Sahabat Pangeran Reglus, Raph Elov

1420 Words
Dari banyaknya buku yang ia baca, ada banyak sekali kejanggalan yang tidak bisa ia utarakan, mengenai biografi dari sang Ayah yang di mulai tidak dari lahirnya dan hanya di pertengahan ketika ia melakukan pengelanaan hingga sampai saat ini, dan juga buku dari Paman Rainer yang benar-benar singkat, hanya menceritakan mengenai kelahirannya saja, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash merasa banyak hal yang di sembunyikan dan sengaja di hilangkan oleh Kerajaan ini agar banyak yang tidak mengetahuinya termasuk dengan dirinya. Zrakk!! Dengan lelah Pangeran Ilyash bersandar di kursi perpustakaan itu, yang tentu saja membuat Adalard yang menemaninya saat itu menolehkan pandangannya dengan segera ke arah sang Pangeran dan kemudian berucap, “Apa yang mengganggu anda saat ini, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu pun membuat Pangeran Ilyash kini menghembuskan napasnya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Banyak sekali hal yang tidak bisa aku mengerti, Adalard … Saya merasa semua disembunyikan secara rapi di sini!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini mengerutkan dahinya mendengar perkataan tersebut, “Hal apa yang di sembunyikan Pangeran? Saya rasa tak ada yang di sembunyikan oleh Kerajaan ini kepada anda, hanya saja … beberapa hal mungkin tak pantas anda ketahui!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menoleh menatapnya dengan tajam dan kemudian berucap, “Tidak pantas?! kenapa itu menjadi hal yang tidak pantas, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash saat itu membuat Adalard kini terbungkam dan menggelengkan kepalanya, seolah ia juga tidak mengetahui kenapa ia berucap seperti itu, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash kini kembali terduduk dengan kedua tangan yang ia tautkan dan letakan ke atas meja, untuk kemudian ia mendekatkan dahinya ke kedua tangan itu, seolah Pangeran Ilyash kini tengah berpikir keras. “Kau tahu … Saya memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi terhadap Pangeran Reglus Muller ini, dan lagi … cerita mengenai Pangeran Arb Muller belum Saya temukan, dan itu benar-benar membuat saya merasa penasaran, Adalard!” gumam Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya pelan menanggapi hal itu dan kemudian berkata, “Lalu apa yang akan anda lakukan Pangeran?” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menghembuskan napasnya pelan dan kemudian berucap, “Aku akan mencari satu persatu buku yang ada di sini, dan melihat isinya satu persatu!” jelas Pangeran Ilyash yang membuat Adalard terkejut mendengarnya, “Apakah anda ingin saya membantu dan menemani anda, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard kepada Pangeran Ilyash pada saat itu pun membuat Pangeran Ilyash kini menolehkan pandangannya ke arah sang pelindung dan kemudian berucap, “Besok saja … biarkan Saya yang mencari buku-buku itu malam ini, tugasmu sudah selesai sampai di sini Adalard!” jelas Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Kalau begitu … saya permisi, Pangeran!” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya di sana, dan akhirnya Adalard pun pergi meninggalkan sang Pangeran sendirian di perpustakaan Kerajaan saat itu. … Tak ada hal yang bisa di lakukan oleh Adalard selain menuruti apa perkataan dari Pangeran Ilyash saat itu, karena dalam isi peraturan seorang pelindung, dirinya harus memberikan ruang kepada sang Pangeran, jika pangeran itu menginginkannya, yang tentu saja hal itu di lakukan oleh Adalard yang kini berjalan untuk kembali menuju kamarnya dan beristirahat di sana. Berbeda dengan Adalard, Pangeran Ilyash kini memulai untuk mencari satu persatu buku yang ada di dalam perpustakaan itu, dan ia memulai dari sebelah kanan, di mana buku-buku penting mengenai Kerajaan di letakkan. … Detik demi detik, menit demi menit dan bahkan beberapa jam pun telah berlalu, Pangeran Ilyash tidak berhenti sampai di situ, ia terus mencari dan mencari satu demi satu buku ia lihat secara perlahan-lahan, berusaha untuk setidaknya mendapatkan sebuah nama dan petunjuk mengenai dua orang yang tidak ia kenali, yang pada akhirnya memunculkan pertanyaan di dalam benak Pangeran Ilyash pada saat itu. Ke Mana mereka? Jika mereka tewas, mungkin saja ada silsilahnya, namun nama keduanya benar-benar tidak ada seolah dihilangkan. Yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash merasa sangat-sangat penasaran karenanya. “Saya harus mencarinya ke mana? Bagaimana saya harus mencari kedua nama itu?” gumam Pangeran Ilyash yang kala itu tengah membuka lembaran-lembaran buku di sana, namun pergerakannya terhenti ketika menyadari satu hal. Yang membuat Pangeran Ilyash kini menoleh dengan cepat ke arah tumpukan kertas yang merupakan kisah Mubaraza yang ia baca sebelumnya. Dengan langkah cepatnya ia meraih Kertas tersebut dan segera melihat sebuah nama di sana. “Raph …” gumam Pangeran Ilyash, yang kini segera berjalan menuju rak data Keluarga di Desa yang terletak di belakang samping kiri, yang membuatbnya kini segera mencari sebuah nama yang didalamnya terdapat nama dari Raph, dan permasalahan yang lain muncul ketika banyaknya data dan ia harus mencari satu nama di antara ratusan ribu buku keluarga yang ada di sana, namun Pangeran sama sekali tidka mengeluh dan langsung melakukannya. “Raph … Raph … di mana namamu?” gumam Pangeran Ilyash seraya membuka satu persatu data keluarga yang ada di rak tersebut, ia membaca satu demi satu nama dari mereka semua dan itu kembali ia lakukan selama berjam-jam. Pangeran Ilyash tidak menyerah sama sekali, hingga pada akhirnya dari ratusan ribu lembar kertas yang ia dapati, nama yang ia cari pun akhirnya di temukan olehnya dan itu adalah Raph Elov. “Raph … Elov?” gumam Pangeran Ilyash, yang kini menghembuskan napasnya dan melihat ke arah alamat dari orang tersebut, yang membuat Pangeran Ilyash pun memutuskan akan pergi menemui Raph Elov dai Desa, atau setidaknya keluarga dari Elov. … Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Pangeran Ilyash, karena hanya satu jam saja Pangeran menunggu untuk akhirnya mentari datang menyinari wilayah Kerajaan Valens saat itu, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini menghembuskan napasnya dan beranjak dari kursinya untuk segera menemui Adalard pagi itu dan memintanya menemani pergi ke desa dan bertemu dengan Raph. Pangeran Ilyash berjalan melewati ruang makan yang kala itu tengah dipenuhi oleh beberapa staff kerajaan yang hendak menyiapkan makan pagi untuk Keluarga Kerajaan, ia pergi dari sana dan keluar untuk kemudian bertemu dengan Adalard yang kala itu terkejut dengan kedatangan dari Pangeran Ilyash yang berjalan di lorong tersebut. “Oh! Pangeran? Anda sudah siap?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu, tidak membuat Pangeran Ilyash menjawab pertanyaannya, melainkan menatapnya dan kemudian berkata, “Adalard, segera temani saya untuk pergi ke desa!” ucap Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard mengerutkan dahinya mendengar hal itu dan kemudian bertanya, “Sekarang Pangeran?” tanya Adalard, dan hal itu membuat Pangeran Ilyash mengangguk dan berjalan mendahului sang pelindung, yang tentu saja membuat Adalard kini berjalan dengan cepat untuk segera mengimbangi langkah dari Pangeran Ilyash yang kini berjalan keluar dari istana. “Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah anda menemukan sesuatu sehingga anda melewatkan makan pagi anda bersama dengan Raja, Pangeran?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu membuat Pangeran Ilyash menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Ya … ada yang saya temukan dan saya juga sudah meminta izin kepada Raja lewat Rezen, jadi kau tidak perlu mengkhawatirkannya, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard menganggukkan kepalanya menanggapi satu hal itu, namun karena hal lainnya belum di jawab oleh Pangeran, membuat Adalard kembali bertanya di sana. “Apa yang anda temukan Pangeran? Dan ke mana tujuan kita pagi ini?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard saat itu pun membuat Pangeran Ilyash kini menghembuskan napasnya dan kemudian menghentikan langkah tepat di perbatasan desa, untuk akhirnya menoleh menatap Adalard dan kemudian berucap, “Kita akan bertemu dengan Raph Elov, Adalard!” jelas Pangeran Ilyash, yang tengtu saja membuat dahi Adalard mengerut berusaha untuk mengingat nama yang ia rasa tidak asing di dengar olehnya, yang pada akhirnya membuat Adalard teringat dengan nama itu dan kemudian kembali bertanya, “Raph?? sahabat dari Pangeran Reglus?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu lah yang membuat Pangeran Ilyash kini menganggukkan kepalanya dan keduanya berhenti tepat di sebuah rumah tua yang ada di desa Valens. “Ya … Adalard!” jawab Pangeran menanggapinya, pandangan keduanya kini menatap ke arah rumah itu dengan seksama. “Ini kah rumahnya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard lagi, membuat Pangeran Ilyash menoleh menatap lembaran kertas yang ia genggam sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya membenarkan hal itu. “Ya … setidaknya ini lah yang di tuliskan di dalam kertas ini1” jelas Pangeran Ilyash, sebelum akhirnya keduanya pun berjalan untuk mendekati rumah itu dan membuat Adalard kini mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali. Tok … tok … tok … …  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD