Rencana Pangeran Ilyash

1625 Words
Sore itu, langit berubah menjadi berwarna merah pekat, dan tentu saja membuat Adalard yang menyadarinya segera saja membukakan portal untuk sang Pangeran, bersamaan dengan itu napas dari Adam menjadi sedikit memburu karena khawatir jika-jika sang Raja atau pun sang kepercayaan kerajaan menyadarinya. “?” dahi Adalard mengerut ketika menyadari jika aura dari sang Pangeran sama sekali belum menginjakkan kakinya ke dalam portal miliknya, yang membuat Adalard akhirnya mendatangi sang Pangeran secara langsung dan segera menariknya untuk masuk ke dalam poltar dan menutup pintu poltar itu dengan sangat rapat. Dengan erat Adalard memegangi kedua bahu sang pangeran yang terlihat masih mengeratkan genggamannya kepada sebuah buku yang terbawa pada saat itu, yang tentu saja membuat Adalard segera menyadarkan sang Pangeran. “Pangeran … Pangeran Ilyash!” panggil Adalard dengan cukup kencang, yang pada akhirnya menyadarkan sang Pangeran yang kini dengan segera menoleh menatap Adalard yang berdiri di hadapannya pada saat itu. “Hh …” Pangeran Ilyash terlihat sangat terkejut akan hal itu, namun dari urat leher yang terlihat jelas pada saat itu, membuat Adalard meyakini jika sang Pangeran masih merasa marah pada saat yang bersamaan. “Apa yang sebenarnya terjadi, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard yang secara bersamaan mengeluarkan sebuah barrier penenang yang ia pelajari dari Raja Han xilan untuk menyelubungi Pangeran Ilyash, agar setidaknya Hyuz yang ada di langit kerajaan menghilang di saat itu. “Kenapa … kenapa dia mereka menyembunyikan hal ini dariku, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat Adalard menggelengkan kepalanya dan kembali bertanya, “Apa yang mereka sembunyikan, Pangeran? Saya tidak mengerti!” ucap Adalard, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash kini menghembuskan napasnya dan berusaha untuk tetap tenang di dalam kung-kungan barrier tersebut, dan akhirnya berkata, “Pangeran Arb … dia adalah kakak dariku dan juga Kak Vernom … dia adalah pangeran pertama dari keturunan Raja Abraham Muller, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, yang tentu saja membuat sang pelindung terkejut bukan main mendengarnya, ia juga ikut terkejut ketika mengetahui jika ternyata Keluarga kerajaan pada saat itu memiliki tiga orang pangeran. “Jadi, anda memiliki dua orang kakak?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard kembali membuat Pangeran Ilyash menghembuskan napasnya menanggapi hal itu, dan kemudian ia terduduk dengan lemas di atas rerumputan portal milik Adalard pada saat itu. Pandangannya kini menatap ke arah buku tersebut dengan menampakkan wajah sedihnya, ia tidak pernah mengerti dan tidak pernah menyangka jika sang ayah tega menyembunyikan fakta tersebut. “Kenapa mereka semua bungkam? Kenapa tidak satu orang pun yang menceritakan Pangeran Arb ini kepadaku, dan bahkan kak Vernom pun tidak membahasnya padaku!” sebuah kekecewaan di luapkan saat itu di hadapan Adalard yang bahkan tidak bisa melakukan apa pun pada saat itu. Adalard hanya bisa melihat kekecewaan dari sang Pangeran yang terlihat amat jelas di sana, yang tentu saja membuat Adalard sendiri mengerti dengan perasaan dari sang Pangeran. “Banyak sekali hal yang tidak aku ketahui di sini Adalard, apakah aku harus berpura-pura untuk tidak tahu dan tidak ada yang terjadi seperti mereka-mereka yang sudah mengetahuinya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard menggelengkan kepala untuk menjawab hal itu, “Apakah hal itu akan membuat anda merasa lega?? bukankah itu justru sangat mengganggu anda, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya, “Tentu … ini tidak benar … kenapa mereka mesti menyimpan ini di sana dan membiarkan semuanya terlupakan? Seolah sejarah mereka tidak penting di dalam kerajaan ini! Aku tidak terima dengan hal ini,karena ini tidak benar!” ucap Pangeran Ilyash, “Lalu … apa yang akan anda lakukan Pangeran?? tidak akan mungkin berhasil jika anda memberikan surat terbuka atas semua hal yang baru saja anda ketahui saat ini, mereka tidak akan menerimanya. Dan lagi masuk ke dalam perpustakaan itu adalah hal yang terlarang, anda dan saya pasti mendapatkan masalah besar dari sang petinggi karenanya!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash, yang menganggukkan kepala menanggapi hal itu, “Kita tidak perlu menanyakan alasan atau berkomentar kepadanya Adalard, karena aku juga tahu jika itu adalah hal yang percuma!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Lalu apa yang akan anda lakukan Pangeran? Karena aku juga mengerti anda tidak akan diam saja seperti ini bukan?” tanya Adalard dan membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya lagi dan kemudian berkata, “Yeah … aku tidak akan tinggal diam … banyak hal yang menjadi pertanyaan bagiku saat ini dan aku memutuskan untuk mencaritahunya, tapi tidak dengan berdiam di sini Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, yang tentu saja menurut Adalard keinginan dari sang Pangeran masih menjadi tanda tanya baginya karena sang Pangeran tidak menjelaskan secara rinci mengenai hal itu. “Berikan aku gulungan kisah Lima Pangeran, Satu Kepercayaan, enam prajurit dan delapan belas monster kepadaku, Adalard!” ucap Pangeran Ilyash, yang tentu saja membuat sang pelindung kini hanya bisa mengerutkan dahinya, namun ia tetap memberikan apa yang diinginkan oleh sang Pangeran pada saat itu. “Ini gulungan yang anda inginkan, Pangeran!” ucap Adalard yang kala itu mengeluarkan gulungan tersebut dari dalam portal yang ia buka sedikit di sana. Diambilnya gulungan tersebut oleh Pangeran Ilyash, dan dirinya kini memberikan buku sang Pangeran pelindung dewi kepada Adalard seraya berkata, “Sembunyikan itu di portal ini, dan jangan sampai di bawa ke kerajaan, Adalard!” perintah Pangeran pada saat itu membuat Adalard mengikuti semuanya dan meletakan buku tersebut di balik pohon yang tumbuh di portal dimensi miliknya itu. Ketika menyadari jika buku itu sudah tersimpan dengan aman, Pangeran Ilyash kembali menatap Adalard yang berjalan mendekatinya lagi, “Sekarang tolong bukakan portal menuju ruang Raja, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, yang tentu saja membuat Adalard mengerutkan dahinya terkejut dengan apa yang di perintahkan oleh sang Pangeran, “Pangeran … anda serius?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepala menanggapi hal tersebut, yang pada akhirnya membuat Adalard hanya bisa mengikuti perintahnya dan membukakan pintu portal tepat di lorong menuju ruang kerajaan pada saat itu. Dengan langkah yang cepat, Pangeran Ilyash berjalan keluar dari dalam portal untuk mendekati pintu ruang Raja. “Menyingkir! Saya harus bertemu dengan ayah saya!” untuk yang pertama kalinya, para prajurit penjaga di sana terkejut ketika mendengar perintah dari Pangeran Ilyash, dan bahkan Adalard sendiri pun terkejut dan terbelalak ketika mendengar ucapan itu yang keluar dari dalam mulut sang Pangeran. Mendengar perintah tersebut, membuat kedua prajurit penjaga dengan segera mengenyahkan pedang yang menghalangi langkah kaki dari Pangeran Ilyash yang ingin bertemu dengan sang Raja. Pangeran Ilyash melenggang masuk ke dalam ruang Kerajaan, yang bersamaan dengan itu Raja Abraham dan juga Rezen secara serempak menoleh untuk menatap langsung kedatangan sang Pangeran yang kala itu terlihat emosi, yang tentu saja membuat keduanya kini menyadari ternyata Hyuz yang muncul itu berasal dari dirinya. “Yang Mulia, dengan tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat saya kepada Anda! Izinkan saya, Ilyash Muler dan juga pelindung saya, Adalard Sowvra untuk berkelana!” sebuah permintaan yang mengejutkan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, seketika saja membuat kedua orang yang menatapnya kini tertegun karena permintaan yang tiba-tiba saja di lontarkan oleh Pangeran Ilyash di sore hari itu. “...” tak ada satu pun kata yang di lontarkan oleh Raja Abraham selain menatap Pangeran Ilyash yang kini menghembuskan napasnya dengan menderu-deru, yang ia yakini jika sang Pangeran masih merasa marah pada saat itu. “Apa yang mendorongmu untuk ingin melakukan sebuah perjalanan panjang seperti itu, Pangeran Ilyash?” dengan tenang, Rezen bertanya kepada Pangeran Ilyash terlebih dahulu, yang tentu saja sang Raja kini mengangguk setuju dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh sang kepercayaannya pada saat itu. Dengan tanpa berkata, Pangeran Ilyash mengeluarkan gulungan dari kisah lima satu enam dan delapan belas yang ia genggam pada saat itu, untuk kemudian dirinya pun mulai menjawab dengan berkata, “Saya membaca kisah ini, dan saya sangat ingin mengikuti jejak dari Baginda Raja … dan lagi, mengingat jika beberapa tahun yang lalu, Kak Vernom pernah berdiskusi untuk mengikuti jejak anda dalam berkelana bersama dengan beberapa pangeran lainnya, membuat saya berpikir jika saya juga ingin melakukan hal yang sama sepertinya!” ucap Pangeran Ilyash, “Tapi dia bahkan tidak merealisasikan niatnya itu, Pangeran!” ucap Rezen, dan membuat Pangeran Ilyash mengangguk setuju akan hal itu, “Maka biarkan saya yang merealisasikannya, banyak hal yang belum saya pelajari mengenai dunia ini, maka izinkan saya untuk belajar mengenai kehidupan seperti yang pernah anda lakukan Rezen, Yang mulia Raja Abraham!” ucap Pangeran Ilyash lagi menanggapi hal itu, yang kemudian karenanya membuat Rezen kini menoleh menatap Raja Abraham, seolah semua keputusan saat ini ia serahkan kepada sang Raja. “... Kenapa tidak menanyakan hal ini kepada Ayahmu, Pangeran Ilyash? Kenapa alih-alih kepadanya, kau justru meminta kepada Rajamu ini?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Raja di sana membuat Pangeran Ilyash kini menoleh menatapnya dan kemudian terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya berucap, “Karena saya tahu, jika saya bertanya kepada Ayah saya … dirinya akan melarang saya, karena saya adalah anak satu-satunya yang tersisa, tapi … jika saya memintanya kepada anda, saya tahu bahwa anda akan memberikan izin itu karena hal itu akan membuat saya menjadi lebih kuat lagi dan mengerti bagaimana sulitnya kehidupan di luar sana!” Jawab Pangeran Ilyash kepada Raja Abraham, yang karenanya membuat sang Raja kini menyunggingkan senyumannya seraya mendenguskan napasnya di sana. “Tentu! Hal yang kau katakan adalah benar … Rezen, berikan Pangeran Ilyash dan juga Adalard pass pengenal pengembara, aku memberikan izin agar keduanya bisa belajar di luar sana, seperti apa yang diinginkan oleh Pangeran Ilyash!” ucap Raja Abraham kepada Rezen dan menatap Pangeran Ilyash yang kini segera membungkukkan tubuhnya memberi hormat sekaligus berterima kasih atas izin yang telah diberikan oleh sang Raja kepadanya. … To be continue.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD