Masa Lalu

1262 Words
Flashback... "Sam kau harus mendekati si Sean sampai kapan hanya melihat dia saja? Mau sampai tua kau seperti itu terus" Kata Lisa. "Tapi aku malu Lis" "Kak Sean cakep sih tapi sayang dia tidak kaya..." "Tapi dia pintar bisa dapat beasiswa masuk university bergensi ini tidak seperti kita mengandalkan koneksi dan uang orang tua, apa lagi kau Lisa" Vei ikut menimpali perkataan Lisa. "Aaakh kau Vei kalau bicara memang menyakitkan dan suka bener dech" Ujar Lisa tertawa tanpa sakit hati oleh kata kata Vei yang jarang bicara tapi sekali bicara pedas. Sam sama sekali tidak peduli mau Sean kaya atau tidak punya apapun yang penting dia sangat menyukai Sean itu sudah cukup. Sam juga sama seperti Sean, dia tidak kaya hanya mommy Ursulla yang selalu menikah dengan mantan suami suami nya yang kaya. Samuel juga mempunyai pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan Sam. Samuel Peter salah satu direktur di perusahaan Cortez Group walau tidak sekaya suami Ursulla yang sekarang pemilik Cooper Company. Cooper Company memiliki perusahaan di bidang otomotif, proterty dan masih banyak lagi. Sam pun jadi ikut kecipratan kemewahan yang diberikan daddy tirinya, dia pun juga menikmati semua fasilitas tersebut. Nichollas Cooper memperlakukan Sam dengan sangat baik, menuruti semua keinginannya tak pernah berkata tidak. "Baiklah Lis aku putuskan untuk mendekati Sean" ujar Sam saat melihat sean duduk di kafetaria kampus. Sam melihat Sean hanya membeli minum air mineral dan membuka bekalnya yang seadanya. Miris hatinya melihat hal itu, apakah semiskin itu hidup Sean sehingga dia harus berhemat untuk biaya hidup dengan membawa bekal seadanya. "Haii kak Sean" sapa Sam ramah dan tersenyum dengan manis pada Sean. Sean hanya melihatnya sekilas dan melanjutkan makannya lagi tanpa memperdulikan Sam yang berada disana. "Kak mejamu kayaknya kosong, boleh aku semeja denganmu" ujar Sam lagi dengan semangat. Sean tetap tak peduli dengan Sam lalu dia duduk di hadapan Sean dan melihat Sean makan dengan lahap. "Dengar nona kaya dan manja tak usah sok ramah padaku. Kalau kau hanya datang untuk melihatku makan dan ingin menghina makananku sebaiknya kau pergi" ujar Sean dingin. "Yaa ampun kak Sean.. aku tak ada niat untuk menghina apapun, aku hanya ingin berkenalan denganmu saja" Sam melihat Sean dengan tak percaya, seperti itu kah penilaian lelaki ini terhadap dirinya. "Terserah" ujar Sean datar tanpa melihat Samantha. Sean tetap makan dengan lahap tetap dengan wajar datarnya tanpa memperdulikan kalau dihadapannya ada Samantha. "Akh sepertinya aku gagal" ujar Sam sedih didalam hatinya. Selesai makan Sean langsung berdiri dan pergi meninggalkan Sam begitu saja, Sam memandangi punggung belakang lelaki yang dia sukai dengan raut wajah kecewa, dia terus melihatnya sampai benar benar pergi menjauh dan tak terlihat lagi. Sam melangkah kan kakinya gontai menuju ke meja teman temannya. "Gimana Sam? Sepertinya gagal yak" kata Lisa tertawa melihat wajah Samantha bagaikan tanaman yang kurang air. Samantha menceritakan semua yang terjadi pada Lisa dan Vei. "Sam sepertinya kak Sean itu minder deh, tau sendiri kau kan cantik, kaya, siapa sih Sean Johanson hanya mahasiswa beasiswa di kampus kita" kata Vie. "Kau jangan patah semangat tetap berusaha" kata Lisa berusaha menghibur Sam. "Makasih yaa.. kalian memang sahabatku yang terbaik" Mereka kembali tertawa bersama dan saling bercanda. Lisa dan Vei mencoba menghibur Sam agar tidak kecewa dengan Sean yang tidak memperdulikannya. *** Keesokan harinya Sam tetap tak menyerah dia tetap mencari Sean dan menemukan Sean duduk dimeja bagian pojok belakang kafetaria. Memesan kopi dan hari ini Sam sengaja membawakan Seam sandwich yang  dia buat sendiri. Dia membawa beberapa potong sandwich supaya bisa di makan Sean dan sangat pas hari ini Sean memesan kopi tanpa membawa bekal. Dengan langkah agak agak takut dengan penolakan  lagi Sam mendekati meja Sean. "Eeh ketemu lagi kak Sean" ujar Sam berpura pura seperti orang tak sengaja bertemu dengan Sean. Sean yang mengetahui ada Sam hanya diam terus sambil membaca buku tanpa melihat ada Sam, melirik saja Sean tak mau. "Kak Sean aku bawa bekal loh, mau ga makan bersamaku" "Hmm kak sepertinya kak sean sedang sibuk yaa, ini aku tarus dimeja yaa kotak bekalnya, aku sengaja buat ini untuk kakak. Semoga kakak suka yaa. Ooh iya kak sean sedang membaca buku apa? Kakak suka membaca yaa" Samantha terus berbicara walau tak ada tanggapan dari Sean. Sean bagaikan patung yunani begitu dingin dan kokoh. Sean merasa kesal dan terganggu dengan suara Samantha yang terus menerus berbicara padanya. "Ooh iya kak, kita kan belum berkenalan.. nama aku Samantha Cooper biasa dipanggil Sam dan aku....." "Aku tak ingin berkenalan denganmu" Sean memotong ucapan Samantha dengan matanya masih fokus dengan buku ditangannya. Mendaparkan jawaban Sean seperti itu benar benar membuat Samantha kecewa... "Hmm Kak aku mau permisi dulu, masih ada kelas." Kata Sam berpura pura ramah dan menunjukan wajah cerianya. "Heh nona kaya, tak usah kau pura pura ramah. Sana kau pergi dan kau bawa saja lagi ini kotak bekalmu. Aku tak mau memakannya, nanti malah kau campur sama hal hal aneh lagi" ujar Sean yang masih melihat buku. "Hal hal aneh apa yaa kak? Kalau maksud kakak hal berbau gaib. Aduuh kak jaman sekarang kok masih aja percaya hal begituan sih" ujar Sam kesal. Perkataan Sam sukses membuat Sean melihat Sam dan menyerengitkan dahinya tak suka mendengar perkataan Samantha. Seharusnya tatapan Sean membuat Sam takut tapi yang ada malah membuat Sam terpanah dengan mata biru yang indah itu. Baru kali ini Sean melihat Sam, benar benar melihat dirinya. Mata biru Sean yang melihatnya dengan tajam membuat Samantha bagaikan es krim yang memeleh secara perlahan hanya karena tatapan Sean. "Aduh kak Sean jangan melihatku seperti itu, aku kan jadi malu" ujar Sam pura pura malu padahal di dalam hatinya antara takut dan senang. Sean membelalakan mata tak percaya dengan reaksi gadis di hadapannya itu, seharusnya Sam takut dan langsung pergi tapi respon yang  dapatkan malah gadis itu malu malu. "Kak kalau tidak suka yaa udah dibuang aja yaa. Maaf kak sudah mengganggu waktunya. Bye kak Sean" Sam segera pergi sambil berpura pura tersenyum walau sebenarnya dia kecewa kalau Sean tak memakannya. Setelah dilihatnya gadis itu sudah tak terlihat lagi Sean melihat kotak bekal dimejanya dan membuka kotak tersebut lalu memakannya dengan lahap. Sean merasa kalau sandwich yang buatan Sam sangat lezat. Sebenarnya Sean sangat senang mendapatkan sandwich dari Sam tapi dia sadar dirinya siapa. Dari kemarin Sam datang dihadapannya dia sangat kaget, dia tak pernah menyangka Sam ada dihadapannya. Sean bukannya tak kenal Sam, malah dia yang terlebih dulu jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Sam tapi dia memang sengaja bersikap dingin dan cuek pada Sam, dia tak mungkin bisa bersama gadis itu. Dia hanyalah seorang pemuda miskin tak pantas dengan Sam. Saat Sean makan sandwich buatan Sam ada Lisa dan Vie yang duduk beda beberapa meja dengan Sean dikafetaria. Mereka sedang melakuam video call dengan Sam dan melihat dengan sangat bahagia sean memakan sandwich buatannya. **** "Mom dad aku pergi dulu yaa" ujar Sam dengan bahagia efek Sean kemarin lalu mengecup pipi mom dan dad. "Sam tangkap ini" kata Nicholas melemparkan kunci mobil berlogo kuda jingkrak "Kunci mobil dad?" Kata Sam kaget. "Yaa dan mobilnya ada di garasi untukmu kuliah" kata Nichollas menujuk mobil digarasi. "Aaaaaa makasih dad" Sam berteriak bahagia dan memeluk Nicholas dan mencium pipinya. "Loh kok cuma daddy aja yang kau peluk dan cium, mommy di cuekin deh" Samantha pun memeluk Ursulla dan mengucapkan terima kasih. Sam berangkat kuliah dengan perasaan yang sangat bahagia bisa naik ferarri. "Wuiih mobil baru sam" kata lisa menatap mobilku dengan mata berbinar binar "Iya dari dad nicholas" kata sam senang "Dad baru mu baik sekali yaa sam" kata vei juga ikutan senang melihatku menaiki mobil baru "Ayo sam kita jalan" kata Vei langsung masuk mobil Sam lalu menyuruh Samantha melajukan mobil merahnya. Lisa melihat itu hanya bisa melongo tak percaya dia ditinggalkan begitu saja. "Hei kalian kejam" teriak Lisa. "Sorry Lis, cuma cukup untuk 2 orang" teriak Vei lalu tertawa melihat Lisa yang cemberut. Sean melihat Samantha dengan mobil barunya terlihat sangat bahagia, semakin minder melihat segala kemewahan yang dimiliki Samantha. "Makin jauh jarak kami" ujar Sean pelan dengan tatapan sedih melihat Samantha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD