Mendorong kuat tubuh ramping hingga tersungkur ke lantai. Tak terima dengan perlakuan William segera mendongakkan wajah menatap William dengan tatapan terluka. Tak lagi tersirat rasa belas kasih, jemari kokoh terulur mencengkeram kuat rahang Carolina kemudian menekan wajah cantik mengarah pada makanan yang sudah berceceran di lantai. “Buka mulutmu, b***h!” Bentak William. Suaranya menggelegar menggaung ke seluruh ruangan membuat tubuh ringkih menggigil ketakutan. “Wanita rendahan sepertimu memang tidak pantas di perlakukan dengan baik Carolina, sama sekali tidak pantas!” Kalimat yang baru saja menggelitik pendengaran membuat ego sangat terluka mengakibatkan air mata menetes membasahi pipi tanpa bisa di hentikan. Jerit pilu mengiringi setiap tetes air mata. Harga diri dan juga kehormat

