Mencari Kebenaran Peristiwa Raph

1584 Words
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk seorang wanita membukakan pintu itu dan terkejut ketika mendapati sang Pangeran bersama dengan pelindungnya mendatangi rumah itu di pagi buta, yang tentu saja mengejutkannya yang kini segera berlutut dan terlihat ketakutan seraya berucap, “Ampuni saya Pangeran! Saya tidak bermaksud dengan lancang untuk tinggal di rumah ini! Namun karena tidak ada pilihan lain, membuat saya dan keluarga saya menetap di rumah ini! Ampuni saya!!!” ucap wanita itu dengan histeris, yang tentu saja mengejutkan Pangeran Ilyash yang mendengarnya, dan lagi suara itu membuat seorang lelaki segera berlari dari dalam rumah dan bersujud serta mengucapkan hal yang sama di sana, seolah kedatangan Pangeran Ilyash di sana adalah untuk mengusir orang-orang tersebut. Hal itu tentu saja membuat Adalard menjadi bingung, lagi pula kedatangan keduanya bukan untuk mengusir keluarga itu bukan? Namun, ketika ia melihat banyak sekali orang yang keluar dari rumah di sekitarnya dan menatap mereka dengan terkejut, membuat Adalard merasa bahwa kedatangan dirinya dan Pangeran lah yang sangat di takuti oleh mereka-mereka pada saat itu. “Pangeran, lakukan sesuatu!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menatapnya dan mengangguk seraya berucap, “Berdirilah kalian semua! Kedatangan saya di sini bukan untuk memberikan hukuman!” jelas Pangeran Ilyash kepada keduanya, yang tentu saja membuat mereka berdua berdiri dan menundukkan kepalanya menghadapi Pangeran Ilyash di sana. “Izinkan Pangeran Ilyash masuk dan berbincang dengan anda berdua! Akan menjadi tidak baik jika perbincangan ini menjadi tontonan publik!” jelas Adalard kepada keduanya yang segera saja menganggukkan kepala dan mempersilakan Pangeran Ilyash untuk masuk ke dalam rumah itu. Melihat hal itu, Pangeran Ilyash pun masuk dan begitu pula dengan Adalard yang langsung saja menutup pintu tersebut hingga orang-orang tidak dapat melihat apa yang terjadi di dalam rumah itu saat ini. “Eum … apakah benar, kedatangan anda tidak akan memberikan hukuman kepada kami? Silahkan duduk Pangeran!” tanya sang lelaki tua yang ada di sana, dan membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan ia berjalan menuju kursi untuk kemudian terduduk di sana. “Saya tidak mungkin melakukannya, bukankah kau adalah teman dari salah satu Pangeran di Kerajaan?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash saat itu, membuat lelaki tersebut kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Eum … maafkan saya Pangeran, tapi saya tidak berteman dengan Angguta Kerajaan yang mulia dan agung!” jelas lelaki itu, yang membuat Pangeran Ilyash dan Adalard mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “T … tunggu … apakah namamu adalah Raph?” tanya Pangeran Ilyash, dan hal itu membuat lelaki tersebut membelalakan kedua matanya seraya menggelengkan kepala menanggapi hal itu, “Bu … bukan Pangeran … saya Moze!” jawab lelaki itu kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menoleh menatap sang wanita, dan kemudian bertanya “Apakah diantara kalian adalah keturunan dari ELov?” tanya Pangeran Ilyash, “Elov?? … maafkan saya yang mulia … kami bukan keturunannya!” jelas wanita itu, yang membuat Pangeran Ilyash menghembuskan napasnya dengan bingung, “Lalu kenapa alamatnya tertulis jika Elov tinggal di rumah ini?” gumam Pangeran Ilyash, dan itu terdengar oleh ketiganya, “Apakah anda salah membaca alamatnya Pangeran?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut dan berucap, “Tidak mungkin!” jelas Pangeran Ilyash, sedangkan suami dan istri yang ada di sana kini tengah saling bertatapan satu sama lain sebelum akhirnya sang suami pun berucap, “... Pangeran Ilyash, Rumah ini memang milik Keluarga Elov, tapi … rumah ini sudah tidak dihuni oleh mereka semenjak mereka di jatuhi hukuman mati oleh pihak Kerajaan! Kami saat itu menyebutnya sebagai Peristiwa Raph!” sebuah penjelasan yang di jelaskan oleh Moze kala itu mengejutkan Pangeran Ilyash dan Adalard yang kini menoleh menatapnya dengan kaget, “Apa?!” tanya Pangeran Ilyash, dan hal itu membuat sang istri kini mengangguk menanggapinya, “Iya, Pangeran … mereka semua di jatuhi hukuman mati karena Raph Elov diduga telah mempengaruhi dan memperalat Eum … Pangeran …Euh …- Sang istri saat itu terlihat ragu untuk berucap nama salah seorang Pangeran di sana, yang membuat Pangeran Ilyash langsung menyambungnya dengan berucap, “Reglus? Raph di jatuhi hukuman mati karena diduga mempengaruhi Pangeran Reglus??” sebuah pertanyaan yang di jelaskan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat keduanya terlihat terkejut dan itu di sadari oleh Adalard di sana. “Ya! Pangeran … seperti yang ada katakan, dia dijatuhi hukuman karenanya!” jelas Moze di sana, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash kembali menghembuskan napasnya seraya menoleh menatap ke arah sekitar dan kemudian berucap, “Jadi kalian di sini hanya menghuni rumahnya karena ini sudah tidak di tempati lagi, bukan begitu?” tanya Pangeran Ilyash, dan membuat keduanya mengangguk di sana, “Apakah barang-barang ini adalah peninggalan Keluarga Elov?” tanya Pangeran lagi, dan hal itu kembali membuat keduanya mengangguk, “Apakah kalian mengetahui di mana letak kamar dari Raph?” tanya Pangeran Ilyash lagi, dan segera membuat Moze menunjuk ke arah sebuah kamar dan kemudian berkata, “Itu adalah kamar yang kami yakini sebagai kamarnya! Dan kami tida pernah menyentuh apapun di sana, Pangeran Ilyash!” jelas Moze kepada sang pangeran yang kini mengangguk dan menatap ke arah Adalard yang mengerti akan hal itu dan kini berjalan terlebih dahulu untuk kemudian masuk ke dalam kamarnya. Ia mengecek keadaan di dalam kamar yang penuh dengan debu saat itu, yang kini dirinya kembali menyembulkan kepala ke arah luar seraya berkata, “Semua aman Pangeran, hanya saja debu yang mengganggunya!” jelas Adalard, yang membuat Pangeran Ilyash mengangguk dan kemudian berjalan untuk menghampiri ruang kamar itu. Dan sebelum ia melangkah masuk, pandangan Pangeran Ilyash kini tertoleh menatap kedua pasangan di sana dan kemudian berkata, “Saya tidak akan mengatakan hal ini kepada pihak kerajaan, jadi saya harap kalian juga membungkam mulut kalian mengenai semua yang saya lakukan di rumah ini! Terima kasih!” ucap Pangeran Ilyash, yang membuat keduanya segera memnganggukkan kepala dan berucap, “Baik! Kami akan melakukannya Pangeran, silahkan luangkan waktu anda untuk mencari semua yang anda ingin ketahui di dalam kamar itu, kami permisi!” ucak keduanya segera masuk ke dalam kamar lainnya, yang membuat Pangeran Ilyash mengangguk dan akhirnya masuk ke dalam kamar tersebut. … Ketika langkah dari Pangeran Ilyash masuk ke dalam sana, seketika saja debu menyeruak masuk ke dalam hidung dari Pangeran Ilyash yang kini terbatuk karenanya dan segera menghalangi indra penciumannya dengann lengan kanannya saat itu. “Tak ada satu pun yang hilang di sini … sepertinya pihak Kerajaan membiarkannya begitu saja setelah mereka menyeret keluarga itu ke arena hukuman, Pangeran Ilyash!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini berjalan mendekati meja tulis yang ada di sana dan menatap ke arah buku-buku di sana, sebelum akhirnya ia menemukan sebuah buku yang tersampulkan oleh kulit dari singa, yang membuat Pangeran Ilyash kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Adalard … jika seorang Pangeran lahir dan ditobatkan di atas altar, apakah mereka akan diberi semacam jubah dan cindera mata?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash saat itu, membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Ya, Pangeran … Raja Abraham di berkahi jubah yang terbuat dari kulit Macan, dan Pangeran Rainer diberkahi jubah dari kulit jaguar, dan Pangeran Vernom di berkahi jubah yang terbuat dari kulit beruang coklat, Pangeran Ilyash!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya, “Jika Ayah dan Paman Rainer mendapatkan jubah dari kulit kucing besar, itu berarti Singa termasuk ke dalamnya, dan mengartikan jika ia adalah buku milik Pangeran Reglus!” gumam Pangeran Ilyash dengan pelan yang kini menraih bukunya dan membuka halaman pertama dari buku itu yang di sana tertulis,   Ini merupakan buku penghubung Reglus Muller, semua rahasiaku yang aku tuliskan di sini merupakan rahasiamu juga… aku tuliskan semua rahasia yang aku miliki dan kau pun seperti itu, Raph. Buku penyambung komunikasi yang aku ciptakan dari jubahku sendiri, dan itu hanya untukmu sahabatku. Tertanda kasih, Reglus Muller. … Pangeran Ilyash terdiam menatap buku tersebut dan kemudian segera ia masukkan ke balik jubahnya tanpa sepengetahuan Adalard di sana, karena ia masih cukup khawatir, jika-jika pelindungnya itu berkomunikasi dengan Raja atau Rezen saat ini. “Apakah anda menemukan sesuatu di sini, Pangeran Ilyash?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, membuat Pangeran Ilyash dengan cepat menggelengkan kepalanya dan kemudian berkata, “Saya hanya mendapati pedang ini, apakah ini pedang miliknya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu pun membuat Adalard mengerutkan dahinya dan kemudian berjalan untuk mendekati pedang yang kala itu tersimpan tepat di samping mejanya. Namun, ketika Adalard hendak mengambil pedang tersebut, ia menatap ke arah secarik kertas yang terjatuh dan terlihat sudah sangat usang berada di sana, yang membuat Adalard yakin jika itu terjatuh sudah sejak lama, dan pada akhirnya ia pun meraih kertas tersebut dan melihat jika kertas itu merupakan sebuah lukisan. “Pangeran Ilyash! Saya mendapatkan sebuah lukisan di sini!” jelas Adalard yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini mendekatinya dan melihat kertas yang di tunjukkan oleh Adalard kepadanya. Itu merupakan lukisan seorang lelaki berusia tujuh belas tahun tengah berdiri di sebuah hutan yang terasa tidak asing yang kala itu tengah menoleh menatapnya dan tersenyum , dengan pedang yang ia bawa. “Siapa laki-laki ini?” tanya Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard melihat nama yang tertulis di kaki lukisan itu dan membuatnya kini berucap, “Reglus Muller! Ini adalah dirinya, Pangeran … dia Pangeran Reglus!” ucap Adalard, yang membuat Pangeran Ilyash kini meraih kertas itu dan menatapnya dengan seksama. …  To Be Continue.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD