Disusul oleh para rekan lainnya, yang mulai membawakan presentasi mereka yang sengaja ingin mereka tawarkan pada para rekan. Terakhir Daniel maju untuk melakukan presentasi seperti halnya Rey dan para rekan bisnis. Alina menatap kagum pada sosok Daniel, Alina berani bersumpah jika cara bicara Daniel sangat terlihat begitu berwibawa dan sangat detail saat menjelaskan semua hal membuat Alina begitu mengagumi sosok Daniel yang bukan hanya tampan saja tapi juga sangat baik, itu penilaian sosok Alina pada Daniel. "Pak Daniel bukan hanya pintar saja. Tapi juga sangat baik, pak Daniel menang pantas dipuja oleh semua orang karna pak Daniel itu memang sangat baik dan juga pintar dalam segara hal," Puji Alina dengan wajah memerah saat dirinya menatap sosok Daniel." Astaga, Alina apa yang kau katakan? Kau ini sungguh memalukan Alina. Sungguh aku sangat memalukan sekali, sadarlah Alina siapa kau dan siapa pak Daniel," Batin Alina mengutuk dirinya yang tidak tahu malu saat ini. Karna sudah berani menyukai sosok Daniel yang sangat sempurna itu, Tanpa Alina ketahui jika sedari tadi sosok Rey tengah menatap semua gerak gerik Alina saat menatap sosok Daniel. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD