Perjalanan yang saat datang terasa hangat dan menyenangkan, justru hambar saat pulang. Berulang kali Galuh menoleh, sekedar ingin tahu bagaimana ekspresi yang ditunjukkan oleh Geo yang sedang menyetir. Namun wajah Geo tampak ruwet. Seakan banyak sekali pikiran yang bertumpang tindih di kepalanya. "Apa kamu dulu dekat dengan Mila?" tanya Geo. Tidak disangka jika pria itu yang lebih dulu membuka suara. "Enggak juga. Kami pernah sangat dekat waktu sekelas. Tapi saat beda kelas, kami cuma menyapa kalau berpapasan. Makanya saya juga enggak tahu nama Mas Geo dulu waktu sempat pacaran sama dia." Kepala itu menoleh pada Galuh, tidak ada senyum ramah seperti biasanya. "Jadi kamu sengaja mengajak saya buat memastikan?" Galuh tidak menyangkal, namun juga tidak langsung mengiyakan. "Awalnya s

