Ruang Baca Terlarang

1020 Words
Malam itu, sesuai dengan kesepakatan yang di ucapkan oleh Pangeran Ilyash dan juga Adalard, keduanya kini berada di dalam perpustakaan Kerajaan, yang kemudian keduanya berjalan menuju sisi kanan dari rak-rak perustakaan, yang akhirnya keduanya mendapati ruangan yang bertuliskan Verbode Leeskamer* dan membuat Pangeran Ilyash kini menolehkan pandangannya ke arah Adalard yang menganggukkan kepalanya. “Saya akan berjaga di sini, Pangeran … bawalah kayu ini! Ini adalah penetral aura, dan ketika ada poltar yang datang maka segera lah masuk … karena itu adalah peringatan untukmu dariku!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini meraih kayu tersebut dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu untuk kemudian dirinya pun masuk ke dalam ruang baca yang terlihat cukup mencekam di sana. Dan membiatkan Adalard berjaga di sana, melihat situasi dan juga kondiri dari perpustakaan itu. … Kesan pertama Pangeran Ilyash menginjakkan kaki di sana adalah rasa dingin dan mencekam, seolah ia merasa di perhatikan oleh sesuatu hal yang tidak dapat ia lihat pada saat itu, namun karena ia tengah menggenggam kayu pemberian Adalard, ia yakin seratus persen jika dirinya di lindungi saat ini. Pandangan Pangeran Ilyash kini menoleh ke arah sekitar dan mencari nama yang ia cari, dan akhirnya mendapati sebuah nama Reglus Muller, yang membuatnya merasa sangat tertarik untuk membacanya terlebih dahulu, dan pada akhirnya Pangeran Ilyash pun meraih buku itu untuk kemudian membaca lembar pertama dari buku yang bertuliskan, “Reglus Muller Sang Pangeran Hebat tanpa Jiwa” Judul dari buku milik Pangeran Reglus Muller saat itu sudah sangat menarik perhatian dari Pangeran Ilyash, yang pada akhirnya membuatnya pun membaca buku milik Pangeran Reglus.   Pangeran yang pada saat itu lahir ketika bulan purnama yang kala itu terlihat lebih besar dari yang biasanya, dan ribuan bintang yang berjatuhan menandakan jika sang Pangeran merupakan Pangeran yang sangat di berkahi oleh langit, rembulan dan bintang. Reglus Muller adalah Pangeran dari Raja Muller ke X yang pertama, yang memberikan kesan kuat ketika ia di lahirkan, ia memiliki naga dengan bentuk serta nama yang indah. Sodu, yang berarti hukuman. Naga dengan warna Merah menyala serta kuku-kuku tajam berwarna keemasan begitu terlihat menekan ketika ia mampu mengelkuarkan api biru yang amat panas. Matanya berwarna kecoklatan dan merah menyala yang indah. Reglus merupakan sebuah nama dengan artian seorang pemimpin yang tangguh dari Keluarga Muller. Meski pun pada akhirnya Pangeran Reglus tidak memiliki Jiwa kedua, namun seperti namanya ia memiliki ketangguhan yang luar biasa. … Itu merupakan halaman pertama yang ia baca, yang kemudian membuat Pangeran Ilyash segera melompatinya ke halaman terakhir.   Hukuman di jatuhkan kepadanya, ketika ia berusaha untuk membunuh Pangeran Abraham dan percobaan pembunuhan kepada Ratu Muller X atas dasar cemburu dan juga saran yang di berikan oleh jiwa keduanya, yang ternyata diyakini oleh ESA bahwa ia di hasut oleh Raph Elov, yang pada akkirnya ESA menjatuhi hukuman Mati kepada Keluarga Elov dan Sodu, naga pambimbing dari Reglus Muller. Pangeran Reglus menghilang di hari penghukumannya dan dinyatakan sebagai Pangeran yang di cari oleh Kerajaan VAlens selama kurang lebih 15 tahun, dan akhirnya tuntutan di cabut oleh Raja Abraham atas tuntutan penghasutan oleh Raph Elov dan menjadikan kasus ini sebagai kasus yang di lupakan oleh semua pihak. Dengan keterangan yang tidak di jelaskan oleh Raja Abraham Muller.   Dahi Pangeran Ilyash mengerut ketika ia membaca keterangan tersebut, ia merasa bahwa Raja Abraham atau lebih tepatnya ayahnya sendiri mengetahui sesuatu hal yang tidak ia ketahui, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash merasa hal ini tidak sepatutnya di sembunyikan seperti ini. “Hh … kenapa Ayah menyembunyikan alasannya? Apakah dia mengetahui sesuatu?” gumam Pangeran Ilyash dengan pelan, dan akhirnya ia hendak mengembalikan buku itu di sana, namun  ketika ia melihat sebuah poltar datang secara tiba-tiba, membuat ia pun segera masuk ke dalm poltar itu dan menghilang dari Verbode Leeskamer. “Ada apa?” tanya Pangeran Ilyash ketika mendapati Adalard masuk ke dalam poltar dimensi itu, “Waktunya sudah habis Pangeran! Kayu itu tidak bertahan untuk waktu yang lama di sana!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Tapi saya belum membaca mengenai Pangeran Arb! Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, dan membuat Adalard menganggukkan kepalanya mengetahui hal itu, “Saya tahu itu Pangeran … kita kapan pergi di hari selanjutnya! Karena ini akan sangat berbahaya jika anda membawanya lama-lama di sana!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini memberikan kembali kayu tersebut seraya bertanya, “Kenapa?? apakah saya akan ketahuan?” tanya Pangeran Ilyash, dan membuat Adalard menganggukkan kepalanya dan berucap, “Mungkin lebih buruk dari itu!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash, yang kini menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepalanya di sana, “Baiklah … kita akan kembali lagi besok!” ucap Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard menganggukkan kepalanya, “Pangeran … anda menemukan sesuatu di sana?” tanya Adalard, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepala untuk kemudian berucap, “Banyak hal, Adalard … dan salah satunya adalah Raja Abraham!” jelas Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard mengerutkan dahinya, ”Baginda Raja?” tanya Adalard, dan  Pangeran Ilyash mengangguk, “Sepertinya ada yang di sembunyikan olehnya mengenai kasus dari Raph Elov! Aku yakin ia mengetahui sesuatu!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini terdiam dan berpikir mengenai hal yang sama dengan apa yang di ucapkan oleh Pangeran Ilyash kepadanya di malam itu. … Karena keduanya belum menemukan jawaban yang sebenar-benarnya, membuat keduanya pun sepakat untuk memasukkan hal itu ke dalam list dan mencari tahu mengenai Pangeran Arb terlebih dahulu di hari esok. Dan itu pun sangat di nantikan oleh Pangeran Ilyash, ia penasaran mengenai siapa itu Pangeran Arb Muller. …  To Be Continue.  P.S:  Verbode Leeskamer* : yang di ambil dari bahasa Afrikans yang berarti ruang baca yang terlarang. sebuah ruangan yang di penuhi oleh buku-buku dan lembaran terlarang, yang tidak boleh ada sembarang orang yang membacanya, dan itu terletak di ujung samping kanan rak buku di perpustakaan Kerajaan, di mana tempat yang buku-buku tidak penting dan tidak akan pernah ada yang mencarinya. Raja sengaja meletakan pintu ruang tersebut di sisi tempat buku yang tidak terlalu penting di letakan karena agar tidak ada orang yang pergi ke sana. Dan menyadari bahwa ada ruangan itu di sana.  .... 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD