11. Merindukanmu

1924 Words
Perusahaan Hartawan Saat ini Alina tengah di ajarkan bagaimana cara menggunakan Laptop saat bekerja. Membuat Alina harus menahan nafas karna sulit bagi dirinya untuk mencerna setiap ajaran Pinky pada dirinya, YA. Saat ini memang Pinky tengah mengajari dirinya dengan begitu teliti. "Ternyata susah sekali untuk belajar. Ternyata ucapan nona Sasa itu memang ada benarnya Pinky, aku ini memang bodoh dan juga kampungan," Ujar Alina dengan perasaan sedih. "Oh ya ampun. Alina, kau tidak perlu memperdulikan semua ucapannya, dia itu kalau berucap memang terdengar sangat pedas," Balas Pinky sambil kembali mengajari sosok Alina. Di saat Alina tengah belajar, Daniel memasuki ruangan miliknya sambil duduk di kursi kebesarannya. Pria itu tengah memeriksa semua file milik perusahaan asing yang mungkin akan bekerja sama dengannya. Ya. Mungkin saja. "Picky. Bagaimana? Apa Alina sudah paham akan ajaranmu itu?" Tanya Daniel sambil menatap ke arah kedua gadis pendek itu. "Belum pak. Alina belum memahami Semuanya tapi saya yakin Alina akan paham cepat atau lambat," Kata Pinky. Membuat Daniel mengangguk membenarkan semua ucapan Pinky barusan. "Maaf pak. Maaf jika otak saya bekerja terlalu lambat aku memang suka begitu," Kata Alina dengan wajah menunduk karna malu akan kerja otaknya itu. "Tidak masalah Alina. Lagian tidak semua orang belajar dengan cepat bukan, ada sebagian orang yang memang sulit untuk memahaminya tapi saya yakin cepat atau lambat kau akan mengerti. Sesuai yang di ucapkan Pinky barusan," Balas Daniel. "Tapi saya takut akan membuat pak Daniel kecewa. Bagaimana jika saya benar - benar tidak bisa?" Tanya Alina khawatir dengan kerja otaknya itu. "Alina. Jika kau serius untuk belajar aku yakin kau pasti bisa, ini hanyalah masalah waktu Alina, jadi kau jangan terus merendahkan dirimu sendiri. Lagian jika Melodi ada di sini ia pasti mau mengajarimu karna ia sangat suka mengajari orang," Kata Daniel saat dirinya lagi - lagi teringat pada sosok adik perempuannya. Jujur saja Daniel merasa kesepian saat tidak ada Melodi di dekatnya, seakan ada yang hilang dari dirinya. "Memangnya nona Melodi belum pulang pak?" Tanya Alina saat sudah tidak ada Pinky di sampingnya. Ya. Gadis semok itu sudah keburu pamit untuk kembali bekerja. "Belum Alina. Dia belum juga pulang," Balas Daniel dengan perasaan cemas dan khawatirnya. Ya. Melodi memang tidak pulang bahkan sudah seminggu Daniel tidak bertemu atau sekedar saring menyapa satu sama lain. Membuat Daniel sangat merindukan gadis kecilnya. Bahkan ponsel Melodi tidak aktif membuat Daniel larut dalam kesendiriannya. "Tapi bukankah ini sudah 1 minggu pak? Kenapa nona belum juga pulang, kemana nona pergi?" Pertanyaan Alina entah di tunjukkan pada siapa sebab Daniel pun tidak tahu. "Aku tidak tahu Alina. Itulah sebabnya aku merindukan dirinya dan itulah sebabnya Melodi selalu menolak untuk pergi bersama Rey. Karna jika Melodi pergi bersama Rey seakan gadis kecilku tidak akan pernah pulang untuk waktu yang cukup lama. Dan aku merasakan rasa kesepian itu Alina," Ucap Daniel dengan kedua mata yang hampir meneteskan butiran kristal jika saja pria itu tidak menahannya mungkin saja air matanya sudah menetes saat ini. "Pak. Saya sarankan bapak menjenguk nona Melodi di rumah pak Rey. Mungkin nona ada di sana," Kata Alina mencoba berpikir secara logika. "Aku tidak tahu di mana tempat tinggal Rey sekarang Alina. Sebab aku kemarin mendatangi mansion miliknya, sayangnya Melodi dan Rey tidak berada di sana. Aku sudah bertanya pada para pelayan di Mansionnya tapi sayangnya mereka tidak mengetahui di mana mereka berada saat ini, ini yang membuat aku tidak suka bila Melodi ikut bersama Rey. Sebab bila Melodi ikut bersama Rey aku akan kembali kehilangan kontak dengannya dan sayang nya aku tidak tahu di mana mereka berada saat ini," Kata Daniel dengan wajah menyedihkannya kali ini." Walau Rey adalah tunangan dari Melodi tetap saja hatiku di dalam sana merasa tidak tenang setiap kali Melodi ikut pergi bersama Rey," Ujar Daniel kembali. "Pak Daniel. Kalau boleh saya tahu kenapa nona Melodi harus secepat itu menikah apa ia tidak boleh memilih pasangan hidupnya sendiri. Kenapa nona Melodi harus bertunangan dengan pak Rey bila nona Melodi saja belum siap?" Tanya Alina dengan perasaan ingin tahunya. "Panjang ceritanya Alina. Hingga kami harus melakukan ini, karna kami dulu hidup dari bantuan keluarga Rey. Hingga mau tidak mau Melodi harus mau menerima perjodohan ini, meskipun aku tahu bila adikku sendiri menolak dengan keras akan pertunangan itu. Tapi mau bagaimana lagi ini memang sudah garisan takdir yang membuat adikku harus berada di lingkaran penuh rasa terpaksa ini," Kata Daniel sambil mengusap bingkai foto yang terdapat foto Melodi bersama dengan dirinya. "Maksud pak Daniel? Bapak dan nona Melodi hidup dari belas kasihan dari keluarga pak Rey. Begitukah? Dan bapak ingin membayarnya dengan cara menerima perjodohan ini?" Tanya Alina seakan ia salah mendengar tadi. "Bisa jadi begitu Alina. Aku tahu adikku selalu menangis karna perjodohan ini, tapi aku harus apa. Aku tidak mampu berbuat apapun meskipun aku ingin sekali pun. Tetap saja aku tidak bisa. Karna hutang harus dibayar dengan hutang bukan?" Tanya Daniel entah pada siapa ia harus menayangkan hal ini. Air mata Daniel pada akhirnya harus menetes sebab tanpa sadar ia telah menjual adiknya sendiri demi melunasi semua hutang keluarganya dengan keluarga Rey. Hutang dibayar dengan menerima perjodohan tersebut. ***** Flashback On Sebelum kedua orang tua Daniel dan Melodi meninggal. Kedua orang tua Daniel maupun Melodi sudah terlebih dahulu sepakat, bahwa mereka telah terlebih dahulu menjadikan putri satu - satunya menjadi jaminan untuk membayar semua hutang mereka kepada keluarga Davine. Sebab hanya Melodi lah, satu - satunya jaminan bagi keluarga Hartawan pada saat itu. Karna kedua orang tua dari Daniel dan Melodi sudah tahu bahwa umur mereka sudah tidak panjang lagi, hingga mereka terpaksa menjadi Melodi sebagai jaminan mereka suatu hari nanti. Dan kebetulan saja keluarga dari Rey adalah sahabat dari Alm kedua orang tua Melodi maka dari itu perjodohan itu pada akhirnya terjadi juga. Apalagi dulu perusahaan Hartawan hampir mengalami kebangkrutan dan untung saja Keluarga Davine mau membantu perusahaan Hartawan hingga kembali berdiri dan tidak harus gulung tikar pada saat itu. Meskipun Daniel tahu bahwa Melodi selalu memohon pada dirinya agar perjodohan itu di batalkan saja, tapi sayangnya Daniel tidak melakukannya, sebab Daniel sadar bahwa ini memang adalah takdirnya maka dari itu Daniel tidak dapat membatalkan perjodohan itu meskipun Daniel menginginkannya. Tetap saja Daniel hidup dari hasil keluarga Davine membuat Daniel tidak dapat berbuat apapun selain menyetujui persyaratan yang pernah kedua orang tua nya buat saat sebelum mereka tiada. Meskipun saat ini perusahaan Hartawan mulai di dirikan oleh Daniel sendiri, tentunya tanpa bantuan dari keluarga Davine lagi, tapi tetap saja hutang harus dirinya bayar pada akhirnya. Flashback Off **** "Berarti selama ini nona Melodi merasa sangat tersiksa dengan pertunangan yang tanpa di inginkan oleh nona Melodi. Mungkin saja selama ini nona Melodi tidak bahagia akan perjodohan atau pertunangannya bersama pak Rey," Kata Alina dengan pemikirannya saat ini. "Aku pun tidak tahu Alina. Yang aku tahu hanya satu, yaitu aku akan mulai kehilangan adikku sendiri. Gadis kecilku akan menjadi milik orang lain, walaupun sejujurnya aku tidak pernah bahagia dengan pertunangan adikku bersama dengan Rey. Tapi tetap saja aku tidak dapat mengubah hal yang sudah terjadi apalagi melarang Rey untuk membawa Melodi. Karna pada akhirnya Melodi tetap akan menjadi milik Rey untuk selamanya," Ucap Daniel dengan wajah seduhnya membuat Alina merasakan perasaan sedih yang mungkin di rasakan oleh atasannya sendiri. **** Villa Saat ini Melodi tengah terisak sudah seminggu ia di kurung di tempat yang ia anggap sebagai neraka bagi dirinya. "Sampai kapan kau akan terus mengurung ku di tempat terkutuk ini Rey? Aku muak bila harus berada di tempat ini. Aku muak di sini kau paham itu, Rey." Teriak Melodi di depan wajah Rey, sudah cukup Melodi menuruti keinginan pria itu karna pada akhirnya Melodi sudah tidak sanggup untuk menjalani hidup bersama pria gila seperti sosok Rey. "Jangan berteriak di depanku. Atau kau akan tahu akibatnya," Ancam Rey dengan kedua mata tajam miliknya. "Aku tidak takut padamu Rey, sudah cukup aku menuruti semua keinginanmu. Tapi kali ini aku menolak menuruti keinginan mu sebab aku merindukan kak Daniel, aku tidak mau di kurung terus - terusan di tempat terkutuk ini. Bahkan harus tinggal bersama denganmu," Teriak Melodi di depan wajah Rey. "Sudah aku katakan jangan berani - beraninya berteriak DI DEPAN KU," Bentak Rey sambil mencengkeram dagu Melodi mengunakan kuku tajamnya, membuat gadis kecil itu harus menahan perih saat cengkeraman itu menggores luka di wajah cantiknya." Dan perlu aku ingatkan padamu bahwa kau hidup dari hasil jeri payahku selama ini, apa kau sadar di mana posisimu saat ini?" Sinis Rey membuat Melodi menatap kembali ke arah Rey. "Aku sangat mengingat dengan jelas posisiku. Dan kau bilang aku hidup dari hasil jeri payahmu? Apa kau sadar Rey. Bahwa ini bukan hasil jeri payahmu melainkan hasil jeri payah dari kedua orang tuamu jika perlu kau tahu, dan bukan kau yang membiayai kami tapi kedua orang tuamu yang membiayai hidup kami selama ini. Bahkan aku sangat jijik saat melihat kau dengan mudahnya bermain wajah di depan orang lain, bahkan kau sangat cerdas untuk menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Kau tahu Rey, aku sungguh menyesal karna pernah mengenai dirimu," Kata Melodi. Dirinya memilih membuang muka ke arah lain seakan dirinya tidak ingin menatap wajah pria itu lagi. "Tapi sayangnya takdir mu memang harus mengenal diriku. Sayang, perlu aku katakan padamu bahwa tanpa keluarga Davine kau dan juga kakak bodohmu itu tidak mungkin bisa hidup sampai saat ini. Jadi kau seharusnya berkaca terlebih dahulu. Karna pada akhirnya kau tetap akan menjadi boneka ku sayang," Ujar Rey sambil mengusap sayang puncak kepala Melodi saat dirinya sudah puas melukai wajah gadis itu dengan kuku panjangnya. Melodi harus memejamkan kedua matanya, jujur saja ia harus kuat untuk menahan rasa sakit yang hinggap di hatinya. Meskipun pada akhirnya ia hampir menyerah, YA. Menyerah melawan takdir yang hampir merengut jiwanya. **** Perusahaan Hartawan Saat ini adalah jam pulang kantor. Alina dan Daniel sudah mulai bersiap - siap untuk pulang. "Alina. Jika kau sudah selesai kau boleh pulang terlebih dahulu," Kata Daniel. "Baik pak. Oh ya pak, apa bapak sudah tahu di mana nona Melodi berada saat ini?" Tanya Alina saat melihat wajah sedih dari Daniel. "Aku belum tahu di mana adikku berada saat ini. Karna aku tidak tahu di mana villa Rey berada saat ini. Kau tahu Alina? Aku merindukan gadis kecilku jika kau tahu," Ujar Daniel dengan menghela nafas lelahnya. "Pak Daniel yang sabar ya. Saya yakin nona Melodi pasti juga merindukan Anda. Tapi mungkin nona Melodi belum bisa menemui bapak saat ini," Kata Alina saat ia tahu jika Daniel tengah bersedih." Kalau begitu saya permisi pulang dulu pak," Pamit Alina di balas anggukan kepala dari Daniel. Setelah kepergian Alina, Daniel kembali duduk di kursi kebesarannya dengan tatapan yang amat sangat menyedihkan bila orang melihatnya. "Aku merindukanmu Mel. Kemana kau sekarang? Tolong kembalilah," Pinta Daniel dengan raut menyedihkannya. **** Daniel menjalankan mobilnya dengan perasaan rindu yang secara bersamaan membuat hatinya larut dalam kesedihan. Daniel menghentikan laju mobilnya saat ia menatap ke arah bangunan tua yang selalu di lihat oleh Melodi. "Aku merindukan dirimu Mel. Kau tahu aku sering memperhatikan dirimu? Saat kau menatap gedung tua ini seakan kau memiliki keinginan yang tidak aku ketahui. Mel pulang lah kakak merindukanmu, dek," Lirih Daniel dengan kedua mata yang sudah berkaca - kaca saat dirinya menatap bangunan yang selalu di tatap oleh Melodi setiap melewati lokasi tersebut. **** Saat ini Alina tengah berada di dalam tranportasi umum. Jujur saja Alina sangat bingung kenapa Melodi tidak ada kabar sama sekali, padahal sudah hampir seminggu kepergian Melodi tanpa memberi kabar sedikit pun. "Ke mana nona Melodi? Kenapa nona Melodi tidak ada kabar? Bahkan pak Rey juga menghilang begitu saja?" Batin Alina entah bertanya pada siapa saat ini. Yang jelas Alina sangat bingung tentang semua yang ia lihat saat ini. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD