Kejanggalan dari Tuduhan yang Diberikan

1638 Words
Siang itu, Pangerna Ilyash meminta Adalard untuk tidak mengikutinya, karena ia akan menghabiskan waktunya di ruang kamar, namun Adalard tahu jika Pangeran Ilyash menyembunyikan sesuatu kepadanya, namun karena ia tidak bisa melakukan apapun dan memaksa sang Pangeran sama saja seperti sebuah pelanggaran, membuat Adalard hanya bisa mengangguk dan memberikan ruang bagi sang Pangeran di sana, yang kini membuka lembaran dari buku Penghubung Reglus Muller yang ia dapatkan hari itu. Terima kasih, atas pemberian hadiah terindah yang bisa kugunakan untuk berkomunikasi denganmu saat ini, Reglus … aku sangat menyukai hadian pemberianmu ini, dan akmu merasa sangat terhormat telah mendapatkannya! Lembar kedua dari buku itu merupakan tulisan yang berbeda dari yang sebelumnya, yang membuat Pangeran Ilyash yakin jika itu merupakan tulisan dari Raph. Yang kemudian Pangeran Ilyash pun membaca lembar demi lembar isi dari percakapan mereka berdua, yang membuat Pangeran Ilyash merasa tertarik utnuk mengetahuinya lebih lanjut, mereka banyak membahas mengenai Perang, dan masa depan Kerajaan Valens, yang membuat Pangeran Ilyash memiliki Anggapan bahwa Pangeran Reglus sangat berminat untuk menjadi seorang Raja dan Raph adalah ornag yang tepat yang bisa menemaninya seperti sang Kepercayaan. “Saya tidak melihat adanya ciri menghasut di sini … apa yang di hasut? Apa yang membuatnya di hukum mati?” itu lah pertanyaan yang hinggap di dalam benak dari Pangeran Ilyash pada saat itu. Seluruh lemabaran dari buku itu terus ia baca hingga habis, namun dari banyaknya lembaran kertas dan percakapan dari keduanya, ia tidak melihat adanya hasutan yang di lontarkan oleh Raph kepada Pangeran Reglus, yang tentu saja membuat dirinya merasa ada sesuatu hal yang salah di sana. Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, membuat Pangeran Ilyash pun pada akhirnya beranjak dari kamarnya dan berniat untuk pergi menuju perpustakaan, namun baru saja ia keluar dari ruang kamarnya, ia sudah di kejutkan oleh Adalard yang ternyata masih berdiri dibalik pintu kamar itu, yang tentu saja mengejutkan Pangeran Ilyash karenanya. “Saya pikir kau sudah pergi!” ucap Pangeran Ilyash, “Saya tidak bisa pergi, karena ini bukan jam saya untuk beristirahat, Pangeran Ilyash!” jelas Adalard, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash pun menganggukkan kepalanya dan pada akhirnya keduanya pun pergi ke perpustakaan. “Apakah anda sudah menemukan hal yang anda cari, Pangeran Ilyash?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard, pada saat itu membuat Pangeran Ilyash kini menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut dan kemudian berucap, “Belum, Adalard … semakin aku gali, pertanyaan di dalam kepala saya semakin banyak dan bercabang!” jelas Pangeran Ilyash, yang kemudian membuat Adalard menganggukkan kepalanya dan kemudian memberikan semacam secarik kertas kepada Pangeran Ilyash yang kala itu berjalan beriringan dengannya, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini mengerutkan dahinya seraya meraih kertas itu, yang bertuliskan, Saya mengetahui sesuatu, tapi saya rasa kita tidak bisa membicarakan itu di sini Pangeran … jika anda ingin katakan saja ‘Bawa saya’ maka saya akan membawa anda ke poltar dan menjelaskan itu semua di sana!   Dahi Pangeran Ilyash berkerut membaca surat tersebut, dan pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash pun mau tak mau setidaknya harus mempercayai Adalard di sana dan akhirnya membuat Pangeran Ilyash pun mengangguk dan berucap, “Bawa saya, Adalard!” dan ucapan dari Pangeran saat itu lah yang membuat Adalard segera membukakan sebuah poltar dimensi* di hadapan keduanya, yang kemudian masuk ke dalam sana dan menghilang dari Kerajaan. … Saat itu Pangeran Ilyash mendapati dirinya berada di sebuah ladang bunga lily merah dengan beberapa pohon apel yang membuat suasana di sana menjadi sangat teduh dan nyaman, yang membuat Pangeran Ilyash kini merasa nyaman berada di sana. “Ini poltarmu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat Adalard yang berdiri di belakangnya kini menganggukkan kepala dan kemudian membuat dirinya sendiri berjalan menuju salah satu pohon apel dan bersandar di sana. Melihat sikap santai yang di tunjukkan oleh Adalard di sana membuat Pangeran tahu, jika itu adalah sifat asli dari Adalard, yang membuatnya kini melakukan hal yang sama di sana, ia duduk bersebrangan dengan sang Pelindung dan kemudian berucap, “Saya rasa kita tidak perlu menggunakan kesopanan di sini bukan? Kau lebih tua beberapa tahun dariku, jadi kita berteman jika di tempat ini, Adalard!” ucap Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard yang mendengarnya kini terkekeh dan menganggukkan kepala mengiakan ucapan dari sang Pangeran di sana. “Ah, benar! Apa yang kau ketahui? Dan kenapa kita harus ke sini terlebih dahulu … Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash di sana, membuat Adalard kini menoleh menatapnya dan kemudian berucap, “Kerajaan adalah tempat yang tidak aman untuk kita berbicara mengenai hal yang terlarang di sana, Pangeran … anda maupun saya akan mendapatkan hukuman yang berat jika ketahuan membahas mengenai hal yang terlarang!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Apa?? terlarang? Apa yang kau maksud dengan terlarang?” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Saya menemukan dua buku yang anda cari, perilah kelahiran Pangeran Reglus dan juga Pangeran Arb!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini terkejut mendengar hal itu, “Kau menemukannya?! di mana itu?!” tanya Pangeran Ilyash yang kini membuat Adalard berucap, “Semalam … saya tidak benar-benar meninggalkan anda, Pangeran … saya membantu mencari, dengan menggunakan roh saya!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Roh?” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard menganggukkan kepala dan kemudian menjelaskan, “Pangeran … itu tidak penting saat ini, yang jelas … saya menemukan sebuah ruangan di dalam perpustakaan, dan ruangan itu di penuhi oleh buku-buku terlarang dan salah satunya adalah biografi dari kedua pangeran yang anda cari!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang tentu saja terkejut mendengarnya, “Benarkah?! di mana ruangan itu?? kenapa aku tidak bisa melihatnya saat itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat Adalard kini berucap, “tempat itu bernama Verbode Leeskamer, letaknya di pojok kanan … dna tidak terlihat karena tidak ada yang pernah berjalan di lorong sisi kanan, karena sisi kanan merupakan buku-buku yang tidak begitu penting, jadi banyak yang tidak tahu mengenai Ruang tersebut, Pangeran!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini terdiam dan kemudian berucap, “Saya harus ke sana!” jelas Pangeran Ilyash, yang tentu saja mengejutkan Adalard yang kini berucap, “Pangeran! Itu adalah ruang terlarang!” jelas Adalard, “Tapi saya harus ke sana dan mencaritahu semuanya, Adalard! Banyak sekali pertanyaan yang hinggap di kepala saya saat ini, dan saya harus mencaritahu kebenarannya! Saya tahu anda khawatir, tapi … bisa kah saya mempercayaimu dan membantu saya untuk mendapatkan jawabannya, Adalard? Saya tidak ingin menjadi seorang Raja yang tidak tahu apa-apa mengenai semua ini … Saya tidak akan menginjakkan kaki di atas tahta jika Saya tidak memiliki wawasan yang cukup mengenai kerajaan sendiri nantinya, karena Saya tahu … bahwa Saya bukanlah raja yang sempurna, Saya tidak kuat seperti yang lainnya! Maka hanya wawasan lah yang bisa membuat saya pantas untuk berdiri di sana nantinya!”Jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini terdiam mendengar penjelasan itu, dan akhirnya membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Baiklah … saya akan mengikuti langkah anda Pangeran! Tapi … ingatlah satu hal, anda bisa masuk ke sana, namun anda tidak boleh sedikit pun  menyentuh buku yang lainnya selain dua buku itu! Saya akan berusaha untuk menutupi aura anda dan membaurnya dengan ruangan itu! Anda mengerti?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan kemudian membuat Pangeran Ilyash berucap, “Kita akan melakukannya malam nanti, jadi untuk saat ini … bacalah buku ini! Saya rasa kau juga akan mendapatkan sebuah pertanyaan yang sama dengan apa yang ada di dalam pikiran saya saat ini!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kala itu Pangeran Ilyash memberikan buku penghubung Reglus Muller bersama dengan Raph ELov, yang membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya di sana dan mulai membaca semua isi yang ada di dalam buku itu. “Ada beberapa hal yang janggal di dalam percakapan itu! Dan kau tahu juga kan Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard kini berusaha untuk membacanya dengan cepat, dan membuat Pangeran Ilyash berucap, “Jika benar Raph Elov menghasut Pangeran Reglus, lalu untuk apa dia bertanya mengenai dari mana Pangeran Reglus bisa mendapatkan keahlian membuat barrier, mendatangkan angin dan memanggil  Poltar hisap* di sana? Yang seharusnya ia memujinya bukan bertanya dan terkesan khawatir di sana, bukan begitu?” gumam Pangeran Ilyash kepada Adalard, yang kini mengerutkan dahinya mendapatkan pertanyaan yang sama di sana mengenai percakapan itu. “Saya merasakan ada hal yang salah di sini, Pangeran!” ucapan Adalar pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya setuju dengan hal itu. …  To Be Continue.    Ps.: Poltar Dimensi* Pada kebanyakan orang yang memiliki portal, mereka hanya akan mendatangkan sebuah pintu yang langsung terhubung dengan lokasi yang hendak di tujunya (seperti pintu ajaib doraemon). Namun berbeda dengan portal dimensi, pintu portal itu akan terbuka dan mengajak kita masuk ke dalam ruang dimensi yang sengaja diciptakan oleh sang pencipta portal. Dan ruangan itu sangat tidak terbatas dan luasnya tak terkira, bahkan mereka yang menciptakannya dapat membuat ruangan tersebut menjadi dunia yang mereka inginkan (misal: hamparan taman sakura yang luasnya tak terhingga, atau ladang ilalang, lautan atau bahkan hamparan bulu-nulu burung angsa (jika dia mau) di dalam poltarnya).   Poltar Hisap* Merupakan sebuah poltar yang terlihat seperti lubang hitam besar yang akan menghisap seluruh musuh dari orang tersebut, ia akan secara otomatis mengetahui mana musuh dan kawan, dan poltar itu merupakan poltar ciptaan dari Ray ketika ia masih berkelana di usianya yang muda.tidak ada yang bisa mengendalikan poltar hisap, karena Ray menciptakannya untuk dirinya sendiri dan tidak pernah mengajarkan poltar hisap itu kepada siapapun termasuk Pangeran Reglus. Karena pada dasarnya poltar hisap hanya dimiliki oleh Ray yang notabenenya berpengalaman luas ketika menjadi seorang pengelana.   ... 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD