bc

MY LOVE FROM THE PAST

book_age0+
2.5K
FOLLOW
28.8K
READ
forced
arranged marriage
CEO
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan yang sangat dinantikan oleh Ferlyn Edwardo. Menikah dengan pria yang dulu di sukainya. Pria itu bernama Delvin Arfa Patterson.

Ternyata dalam pernikahan ini, Ferlyn selalu nangis tiap malam karena Delvin hanya menganggapnya sebagai pembantu.

Lantas, mau dibawa kemana pernikahan ini? Apakah Ferlyn dapat bertahan dengan sikap Delvin yang sangat dingin dan acuh padanya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Dengan lemas aku menopang kepala di meja kerjaku. Hari ini full pekerjaan yang membuatku mati rasa. Apalagi kalau sudah pulang dari kantor, Mama selalu memberondongku dengan segala rentetan pertanyaan yang membuatku sangat kesal. Pertanyaan yang ditanya oleh orangtua seperti biasanya, apalagi kalau bukan ditanya kapan nikah. "Ferlyn kapan kamu menikah?" "Fer, mama pengen cepat-cepat lihat kamu nikah," "Fer, ini sudah waktunya kamu membina rumah tangga dan mama sudah seharusnya menimang cucu." Selalu begitu Mama, pengennya cepat melihat aku menikah. Oh, tolong, aku masih 25 tahun, belum perawan tua. Masa iya disuruh nikah? Pacar saja tidak ada bagaimana mau nikah. "Ferlyn?! Mengapa kamu bermalas-malasan disini? Mau saya pecat kamu?" Suara oktaf milik Pak Derian membuatku terkesiap. Pak Derian menatapku tajam, memandangku 'cepat kerja, satu jam lagi kita ada meeting!'.  Back to the reality, di mana kehidupan pekerjaan yang suntuk dan kehidupan nyata yang sangat berat dipadu menjadi satu. Aku menghela napas panjang, setelah itu Pak Derian masuk ke dalam ruangannya. Oh iya, perkenalkan namaku Ferlyn Edwardo. Umurku 25 tahun, status? Tidak usah dijawab juga pasti sudah tahu jawabannya, dan yeah, aku anak satu-satunya dari keluarga Edwardo. Yang tadi itu, emm... maksudku Pak Derian adalah sepupuku. Umurnya setahun lebih tua dariku. Kami bekerja di kantor yang sama karena kantor ini milik Kakek, sehingga aku dan Derian diutus bekerja di kantor milik kakek atas permintaan mutlak dari beliau. Sebagai cucu walau aku dan Derian memimpikan impian kami masing-masing, terpaksa kami meninggalkannya hanya untuk mematuhi permintaan beliau. Kami sebenarnya keberatan meninggalkan impian kami, Derian yang ingin menjadi dokter, sedangkan aku ingin menjadi perancang busana namun saat itu kakek kondisinya sedang melemah sehingga kami berdua sepakat untuk bekerja di kantor anak cabang untuk menggantikan kakek. Setelah menyiapkan berkas yang sudah kuperiksa, waktu untuk meeting pun sebentar lagi akan dimulai. Aku menyiapkan catatan untuk aku bawa ke ruang meeting. Pintu ruangan Pak Derian terbuka, "Sudah siap?" tanyanya. Aku mengangguk lantas berdiri dari kursiku, lalu kami beriringan berjalan menuju ruangan meeting sebelum ke ruangan meeting, kami menaiki elevator terlebih dahulu agar sampai keruangan meeting yang letaknya di lantai lima. "Der," panggilku tanpa embel 'pak' karena di dalam elevator ini hanya ada aku dan Derian. "Apa?" tanyanya sambil menoleh padaku. "Em.... habis meeting temani aku makan siang ya." pintaku. Derian terkekeh, "Belum meeting saja kamu sudah memikirkan makan siang duluan." katanya geli sendiri. Aku mendelik kesal ke arahnya yang dibalasnya hanya kekehan lagi. Aku merengut, "Ya sudah gak jadi, aku bisa makan siang sendiri tanpa kamu!" ketusku. Derian mengacak rambutku. "Iya, deh, kita makan siang bersama," ucapnya masih terkekeh. Ting! Pintu lift pun terbuka, aku dan Derian keluar dari lift, lalu kami pun tiba di ruangan meeting. "Selamat siang," suara Derian bergema di ruangan ini. Aku langsung duduk di samping Derian karena aku sebagai sekretarisnya. Sedangkan Derian adalah pemimpin meeting di sini. Derian menjelaskan persentasi peningkatan saham selama setahun. Mataku bertumbuk pada satu titik. Ada satu kursi yang kosong. Mungkin saja pemilik kursi itu sedang terjebak macet atau apalah itu. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, "maaf saya telat." katanya sedikit membungkuk tanda hormat. Nah! Benar apa kataku, ternyata dia telat. Ck, gak profesional amat sih pakai acara telat. Lalu dia duduk dihadapanku. Karena kursi yang kosong itu tepat berada di hadapanku. Agak sedikit bingung juga sama sifat Derian, masa dia bukannya marah atau mengingatkan client yang telat. Tapi kini, dia malah diam hanya tersenyum sama pria telat ini. Astaga.. Lalu mata kami bersibobok. Mata itu... Mata indah berwarna Turquoise. Mata yang aku kagumi. Selalu kukagumi. "Ferlyn?!" "Delvin?!" Aku dan dia sama-sama tunjuk menunjuk. Mata kami saling menatap satu sama lain. Kenapa Delvin harus meeting di sini?! Mengapa dia hadir di sini? Mengapa kita harus dipertemukan kembali dan yang membuatku bingung, kenapa harus di tempat ini? Stay calm, Ferlyn. Jangan terlalu terlihat bahwa kau sangat terkejut. Batinku. Aku harap rasaku padanya sudah hilang. Tapi, saat melihat mata tajamnya yang berwarna turquoise itu lagi rasanya jantungku berhenti berdetak. Nafasku tidak beraturan. Apa rasa itu masih ada? Tidak. Tidak mungkin. Aku tidak boleh memiliki perasaan itu lagi. Dia jahat, Ferlyn. Ingat apa yang pernah ia perbuat padamu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

The Unwanted Bride

read
111.1K
bc

Rujuk

read
912.5K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook