1. Gengsi

1640 Words
12 tahun yg lalu terjadi sebuah kenyataan pahit yg tidak pernah diinginkan. Walau itu sakit, walau itu derita, walau kesempurnaan telah direnggut oleh takdir? Tapi kesempurnaan, kesedihan berawal dari derita saat anak panah itu menancap tepat disalah satu bola mata nya. Hingga terjadilah kerusakan pada salah satu mata sebelah kirinya. Entah ini beban atau takdir yg telah ditulisan-kan oleh sang pencipta. *** Brazil Republik Federatif Brasil atau Republik Federal Brasil adalah negara paling besar dan paling banyak penduduknya di Amerika Selatan. Negara ini merupakan negara paling timur di Benua Amerika Selatan dan berbatasan dengan Pegunungan Andes dan Samudra Atlantik. **** Seorang wanita yg selalu dihina karna matanya bisa dibilang matanya memiliki perbedaan. Sebelah kiri matanya terlihat kecil dan hanya terlihat sedikit bola mata hitam dan lebih banyak bola putihnya, yg lebih mendominasi dan yg satunya tentu masih normal pada umumnya. Kesedihan yg sangat pahit dialami oleh dirinya, berbagai hinaan, caci maki dan kata - kata yg sulit diterima oleh dirinya. Walau hatinya tidak sanggup, tapi dia berusaha untuk menghilangkan egonya dan ke-gengsiannya. Walau terkadang dia merasa gengsi akan fisik yg terlihat itu. Bahkan dia harus putus sekolah karna salah satu matanya yg tidak dapat berfungsi dengan baik, melihat hanya mengunakan satu mata saja bagi dirinya begitu sulit. Ketika ia melihat dipapan tulis pun tidak begitu jelas. Hingga terkadang dia meminjam catatan teman sekelasnya, tapi terkadang ditolak bahkan dihina entah nasib apa yg telah menimpah dirinya. Hingga dirinya hanya lulusan SMP, tapi tidak sampai lulus tentunya. Karna dirinya tau, jika dirinya tidak akan mampu untuk melihat atau membaca tulisan dipapan tulis itu. Akhirnya dengan berat hati dia memutuskan untuk putus sekolah dan hari - harinya dilalui untuk bekerja. Tapi terkadang semua yg dirinya kerjakan selalu salah dimata para pekerjaan lainnya. Yg bisa disebut senior bagi diri nya. Seorang gadis duduk dipojokkan rumah miliknya, dirinya tengah meratapi nasibnya saat ini. "Sampai kapan hidupku harus seperti ini tuhan? Terkadang aku malu dengan diriku ini, hiks...hiks. Aku hidu? Tapi kesempurnaan ku telah direnggut takdir. Siang dan malam hanya hinaan yg aku terima, hanya karna satu mataku yg rusak hidupku hancur berkeping - keping." Ujar seorang gadis sambil menghapus bekas air mata yg ada di wajah cantiknya saat ini. "Nak. Ayo pulang? Hari sudah sore, sampai kapan kau akan terus seperti ini," Panggil seorang wanita paru baya yg merupakan ibu kandung dari gadis itu. "Hiks...hiks. bu, berbagai pekerjaan sudah aku lakukan. Tapi lamaranku tidak satu pun yg diterima? Karna mereka tidak bisa memahami kondisi mata ku ini bu. Aku tahu? Jika mata ku ini hanya berfungsi hanya pada satu mata saja. Bu, hiks...hiks. Aku tidak tahan bu, sungguh aku tidak tahan lagi dengan semua ini," Isak tangis gadis itu dengan air mata yg kian menetes. "Ibu tau kau bersedih. Tapi siapa yg tau nasibmu akan seperti ini, bahkan se-menderita ini alina," Lirih wanita paru baya itu, sambil memanggil nama gadis itu yg tidak lain adalah alina. Alina adalah gadis yg sangat cantik tapi sayang fisiknya yg membuat ia dikucilkan oleh semua orang, banyak yg menghina fisik gadis itu? Membuat alina kerap kali menahan rasa sakit dan rasa sesak di hati kecilnya itu. **** Swiss Swiss, secara resmi Konfederasi Swiss atau dalam bahasa Latin Confoederatio Helvetica, adalah negara federal berisi 26 kanton di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman di utara, Prancis di barat, Italia di selatan, Liechtenstein dan Austria di timur *** Sepasang adik dan kakak saat ini berada dirumah mewah bagai istana raja, tapi ada satu beban yg saat ini berada didalam hati pria muda itu. Apalagi jika bukan insiden 12 tahun yg lalu, yg membuat adik perempuannya yg setiap hari harus menangis. Karna membayangkan peristiwa yg pernah ia lakukan dulu, tanpa disengaja. Ya, tanpa disengaja. Membuat pria muda itu menatap iba pada adik perempuannya yg kerap kali menyiksa dirinya sendiri. **** Flashback On Kejadian ini terjadi saat seorang gadis kecil tengah belajar memanah, entah kesalah siapa. Karna pada saat itu, anak panah itu justru meleset dan seorang gadis tanpa sengaja melintas tepat saat anak panah itu mulai melayang ke arahnya. Sreet "Aaaarrggh. Sakit," Teriak seorang gadis menahan rasa sakit pada salah satu matanya yg saat ini tengah mengeluarkan darah. Karna anak panah itu menancap tepat disalah satu bola mata milik gadis itu. Gadis yg terkena anak panah itu yg tidak tahan menahan rasa sakit pada akhirnya jatuh pingsan dan sang pelaku dibawa bersembunyi dibalik semak - semak karna takut ketahuan oleh para warga yg melintas. Yg saat ini tengah membantu gadis remaja itu untuk mereka bawa kerumah sakit terdekat. "Hiks...hiks. Paman a...ku takut, hiks...hiks. Aku takut dipenjara paman," Ujar seorang gadis kecil sambil menangis sesenggukan karna rasa takut yg hinggap di hatinya. "Non kecil tenanglah. Non akan selamat? Paman akan menjaminnya . Non, Kita harus segera kembali ke kota swiss. Tolong jangan menangis lagi," Ujar seorang pengawal sambil menggendong gadis kecil itu untuk segera meninggalkan lokasi tersebut. Sebelum benar - benar pergi. Gadis kecil yg merupakan si pelaku meminta untuk diantarkan kerumah sakit, sekedar untuk mengecek keadaan gadis remaja itu. Tapi naas? Gadis kecil itu semakin terisak dan tertekan karna mendengar jika salah satu mata gadis remaja itu telah rusak sepenuhnya. Membuat rasa bersalah dihati gadis kecil itu kian membesar, ia akui? Ialah yg bersalah di sini, tapi ia tidak sengaja. Anak panah itu sendiri yg meleset, ia pun tidak tahu sejak kapan gadis remaja itu berada di lokasi yg sama dengan dirinya. Flashback Off **** "Aaaarrgghh. Hiks...hiks," Teriak gadis muda itu sambil terisak karna rasa takut dan rasa bersalah dihatinya. "Sayang. Kau kenapa? Kakak mohon kau jangan menangis seperti ini," Ujar seorang pria sambil mendekap tubuh mungil adik perempuannya yg kembali terisak." Mel. Mel diamlah, Kakak mohon jangan seperti ini." Kata seorang pria muda sambil memeluk erat gadis yg bernama Melodi Andhika Hartawan yg tengah menangis terisak saat ini, yg biasa di panggil mel. "Kakak aku takut? Aku sangat takut. Hiks. Hiks. Kak dani aku sangat takut, aku sungguh tidak sengaja. Kak, A...ku bah.....kan tidak tau itu akan terjadi padanya. Hiks.....hiks," Ucap melodi kepada sang kk yg tidak lain adalah Daniel Andhika Hartawan, yg biasa di panggil dani. "Iya. Kakak tau kau tidak sepenuhnya bersalah. Mel, itu adalah takdir dan itu bukan semata - mata kesalahan dirimu, kau dan si korban punya kesalahan masing - masing? Kau jangan menangis seperti ini, Kakak mohon padamu," Mohon daniel sambil memeluk erat adik perempuannya itu yg tengah menangis histeris. "Ta...pi kak? Tetap saja aku yg bersalah di sini hiks...hiks. Aku yg bersalah di sini kak. Kakak, tolong cari gadis itu kak. Setidaknya aku bisa menebus semua kesalahanku dimasa lalu. Kak, hiks...hiks. Setiap hari bahkan setiap malam aku harus mengingat kejadian itu membuat aku tidak bisa tidur kak. Aku tidak bisa, hiks...hiks. Kesalahan ini tidak bisa aku lupakan begitu saja," Kata melodi dirinya merasakan rasa takut yg amat sangat takut saat ini. "Syuut. Jangan menangis, kakak berjanji akan mencarinya. Kau tenang saja," Ujar daniel agar adiknya berhenti menangis saat ini. "Tapi sampai kapan kak? Kakak sudah mencarinya sejak lama. Bahkan sudah 2 tahun, tapi kakak tidak bisa menemukan dirinya hiks.....hiks. Aku takut, Aku sangat takut kak," Kata melodi sambil berlari meninggalkan daniel yg terlihat terdiam membisu saat ini. Jujur saja daniel sudah mencari gadis Yg dimaksud adiknya itu, tapi daniel belum bisa menemukan gadis yg dimaksud oleh adiknya. Bahkan detektif yg daniel suruh belum mampu untuk menemukan keberadaan gadis yg ia cari 2 tahun yg lalu. **** Alina saat ini memilih termenung didalam kamar? Karna memang inilah yg dijalanin oleh sosok alina selama ini, Dirinya lebih memilih untuk diam didalam rumah karna bagi dirinya, ia takut jika ada yg melihat dirinya dan ibunya akan merasa malu akan kondisi diri nya nanti. "Sampai kapan cobaan ini akan berakhir tuhan. Sungguh aku tidak ingin ibu sampai malu dengan keadaan ku ini, Lebih baik aku merantau ke kota lain? Semoga saja aku bisa mengubah nasibku di sana, hiks...hiks. Aku tidak pernah sekali pun mengeluh tapi hari ini ketika aku bekerja di sebuah toko baju itu," Lirih alina mengingat saat dirinya bekerja tadi. **** Flashback On "Alina. Alina apa kau tidak bisa mencari dengan baik? Kau kalau mencari barang - barang seperti ini, gunakan matamu yg ini jangan yg sudah rusak seperti itu," Sinis wanita tua tesebut, sambil menunjuk - nunjuk ke arah mata alina yg berada di sebelah kiri dalam arti menatap sinis pada fisik gadis tersebut. Flashback Off **** Tidak terasa air mata alina menetes tanpa sadar saat dirinya mengingat dengan jelas penghinaan dari wanita tua itu. Sungguh alina tidak bisa menahan rasa perih dihati kecilnya saat ini. "Ya tuhan. Sampai kapan hidupku harus begini, aku sungguh tidak tahan lagi. Hiks....hiks. Belum lagi kata - kata itu terlintas setiap hari," Lirih alina menahan rasa perih di hatinya saat ingatan itu terlintas di dalam benaknya. **** Flashback On Alina yg saat itu tengah duduk di dalam toko baju. Pada saat itu? Seorang pria yg terlihat sok tampan memasuki toko dimana alina yg tengah duduk santai saat ini dan tanpa sengaja alina mendongak untuk menatap pria itu. "Cantik - cantik kok matanya begitu," Ejek sang pria sambil tersenyum mengejek membuat hati alina terluka sangat parah saat itu. belum lagi setiap pria yg datang bertamu bukan menanyakan bagaimana kabarnya, justru pria yg bertamu ke rumahnya seakan tidak betah saja. Membuat para pria langsung pulang dan ujung - ujungnya tidak pernah datang lagi, membuat alina merasa sangat sakit saat meratapi nasib buruknya itu. Sering kali alina merasa kasihan pada ibunya. Takut jika dirinya akan membuat ibunya malu dengan kondisinya yg kurang sempurna itu, membuat alina memilih untuk menjauh dari ibunya? Entah apa yg ada dipikirkan alina saat itu, bagi alina dirinya begitu buruk dan itu membuat alina selalu merasa gengsi dengan keadaanya. Karna dirinya selalu merasa jika fisiknya itu tidaklah sempurna. Hingga ketika berkunjung ke pasar untuk sekedar berbelanja keperluan dapur. Membuat alina sengaja menutupi matanya dengan menggunakan beberapa helai rambutnya, karna takut dihina oleh orang - orang yg melihat kondisi fisiknya itu. Flasback Off tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD