Jam setengah delapan Ibnu sudah datang menjemput. "Untung aku udah selesai siap-siap, katanya jam delapan, rajin banget jam segini udah dateng" Raimas ngedumel di kamarnya setelah tahu Ibnu datang lebih awal. "Ko cemberut sih Rai, ini lho ada suami mu, ya di sambut dengan senyum bahagia" Mama menggoda Raimas di depan suaminya. Raimas hanya manyun saja. Ketika sarapan ia sudah bilang kalau ia belum mau mengurus surat-suratan pernikahan, tapi orang tuanya malah mendukung dan akan membantu semua surat yang diperlukan. "Kami ingin segera meminang cucu Rai" Selalu begitu ujung dari pembicaraan perihal rumah tangganya. Tapi ini belum saatnya, ia belum siap dan Raimas tetap teguh pada pendiriannya, setelah wisuda baru akan menjalankan dengan sebenar-benarnya dan sungguh-sungguh. Mereka p

