Sayang

1023 Words

"Banyak ya kak yang mau nikah" Puji Raimas. "Engga juga" Ibnu menimpalinya santai. "Hah? Maksud kakak? Kenapa engga?” Raimas malah melotot mendengar kata-kata sang suami. "Bisa jadi yang datang ke sini bukan untuk nikah, tapi untuk cerai" "Cerai? " Bulu kuduk Raimas merinding mendengar kata cerai. Jangan sampai pernikahannya pun berakhir seperti itu, buang kata-kata itu dari pikirannya. "Ikut aku Rai" Ibnu memberi intruksi. Mata Raimas berkeliling melihat situasi gedung KUA ini. Ia kira tempat ini akan sepi, mungkin satu dua orang tamu yang datang. Diluar dugaannya, antriannya cukup padat. Terdapat empat baris kursi tunggu, satu baris berisi dua belas kursi duduk. Setidaknya ada empat puluh tempat duduk, dan hanya satu dua saja kursi yang kosong. "Kak, apakah sebanyak ini jug

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD