bc

My Duke is a Vampire

book_age18+
2.7K
FOLLOW
26.3K
READ
fated
royalty/noble
sweet
vampire
victorian
lonely
like
intro-logo
Blurb

Rubianna Rutter adalah gadis muda dengan penuh rasa ingin tahu yang besar. Di ulang tahunnya yang ke delapan belas, rasa penasarannya sudah tak terbendung lagi terhadap seorang pria; Duke of Northumberland.

Rubianna benar-benar ingin tahu tentang bangsawan tersebut, karena pria itu penuh misteri untuknya. Hanya tiga hal yang Rubi ketahui tentang pria bangsawan itu;

Pertama : "The Lord of the Darkness" adalah julukan yang diberikan masyarakat kepadanya, karena pria itu hanya keluar dan menampakkan dirinya di saat malam-malam gelap.

Kedua : Pria penuh misteri itu adalah penerus gelar Duke of Northumberland ke-13, jadi bisa dikatakan gelar tersebut sudah cukup tua dibanding gelar-gelar bangsawan lainnya.

Ketiga : Rubianna mendengar kabar, bahwa Lord tersebut sangat tampan karena banyak wanita yang langsung jatuh hati dan tergila-gila kepada bangsawan tersebut setelah berhasil menatapnya.

Rubianna tidak tahu, bukan hanya rasa penasarannya sajalah yang akan membawanya bertemu dengan Duke of Northumberland, Lord Penghisap Darah tersebut.

chap-preview
Free preview
My Duke is a Vampire - Part 1
Aku tidak boleh berhenti berlari! Aku harus menjauh dari pria itu segera. Pria itu akan menangkapku. Aku mengabaikan napas yang terasa berat karena jantung milikku terus berdetak kencang. Aku harus terus berlari. Harus! Kematian sedang mengejarku. Aku harus segera melarikan diri dari cengkeraman pria tersebut. Sejauhnya .... *** Rubianna Rutter sedang beristirahat dengan menghabiskan waktunya di taman kota, Hyde Park. Dia langsung tersenyum saat melihat dua orang wanita menghampirinya saat itu. Rubianna mengamati wanita yang datang dengan membawa keranjang di sebelah tangannya. Gadis itu hampir seumuran dengannya, Nash Hill--salah satu sahabatnya. Nash memilliki tubuh sedikit tinggi darinya, sedikit kurus dan sangat cantik dengan kepang terlilit indah yang terputar rapi dengan warna rambut kuning keemasan Nash tersenyum sambil memperlihatkan keranjang penuh roti kepada Rubi saat gadis itu memajangkan lehernya, mencoba mengintip apa isi keranjang tersebut. Rubi kemudian menatap perempuan muda satu lagi yang berambut panjang cokelat bergelombang, gadis yang berjalan beriringan dengan Nash. Perempuan muda itu langsung melebarkan senyumnya saat menatap Rubi. Dialah sahabat Rubianna lainnya, Marlin Green. Mereka bertiga bersahabat semenjak kecil. Rubi dapat melihat Marlin menyembunyikan kedua tangan di balik tubuhnya. Rubi tak sadar mengembangkan senyumnya dengan lebar karena dia tahu apa yang disembunyikan oleh wanita muda itu. Sebuah hadiah untuknya, karena hari ini, Rubianna Rutter telah menambah satu tahun lagi di dalam umurnya. Rubi merasa senang dalam hati, karena dia suka apabila ada seseorang yang memberikannya sesuatu--dia terlalu miskin untuk membeli benda-benda lain. "Selamat ulang tahun, Rob," kata mereka berdua saat sudah berhadapan dengan Rubi dan memeluknya. "Ini untukmu." Nash memberikan keranjang rotinya, "Ini adalah roti-roti buatanku. Tidak akan kalah dari buatan ayahku." Nash adalah putri pemilik toko roti Hill Bakers di St. James--Rubi suka sekali roti buatan ayah Nash, karena dia bisa mendapatkannya dengan harga lebih murah dibandingkan pembeli lainnya, malah kadang-kadang ayah Nash memberinya roti secara cuma-cuma. Untuk Rubianna Rutter, Tuan Nathan Hill adalah salah satu malaikat yang bisa membuat perutnya kenyang. "Iya, Rob ... aku sudah coba rotinya, dipastikan semua baik-baik saja, karena aku belum merasakan perutku sakit gara-gara roti itu," canda Marlin seperti biasa. "Dan ini untukmu." Rubi yang penasaran dari tadi, melihat Marlin mengeluarkan jepitan rambut cantik dari genggamannya. Rubi dapat melihat dua bentuk mawar kecil di jepitan itu yang dihiasi pula oleh sedikit sulur tanaman. Rubi pun dapat melihat cahaya kecil yang muncul dari kaca-kaca palsu yang memancarkan sedikit cahaya berkilauan. Rubi tahu, jepitan rambut itu tidak semahal jepitan-jepitan yang sering dilihatnya, yang dipakai oleh para wanita bangsawan. Tapi jepitan yang dipilih oleh Marlin benar-benar indah. Rubi akui, dia suka melihatnya karena dia tak pernah memiliki benda seperti itu dalam hidupnya. Tapi .... Marlin dan Nash langsung dapat melihat kerutan di kening Rubi. Mereka berdua langsung tertawa, "Sudah saatnya kau lebih feminin." Ya, Rubianna Rutter bukanlah seorang gadis pesolek. Dia tak pernah menghiasi rambutnya dengan benda apapun. Marlin langsung bergerak ke belakang tubuh Rubi dan memasangkan benda itu di rambutnya. "Jangan biarkan kami terus memanggilmu Rob, karena kau sangat-sangat-sangat tidak feminin, Rubi. Sudah saatnya kau menjadi seorang wanita." Rubi ingin membalas kata-kata itu, dia pun berusaha menolehkan kepalanya menatap Marlin. Tapi, Marlin dengan tangannya yang masih berada di daerah rambut panjang cokelat kehitaman menghentikan gerakkan tersebut, "Diam, jangan bergerak. Aku harus merapikan rambutmu dulu, Rob." Ya, hanya Marlin Green dan Nash Hill yang memanggil Rubianna Rutter dengan sebutan Rob. Menurut kedua sahabatnya itu, di antara mereka, hanya Rubi yang tidak terlihat seperti wanita. Tidak memiliki sisi feminin sama sekali. Untuk mereka berdua, sewaktu kecil Rubi benar-benar terlihat seperti anak lelaki; gadis muda itu sangat suka memanjat pohon, memanjat atap, dan suka berkelahi dengan anak-anak lelaki karena menganggunya saat dia berusia delapan tahun. Marlin dan Nash selalu dapat menemukan tempat persembunyian Rubi saat dia mau dihukum oleh bibinya gara-gara berkelahi dengan anak-anak tersebut. Dan Rubi semakin terlihat seperti anak lelaki sewaktu memutuskan untuk memotong pendek rambutnya waktu itu. Gadis itu benar-benar mirip anak lelaki sesaat berjalan bersama mereka, dan nama Rob langsung menjadi nama panggilannya saat itu. Tapi Nash dan Marlin tahu, Rubi bukanlah perempuan yang memiliki sifat ke-lelaki-an, sahabat mereka itu hanya sedikit cuek dengan penampilannya. Nash dan Marlin tahu sebenarnya Rubi juga ingin bisa berhias seperti wanita lainnya, ingin terlihat cantik seperti perempuan muda lainnya. Nash dan Marlin selalu menyadari sesuatu saat Rubianna Rutter berjalan bersama mereka di kota London. Rubi selalu berhenti sebentar saat melihat wanita-wanita bangsawan dengan gaun rok lebar yang indah melewati mereka. Dia begitu mengagumi pemandangan itu. Nash dan Marlin tahu, Rubi selalu terpesona dengan benda-benda yang dibawa dan dipakai para lady tersebut, seperti; topi, sarung tangan, payung, sapu tangan dan benda-benda lainnya. Setelah beberapa menit mengamati wanita-wanita tersebut, Rubianna kembali tersenyum kepada para sahabatnya dan berjalan bersama mereka. Rubianna Rutter tahu, dia tidak akan dapat menjadi seperti wanita-wanita bangsawan itu. Dia tahu, barang-barang yang dipakai para lady tersebut pasti mahal sekali. Rubi tak memiliki uang untuk membelinya, malah sebenarnya dia tak bisa membeli apa pun. Rubi terlalu miskin untuk mendapatkan benda-benda cantik itu--uang yang didapatnya hanya cukup untuk membeli makanan murah untuk mengenyangkan perutnya. Keuangannya yang dibawah standar tak bisa membuat dirinya terlihat lebih baik, karena itu Rubi tak terlalu memperhatikan penampilannya. Dia hanya memiliki tiga buah baju biasa dalam setahun, satu sepatu, kaos kaki yang juga sudah bolong di bagian jempol kaki. Rubi hanya bisa mengenakkan yang sudah dia miliki. Tetapi walaupun begitu, masih saja ada beberapa pria yang mencoba mengejarnya, seperti John Smith; anak dari penambang batu bara, atau Brandon Barker yang merupakan saingan toko roti keluarga Hill--Nash benar-benar tidak suka pria tersebut. "Kau juga tidak sefeminin gadis-gadis bangsawan di pesta dansa, Marlene," balas Rubi yang pernah mengintip diam-diam pesta dansa itu sewaktu kecil dengan memanjat pohon. "Mereka semua benar-benar seperti boneka," kata Rubi lagi sambil mengingat indah dan megahnya tempat itu dari pohon persembunyiannya. "Marlin," kata Marlin yang tak suka dipanggil Marlene oleh siapa pun sambil merapikan rambut Rubi yang masih kusut. "Tapi aku tetap lebih suka dirimu, Mar. Kau lebih menarik dibanding wanita-wanita bangsawan itu." Rubiana berkata sambil tersenyum. "Para lady tersebut terlihat lemah sekali. Mereka tidak bisa berkelahi sepertimu." Marlin tersenyum saat mendengar hal tersebut. Kata-kata Rubi membuatnya teringat saat itu, sewaktu berkelahi dengan tiga orang wanita muda yang mencoba mencari gara-gara dengan Nash Hill. Marlin sebenarnya tidak ingin berkelahi, tapi ketiga perempuan itu sudah keterlaluan memperlakukan Nash, salah satu sahabat baiknya. Marlin tahu, ketiga orang itu iri dengan kecantikkan Nash Hill. Nash selalu didekati oleh para pria, tapi Nash yang masih terlalu lugu dan takut dengan pria, selalu berusaha menghindari pria-pria tersebut. Marlin hanya tau bahwa salah satu dari gadis muda itu ditolak oleh seorang pria yang ternyata sedang mendekati Nash. Dan wanita itu pum cemburu dan mengajak teman-temannya untuk berencana menghajar Nash. Marlin Green tak sengaja melihat Nash yang ditarik oleh dua wanita muda ke dalam gang kecil. Saat itu, Marlin memang sedang mencari Nash, karena dia merasakan perasaan yang kurang enak saat itu. Dia hanya ingin memastikan keadaan Nash. Marlin Green bersyukur dia mengikuti insting-nya yang selalu tepat. Marlin kemudian menghampiri Nash dan ketiga wanita itu. Marlin memperingati mereka agar tidak mencari gara-gara dengan sahabatnya, tapi ternyata gadis-gadis itu merasa di atas awan karena Nash dan Marlin hanya berdua, sementara mereka bertiga. Marlin yang tak tadinya tak ingin berkelahi, akhirnya pun tak tahan lagi dengan kelakuan gadis-gadis itu. Di hari itu dia memberikan pelajaran tak terlupakan untuk para wanita pengganggu Nash. Dan, tentu saja Marlin benar-benar menang dengan mudah. Perkelahian dengan para wanita tersebut seperti merasakan lembutnya roti buatan Nash, menurut Marlin. Dia sedikit bersyukur memiliki dua orang kakak laki-laki yang kuat dan selalu membuatnya berkelahi dengan mereka--kedua kakaknya benar-benar tak bisa lembut terhadap adik perempuan satu-satunya yang mereka miliki, tapi Marlin tahu, kedua kakaknya menyayanginya dan ingin melindunginya. Setelah Marlin merapikan rambut Rubi, Nash kembali menyodorkan keranjang rotinya. "Tidak boleh membuang-buang makanan. Harus dihabiskan. Dan sebelum itu, kita harus berdoa dahulu. Karena hari ini Rubiana Rutter, sahabat kita ini, sudah berumur delapan belas tahun. Mari kita berdoa," ajak Nash yang memang lebih religius di antara mereka bertiga. Nash pun kemudian memimpin doa singkat itu, dia berdoa untuk Rubianna Rutter, sahabatnya itu agar selalu sehat, ceria selalu, bahagia dan semua yang diinginkannya akan tercapai. Kemudian Nash dan Marlin meminta Rubi untuk berdoa kepada Tuhan untuk permintaannya di umur ke-delapan belas pada tahun ini. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Mrs. Rivera

read
45.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
220.4K
bc

A Secret Proposal

read
376.5K
bc

Loving The Pain

read
3.0M
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
571.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook