Buku Sang Pangeran Pelindung Dewi

1394 Words
Waktu bergulir dengan cepat, dan hal yang dinanti pun pada akhirnya telah tiba. Sore itu Pangeran Ilyash berjalan berdampingan dengan sang pelindung menuju perpustakaan kerajaan, di hari itu tak ada satu pun orang yang akan menyangka jika sang Pangeran akan masuk ke Verbode Leeskamer, seperti yang pernah di lakukan olehnya di hari sebelumnya. Dengan berdalih bahwa dirinya akan belajar mengenai Ilmu perang dan juga strategi, tentu saja membuat tak ada satu pun staff kerajaan, atau pun sang kepercayaan kerajaan dan bahkan sang Raja sendiri yang merasa curiga kepada Pangeran Ilyash di sore itu. Untuk kalian ketahui saja, tindakan yang di lakukan oleh Pangeran Ilyash dan juga Adalard merupakan sebuah pelanggaran dan ya … pelanggaran itu tentu tertulis di dalam buku pelanggaran, dan masuk ke dalam notabene pelanggaran yang ringan. Namun meski pun seperti itu, hal yang di lakukan oleh mereka tetaplah pelanggaran. Adalard tahu betul akan hal itu, namun dirinya tidak bisa menyangkal jika ia merasa sama-sama penasaran dengan apa yang di rasakan oleh Pangeran Ilyash mengenai kedua nama pangeran yang ia rasa sangat asing namanya dan tidak sengaja terucap oleh Alexandra waktu itu. Yang pada akhirnya membuat Adalard pun harus mengambil langkah yang beresiko sangat besar. Cklek!! Dengan hanya berdiri di depan pintu perpustakaan yang memiliki besar sepuluh kali-lipat dari tubuh mereka saat itu saja, pintu itu pun dengan perlahan bergeser dan terbuka dengan sendirinya, pintu itu memiliki kepekaan terhadap aura dari para penghuni istana, yang membuat mereka akan secara otomatis terbuka dan mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam perpustakaan tersebut. Pandangan Pangeran Ilyash kini menoleh ke arah Adalard yang menganggukkan kepalanya dengan pelan, yang pada akhirnya keduanya pun masuk ke dalam perpustakaan Kerajaan dengan tenang. Sebelum pada akhirnya pintu besar tersebut kembali tertutup rapat dan menimbulkan kesunyian yang tenang di dalam ruangan yang baru saja di masuki oleh Pangeran Ilyash dan juga Adalard. BLAMM!!! “HH …” dengan panjang Pangeran Ilyash menghela napasnya, yang kemudian membuat Adalard segera menoleh kembali sang Pangeran yang berada tepat di sampingnya pada saat itu, “Apakah anda yakin akan melakukan hal itu sekarang, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard, membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang pelindungnya seraya berkata, “Kapan lagi jika tidak sekarang, Adalard?” sebuah tanggapan itu pun pada akhirnya membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya dan Adalard pun segera berjalan mengimbangi langkah kaki dari Pangeran Ilyash yang berjalan menuju sisi kanan rak perpustakaan yang sangat jarang di datangi. Tap … tap … tap … Langkah keduanya pun terhenti ketika keduanya tepat berhadapan dengan sebuah pintu yang bertuliskan Verbode Leeskamer, ruang baca yang terlarang. “...” tanpa satu pun kata yang di lontarkan olehnya, Pangeran Ilyash menoleh dengan tenang ke arah sang pelindung. Hanya satu kali lirikan, membuat Adalard sang pelindung mengetahui maksud dari lirikan tersebut, yang membuatnya kembudian mengeluarkan sebuah kayu dari saku jubah panjang formal yang dikenakan olehnya pada sore itu. Kayu dewandaru, atau yang dikenal oleh Pangeran Ilyash adalah kayu penetral aura, kayu tersebut sangat penting bagi sang Pangera pada saat itu. Meski pun sang Pangeran sendiri tidak ingin tahu menahu mengenai dari mana sang pelindung bisa mendapatkan kayu tersebut, yang terpenting dengan adanya kayu itu dirinya bisa masuk ke dalam Verbode Leeskamer tanpa diketahui atau di sadari oleh siapapun. “Seperti kemarin Pangeran, saya akan membuka portal jika ada sesuatu hal yang terjadi di sini dan mengancam anda!” ucap Adalard kepada sang Pangeran, yang membuat Pangeran Ilyash kini mengangguk mengerti dengan apa yang di maksudkan oleh sang pelindungnya saat itu. “Saya mengerti!” itu lah kata yang di ucapkan oleh Pangeran Ilyash, sebelum akhirnya sang Pangeran pun masuk ke dalam Verbode Leeskamer dan meninggalkan sang pelindung sendirian di lorong itu, yang tentu saja membuat sang pelindung kini mengaktifkan mode fokusnya terhadap sekitar untuk mendeteksi jika-jika ada sesuatu hal yang datang dan akan membuat mereka masuk ke dalam masalah yang besar. … Berbeda dengan Adalard, Pangeran Ilyash masuk dengan tenang ke ruang baca terlarang tersebut. Pandangannya kini menoleh ke arah samping kiri dan kanan untuk mencari satu buku yang setidaknya terdapat sebuah nama yang sangat membuatnya penasaran, seperti malam kemarin. Namun, kali ini bukan Pangeran Reglus lah yang ia cari, melainkan seseorang yang bernama Pangeran Arb. “Dari mana saya akan memulai mencarinya?” itu lah yang di gumamkan oleh Pangeran Ilyash dengan pelan, pandangannya kini menelusuri lorong-lorong bacaan itu dari kanan ke kiri, dan berganti lagi. Namun, setelah ia memerhatikan sesaat, hatinya kini menuntun dirinya sendiri untuk berjalan ke arah kiri, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash berjalan ke arah di mana hatinya menuntun. Pandangannya terus menelusuri buku-buku yang tersusun rapih di rak-rak itu, ia membaca semua judul dari buku yang terdapat di dalamnya, namun pandangannya seketika terhenti dan langkahnya pun ikut berhenti di sana, ketika ia tidak secara sengaja membaca sebuah judul buku yang berbunyi, ‘Buku sang Pangeran Pelindung Dewi’. Dahi Pangeran Ilyash praktis mengerut ketika membaca judul tersebut, dan buku itu adalah buku yang paling menarik perhatiannya di antara judul-judul buku yang lainnya. Meski seharusnya ia mencari buku dengan judul Pangeran Arb, atau setidaknya ada nama dari Pangeran tersebut yang tertera, namun pada akhirnya kini Pangeran Ilyash meraih buku dengan judul yang sangat menarik menurutnya, yang pada akhirnya ia pun segera saja membuka lembaran pertama dari buku yang menurutnya sangat menarik itu. Buku ini merupakan buku Pangeran Pertama dari keturunan Raja Abraham Muller yang kembali di tulis ulang oleh Rainer Muller, atas dasar penghormatan kepada dia yang berani meninggalkan Istana demi menghentikan tradisi gila yang tidak pernah diketahui oleh banyak pihak. “Huh?” Pangeran Ilyash tertegun, dahinya kembali berkerut ketika mendapati sebuah hal yang membingungkan sekaligus mengejutkannya, ‘Pangeran pertama dari keturunan Raja Abraham Muller’. satu kalimat itu lah yang membuatnya kebingungan saat ini, karena yang ia ketahui Pangeran Pertama dari Raja Abraham Muller adalah Pangeran Vernom, kakaknya sendiri. Dan ia sangat mengetahui jika sang kakak pergi bukan karena menghentikan sebuah tradisi, dan terlebih lagi tradisi gila yang tidak diketahui olehnya. Merasa penasaran dengan isi cerita itu, membuat Pangeran Ilyash kembali membuka lembaran kedua dan kembali membaca kisah dari Pangeran pelindung Dewi itu. Arb Muller, sebuah nama yang mungkin tidak asing bagi mereka yang pastinya pernah mengalami masa sulit ketika kelahiran sang Pangeran pertama dari Keturunan Raja Abraham yang baru saja menjabat kala itu. Ia adalah seorang pangeran yang sangat diberkati oleh banyak pihak karena kehebatan dan juga pesonanya. Kelahiran sang Pangeran Pertama saat itu sudah sangat menggemparkan dengan suara dari tujuh roh Naga leluhur yang bersemayam di tujuh Kerajaan yang masih satu darah dengan Kerajaan Naga Agung*. namun, tidak hanya auman dari tujuh roh Naga leluhur yang mengiringi kelahirannya,gerhana bulan pun terjadi di saat yang bersamaan, air laut di sekitar Kerajaan Valens pun naik karenanya, dan bersama dengannya lahir lah seekor naga menyeramkan pun datang dan membekukkan sebagian dari wilayah Kerajaan Valens. Ketiga hal yang terjadi di saat yang bersamaan pada saat itu saja lah, yang membuat banyak warga yakin … jika Pangeran Pertama akan menjadi seorang Raja yang tak tertandingi dari siapapun, dan bahkan keyakinan mereka pada saat itu tidak membutuhkan pengakuan dari para Clairchanter*.   “...” Pangeran Ilyash terdiam setelah membaca lembar kedua dari tulisan tangan milik sang Paman, Rainer Muller. Ia terkejut bukan main ketika mengetahui jika Pangeran Arb, yang namanya tengah di cari olehnya pada saat itu, adalah kakak pertama darinya yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Banyak sekali pertanyaan di dalam benaknya saat ini, dan ia merasakan emosi yang bercampur aduk di dalam dirinya pada saat itu, yang akhirnya tak terkontrol lagi dan mendatangkan Hyuz dengan warna merah yang sangat kentara, yang menandakan bahwa seorang keluarga kerajaan tengah marah dan tentu saja kedatangan Hyuz saat itu mengejutkan banyak pihak termasuk Adalard yang kini dengan segera membukakan pintu portalnya agar setidaknya Pangeran Ilyash bisa langsung masuk ke dalam tanpa diketahui jika hyuz itu berasal darinya. Namun, yang terjadi sang Pangeran sama sekali tidak melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam portal milik Adalard, yang pada akhirnya sang pelindung pun dengan sigap menariknya untuk masuk ke dalam portal itu dan segera menutupnya kembali. … To be continue. p.s: Kerajaan Naga Agung* merupakan kerajaan kuno yang pada awalnya hanya berdiri satu kerajaan Naga, namun seiringan dengan berjalannya waktu, Kerajaan Naga pun terpecah menjadi Tujuh, yang diantaranya adalah Kerajaan Sangwha, Kerajaan Valens, Kerajaan Es, Kerajaan Lumpur, Kerajaan Api, Kerajaan Kaktus dan Kerajaan Scotlav. Clairchanter* adalah darah campuran dari Clairvoyant (Peramal) dan Enchanter (Penyihir). 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD