Shadow rose?

754 Words

Suara gesekan pistol diangkat terdengar seperti detak jam kematian. Nathan berdiri di tengah ruangan itu—udara terasa berat, setiap napas seperti disaring lewat besi panas. Alvaro menatap tanpa berkedip. “Ayo,” katanya datar. “Buktikan.” Orang yang berdiri di samping Nathan — salah satu anak buah Alvaro — menatap dengan senyum sinis. “Cepat. Bos nggak punya waktu nunggu.” Nathan menelan ludah. Ia tahu kalau salah gerak sedikit saja, semua berakhir. Di belakangnya, Kei hampir menahan napas. Dion sudah siap menarik pelatuk senjata tersembunyinya kalau keadaan memaksa. Zayn berbisik pelan, hampir tak terdengar, “Nat, sabar… liat kanan, drum minyak…” Nathan menangkap kode itu lewat sudut matanya. Drum besar di dekat pengawal… penuh bahan bakar. Skenario nekat muncul di kepalanya, secep

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD