Bab 2. Guru seram

1048 Words
Eric adalah lelaki yang disukai oleh banyk murid wanita bahkan ada pula sebuah grup chat khusus untuk penggemar Eric di sekolah tersebut, namun lelaki itu gencar mengejar Yura saja. "Cie...yang sedang di tunggu..." Goda teman teman Yura yang modis, mereka berusaha mengambil hati gadis itu, agar merasa senang jika di sanjung sanjung, namun Yura menanggapinya hanya biasa biasa saja. "Yasudah Fa aku duluan ya..." Ucap Yura yang lalu ikut di kelompok teman temannya lagi, berjalan menuju ke depan kelas, dan sebentar kemudian bel masuk sekolah pun berbunyi. Semua siswa siswi berhambur masuk kedalam kelas masing masing. Termasuk si cupu teman baru Yura itu. Yura pikir Ifa adalah gadis yang tulus. "Kamu ada acara nanti malam?" Tanya Eric saat keduanya sudah masuk kedalam ruang kelas. "Maaf Ric, aku semalam saja sudah pulang terlalu larut, jadi aku tidak bisa keluar hari ini, papa aku mungkin akan pulang." Ucap Yura dengan jujur nya. "Apa? kamu hari ini tidak bisa jalan ra?" Ucap kaget salah satu teman wanitanya, dan Yura yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya mengangguk, dan terlihat wajah wajah kecewa dari para teman Yura, karena mereka gagal untuk memiliki barang barang yang mereka inginkan. "Maaf semua...aku tidak bisa menemani jalan hari ini dan mungkin sampai tiga hari ke depan, papa aku pulang." Ucap Yura dengan jujurnya. "Kamu pikir kami peduli? mau papa kamu pulang atau tidak! yang kami inginkan kan hanya uangmu." Ucap salah satu teman Yura di dalam hatinya, mungkin ucap teman teman Yura yang lain pun demikian, sama sama berkata demikian di dalam hatinya. Hingga jam pelajaran itu pun dimulai, saat itu ada juga guru pindahan dari Kota lain, dan membantu mengajar disana untuk lima bulan kedepan. "Halo semua bapak punya bapak guru baru disini." Ucap Pak kepala sekolah yang tengah memperkenalkan guru barunya, yaitu pak Bowo, pak Bowo berpawakan sedikit seram dan misterius, ia seperti tersenyum namun juga terlihat seperti sedang memandang tajam. Hingga sesi perkenalan itu pun usai, pak Bowo adalah wali kelas yang baru di kelas Yura. Hingga waktu istirahat pun tiba, saat itu Yura dan teman temannya yang lain, genap enam orang disana tengah sepakat untuk ke kanti sekolah, saat itu Yura pun ingin mengajak Ifa ikut serta, namun karena beberapa orang yang protes dan Ifa secara langsung mendengarnya, Ifa memilih untuk mundur dan tidak ikut serta. "Akh kalian tidak kasihan ya pada Ifa, tega sekali." Ucap Yura dengan protesnya, dan Yura sebenarnya tidak menyukai sikap teman temannya yang seperti demikian, namun jika Yura semakin memberontak, bisa bisa Yura yang tidak mempunyai teman lagi, Yura takut sendirian, yura takut berjalan sendiri. Terlihat Eric dan para teman di klub bola basketnya sedang duduk di salah satu kursi dan bangku kantin, terlihat cowok itu tengah mengangkat satu tangannya dan melambai, tanda ia memanggil gerombolan Yura dan teman temannya. "Eh ada Eric." Ucap salah satu teman Yura yang lebih antusias di banding dengan gadis itu. "Eh ada kapten." Ucap salah seorang lagi, lalu mengajak semua mendekat dan gabung di meja yang di tempati Eric dan teman teman satu tim basketnya. "Hei...sudah lama ya?" Ucap Yura yang selalu mendapat kursi di samping Eric untuk duduk. Sengaja teman teman Yura berlaku demikian agar gadis itu selalu senang hatinya. "Belum, baru saja tiba, dan menempati tempat ini, aku pikir kamu akan menyukainya saat sudah ada aku yang mengambilkan tempat untukmu dan para teman temanmu." Ucap Aric yang sok cool nya. Dan Yura hanya mengangguk sembari tertawa kecil sebagai jawabannya. "Ric kamu lihat tidak? sepertinya pak Bowo ada yang aneh deh." Ucap Yura yang merasa guru barunya itu seorang lelaki mata keranjang, karena beberapa kali Yura melihat mata gurunya itu jelalatan menatap paha paha mulus para riswinya. "Akh tidak, tidak ada yang aneh kok, sudah lah...ayo makan baksonya..." Ucap Eric yang memberikan satu mangkok bakso di depan meja Yura duduk, Yura pun hanya bisa menelan perkataan yang akan ia lontarkan itu, ia tidak perlu mengatakan panjang lebar atas apa yang ia rasa, karena cowok di sampingnya itu tidak akan pernah mengerti dan tidak mau mendengar apa yang akan ia katakan, hanya omong kosong saja yang ada jika cowok itu bilang menyukainya, hanya ingin tetap eksis di bawah ketenaran nama Yura yang seorang anak konglomerat kaya. "Sial." Ucap Yura dalam hatinya yang merasa apa yang ia ucapkan sia sia saja. Hingga bel berbunyi tanda jam istirahat sudah usai, dan saatnya Yura beserta semuanya masuk kembali kedalam ruang kelas masing masing. Waktu berjalan begitu saja, dan jam terakhir adalah jam pak Bowo lagi yang mengajar. Hingga waktu pulang sudah tiba, dan saat itu Yura yang pulang paling belakang, karena kebetulan Yura di mintai oleh pak Bowo untuk membantunya membawakan buku buku siswa siswi yang tadi di kumpulkan. "Tolong ya Yura...sini bawakan bapak buku buku ini kedalam kntor ya..." Ucap pak Bowo pada Yura, dan segera saja Yura beranjak berdiri dari duduknya, ia melangkah perlahan menuju meja gurunya, kedua tangannya terulur dan akan mengambil tumpukan buku di depan samping pak Bowo yang masih duduk di kursinya, di belakang meja depan Yura. "Apa papa kamu sudah pulang Yura?" Tanya pak Bowo tiba tiba dan Yura merasakan tangan kekar dan kasar itu seperti menekan kedua tangannya, segera saja Yura menarik kedua tangannya dan mundur beberapa langkah. "Maaf pak, papa memang pulang, dan saya harus pulang sekarang, maaf ya pak..." Ucap Yura pada pak guru di depannya, ia pun segera keluar secepatnya dari dalam ruang kelas yang hanya ada pak Bowo dan juga dirinya saja tadi, ia tidak jadi membantu gurunya itu membawakan semua buku bukunya ke dalam kantor. "Kamu pikir bisa lari semudah itu dari saya? saya sering berpindah sekolah, berpindah kota dari kota A ke kota B karena saya suka gadis cantik yang polos dan kesepin seperti kamu." Ucap Bowo dengan seringai dan mata yang menyipit keduanya, ia sudah tahu latar belakang Yura, dan papanya yang jarang pulang, jika ada apa apa, tidak mungkin ia akan melaporkan pada papanya perihal apa yang di alaminya, agar tidak menyusahkan papanya. Semua itu sudah di rencanakan oleh Bowo matang matang, dan target nya adalah Yura di sekolahan itu. "Gila! benar benar gila! apa guru itu guru c***l? akh tidak mungkin dia guru baik baik jika perilakunya saja seperti itu, aku harus lebih hati hati lagi, dan ku harus menghindar jika ada dia, dimanapun temoat." Ucap Yura yang masih mengatur nafasnya karena Ngos ngosan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD