Kisah Mubaraza

1176 Words
Kisah di mana seorang calon kepercayaan yang di tantang oleh Pangeran pertama XI, Reglus Muller karena di anggap sebagai pengelana palsu! Penulis : Saint Siang itu, di mana ketika mentari tepat berada di atas ubun-ubun kepala kami. Dan ketika kami berjalan beriringan untuk mengikuti langkah dari Pangeran yang harus selalu dan senantiasa kami ikuti, dan di saat kami tengah berlalu melewati lapang latihan pedang, di saat itu lah peristiwa yang berkesan itu terjadi. Sebuah panggilan terhadap Pangeran Abraham di lontarkan oleh dirinya, sang Pangeran sempurna, Pangeran yang ditakuti oleh banyak prajurit termasuk diriku dan yang lainnya. Ia memanggil tidak serta merta hanya memanggil tanpa tujuan, namun dirinya memanggil seraya menatap kami … kelima calon kepercayaan sang Pangeran yang kini terpatung menatap tajamnya mata dari Pangeran itu, Pangeran Reglus Muller. Aku … dan yang lain berpikir jika Pangeran Reglus hanya melihat kami dan bermaksud untuk berbincang sebentar dengan Pangeran Abraham, namun pada kenyataannya pandangannya terhenti manatap salah satu diantara kami dan bertanya mengenai pertarungan yang tentu saja mengejutkan diriku dan orang yang ada di lokasi pada saat itu. Aku terkejut bukan main, bahkan ketika sahabat darinya, Tuan Raph yang kala itu seharusnya menghentikan aksi dari Pangeran Reglus, kini hanya menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, seolah ia memperbolehkan sang Pangeran untuk bertarung secara satu lawan satu, melawan Keturunan sang Pengelana, Rezen. Entah apa yang ada di dalam benak dari Pangeran Reglus saat itu, yang jelas saya dan juga Renore mengetahui jika Pangeran Reglus meragukan Rezen, ia percaya jika dirinya bukanlah anak sang pengelana, yang tentu saja membuatku merasa bahwa Pangeran Reglus terlalu berlebihan, hingga harus menantangnya di dalam Mubaraza kala itu. Duel satu lawan satu pun di mulai, tak ada satu pun prajurit yang berani menghentikan aksi sang Pangeran yang menantang Rezen kala itu, dan bahkan Pangeran Abraham pun terlihat penasaran karenanya. Kami berjalan mundur dan terdiam di sisi lapang, melihat keduanya yang kini berada di tengah lapang, saling menatap satu sama lain dan bersiap untuk menyerang. Raph, sang sahabat dari Pangeran Reglus kini berjalan ke tengah lapang dan bertindak sebagai sang juri, ia memberikan aba-aba untuk akhirnya pertarungan keduanya pun di mulai pada saat itu. Setiap kali pedang terangkat dan suara desingan dari keduanya beradu, dan saat itu pula adrenalinku bertambah menjadi kencang, dan bahkan aku bisa merasakan mereka mengalir di dalam tubuhku hingga mengakibatkan kedua tanganku bergetar cukup kencang.  Desingan pedang, serta sorak surai dari prajurit di sana memekakkan telingaku, namun ada hal yang menarik diantara keduanya saat itu, Aku melihat dengan jelas bagaimana Pangeran Reglus terlihat sangat-sangat ingin melukai Rezen, ia terus menerus menyerang Rezen, yang kala itu terus menerus menangkisnya dengan cepat, hingga aku pun merasa bahwa kehebatan dari keduanya benar-benar imbang. Dan bahkan diriku merasa jika keahlian pedang dari Rezen, melebihi Pangeran Reglus, hanya saja … ia tidak memperlihatkan itu semua, namun itu masih menjadi dugaanku. “Katakan saja jika kau seorang Nium, Rezen!” sebuah pertanyaan yang tentu membuatku terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Pangeran Reglus saat itu, membuatku yakin jika Pangeran Reglus memang tertarik pada Kaum Nium sejak Dulu, kamu yang punah karena Pengkhianatan yang di lakukan oleh sang Pangeran dan sang Bilah tajamnya, itu merupakan kisah yang sangat buming dan dipertanyakan, banyak sekali anggapan dari masing-masing kisah yang pada akhirnya kisah itu menjadi simpang siur. Pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Reglus kala itu di elak oleh Rezen yang menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang anak dari pengelana, yang tentu saja membuat Pangeran Reglus tidak mempercayai hal itu, dan aku lah saksinya bahwa pangeran Reglus tidak percaya akan ucapan itu. Entah dari mana kekuatan yang datang kepada Pangeran Reglus saat itu, ia terlihat berubah menjadi seorang monster berbahaya yang bisa mengambil alih semuanya dan memojokkan Rezen ke dinding lapangan dan melontarkan pedang yang digenggam oleh Rezen di sana, namun aku tidak akan pernah menyangka jika Pangeran Reglus akan dengan tega hendak menusuknya dengan pedang. Namun beruntungnya … akar oak hitam keluar dan melesat melindungi Rezen. Dan aku tahu … jika akar itu berasal dari pedang oak milik Rezen, dan itu adalah pedang di mana para Cestovatel* yang beruntung yang diberikan semacam reward untuk memilikinya. Dan salah satunya adalah pedang roh oak hitam, itu persis seperti pedang es yang dimiliki oleh Ray. Dan aku telah mempelajari pedang-pedang roh itu sebelumnya. Tak ada satu pun orang yang bisa menggunakan pedang roh, terkecuali para pengelana yang dipilih langsung olehnya, yang menjadikan mereka seorang Cestovatel yang lebih tinggi dari pengelana biasa, dan akar oak hitam yang melindungi Rezen yang berasal dari pedang itu lah, yang pada akhirnya membuat semua orang yakin dan termasuk diriku … meyakini jika Rezen bukanlah Nium, kaum yang selalu di tuduhkan oleh Pangeran Reglus kepadanya. Aku yakin, jika Rezen adalah seorang pengelana yang terhormat, sesuai dengan apa yang di ucapkan olehnya. Dan pada akhirnya pertarungan pun berhenti ketika Ray menghentikan serangan lain yang hendak di lakukan oleh Pangeran Reglus kepada Rezen. Seolah Pangeran Reglus tidak terima dengan kenyataan itu. Meski pun pertarungan ini tidak menghasilkan siapa yang menang dan siapa yang kalah, namun pertarungan pada saat itu memberikanku sebuah penilaian yang cukup mengejutkan terhadap Pangeran Reglus, ia terlihat  yakin dengan ucapannya, meski pun banyak yang tidak mempercayai dirinya mengenai Rezen. Yang tentu saja membuatku menjadi takut kepadanya, yang entah bagaimana mengeluarkan aura hitam yang kala itu menyeruak keluar dari tubuhnya dan masuk ke dalam pedang itu, yang tentu saja aku tidak berani mengatakan hal ini kepada siapapun termasuk Pangeran Ab. Dan itu lah akhir kisah yang bisa aku gambarkan dari Mubaraza, antara Pangeran Reglus dan Rezen. … “...” baik Pangeran Ilyash, maupun Adalard, keduanya kini terdiam setelah membaca kisah tersebut dan mengetahui bahwa Pangeran Reglus merupakan Pangeran pertama yang tidak lain adalah kakak dari Raja Abraham saat ini.   “Ke mana dia sekarang, Adalard?” itu lah pertanyaan yang hinggap di kepala Pangeran Ilaysh, yang membuat Adalard sendiri pun tidak mengetahuinya. “Saya membutuhkan buku peraturan! Dan juga buku hukuman, Adalard!” ucap Pangeran Ilyash, yang pada akhirnya membuat Adalard pun mengambil kedua buku yang diinginkan oleh Pangeran Ilyash yang kala itu mulai membaca satu persatu buku yang sudah di siapkan di atas meja oleh Adalard pada saat itu.   … To Be Continue.  Ps. Cestovatel : Merupakan sebuah nama gelar yang didapatkan oleh sang pengelana, dan gelar itu tidak semerta-merta di dapatinya dengan cara yang mudah. Para pengelana yang sudah memiliki banyak ilmu, akan mendapatkan geklar tersebut dari alam, berupa pedang roh, aura maupun batu kuasa. Beberapa orang yang sudah mendapatkan gelar itu di antaranya adalah Ray, Alexandra dan juga Rezen. Ray mendapatkan sebuah pedang roh es, yang di dapatinya dari gunung beku di wilayah selatan, Rezen mendapatkan pedang roh Oak Hitam dari sang kakak yang kala itu berkelana dan bertemu dengan kakek pengelana yang memintanya untuk memberikan hadiah tersebut kepada Rezen, dan kakek itu adalah roh dari oak hitam. Sedangkan Alexandra mendapatkan Aura yang kuat, sehingga siapapun Raja yang melihatnya, akan membuat mereka ingin terus memandanginya dan memperlakukan dia dengan sebaik-baiknya, dan salah satu Raja yang terperangkap adalah Raja VII (Joseph Muller). selain dari ketiga orang itu, masih banyak lagi Cestovatel lainnya yang belum diketahui.  ... 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD