Perang

1029 Words
Empat tahun berlalu dengan begitu cepat, dan saat itu merupakan musim panas yang membuat Pangeran Ilyash serta Putri Amanda Guard tengah mempersiapkan bahan-bahan yang akan merkea gunakan untuk percobaan obat-obat dan penyembuh herbal lainnya. Sudah tiga tahun semenjak Putri dari Kerajaan Scotlav meminta Pangeran Ilyash untuk menjadi gurunya, guru privatnya dan mendalami keahlian penyembuh. Sedangkan Adalard saat ini tengah membantu sang Putri dan sang Pangeran dalam menyiapkan seluruh keperluan yang dibutuhkan oleh keduanya. Namun, ketika Adalard kala itu tengah berjalan membawa macam-macam jenis tanaman bersama dengan Pangeran Ilasy dan juga Putri Amanda, sebuah suara dengungan yang terdengar cukup keras, membuat seluruh pandangan mereka kini menoleh menatap sang Raja yang kini pergi dengan segera bersama dengan Rezen yang kala itu sama-sama mengenakan pakaian perang mereka, dan raut wajah yang di perlihatkan oleh keduanya seolah situasi serta kondisi saat ini sangat buruk. “Adalard, ada apa ini?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun bersamaan dengan pesan telepati yang diberikan oleh Rezen kepada dirinya. Adalard, tolong kau gunakan Barrier mu dan lindungi Istana, biarkan aku yang melindungi Desa! Perintah yang tidak pernah diterima oleh Adalard sebelumnya yang tentu saja membuat Adalard merasa bahwa keadaan saat ini tidak sedang baik-baik saja, yang pada akhirnya membuat Adalard segera bertanya kepada Rezen menggunakan telepatinya. Apa yang terjadi, Rezen?! Pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard saat itu tidak diberi jawaban oleh Rezen melainkan sebuah kata seruan yang membuat Adalard segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Rezen kepada dirinya. Lakukan saja perintahku, dan lindungi Pangeran!! Ucapan yang terdengar sangat tegas pun pada akhirnya membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya dan segera menurunkan seluruh barang-barang yang tengah di genggam olehnya, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash serta Putri Amanda kini menolehkan pandangannya menatap Adalard yang kini menghembuskan napasnya untuk kemudian meraba tanah yang mereka pijaki saat ini, dan bersamaan dengan itu sebuah barrier yang sangat besar pun muncul dan menyelubungi Istana Kerajaan Valens. Yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini mengerutkan dahinya dan menoleh menatap Adalard yang kini menolehkan pandanganya ke arah Pangeran untuk kemudian berucap, “Pangeran … tuan Putri … akan lebih baik jika kita menghentikan aktifitas ini dan masuk ke dalam istana.” ucapan yang di lontarkan oleh Adalard pun membuat Putri Amanda kini mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya kepada Adalard, “Kenapa?? apakah ada hal yang gawat?” tanya Putri Amanda mulai merasa panik, namun dengan cepat Adalard menggelengkan kepalanya setelah menyadari bahwa Putri Amanda pasti memiliki Trauma yang kondisinya nyaris mirip seperti saat ini. “Tidak Nona … hanya saja, situasinya sedang menjadi serius. Jadi … saya diperintahkan oleh Rezen untuk membawa kalian masuk ke dalam Istana.” ucap Adalard kembali mengucapkannya, yang tentu penjelasan itu pun membuat Putri Amanda serta Pangeran Ilyash kini menganggukkan kepalanya dan kemudian mereka pun masuk ke dalam Istana untuk mengikuti saran yang di lontarkan oleh Adalard saat itu. Pangeran Ilyash dan juga Putri Amanda kini berjalan untuk memasuki wilayah Istana, yang bersamaan dengan itu pandangan Pangeran Ilyash kini tertuju kepada beberapa tabib istana yang berlarian membawa obat-obatan dengan raut yang sangat khawatir, yang membuat Pangeran Ilyash menghentikan langkahnya untuk menoleh menatap kepada mereka yang kini masuk ke dalam sebuah portal yang terbuka dan ia taku jika itu merupakan portal milik Rezen. Pandangan Pangeran Ilyash kini dengan jelas melihat sesorang tengah tergeletak di belakang Raya yang dengan siaga melindunginya, dan Pangeran Ilyash dengan jelas menyadari bahwa seseorang yang tergeletak di belakang tubuh Ray saat itu merupakan sang kakak, Pangeran Vernom. Mata Pangeran Ilyash kini membulat ketika menyadarinya, dan ketika portal tersebut dengan cepat tertutup setelah para tabib masuk ke dalamnya, Pangeran Ilyash segera menoleh menatap ke arah Adalard yang kala itu tengah berbincang dengan Putri Amanda yang telah masuk terlebih dahulu dari dirinya. “Adalard!” sebuah panggilan yang terdengar sangat panik yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash kepada Adalard saat itu pun membuat Adalard kini menolehkan pandangannya untuk menatap sang Pangeran yang kini terlihat tidak baik-baik saja. Yang pada akhirnya membuat Adalard pun segera menghampiri sang Pangeran yang terlihat sangat cemas, yang tentu saja membuat Adalard ikut khawatir melihatnya. “Ada apa, Pangeran?!” tanya Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian menoleh menatapnya seraya berucap, “Antar aku menuju kakakku.” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan itu, “Tapi … Rezen memerintahkanku un..- “Sekarang, Adalard!!” bentakan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash tentu saja membuat Adalard merasa ada sesuatu yang aneh darinya yang kini menatapnya dengan sangat ketakutan, yang kemudian Pangerna Ilyash pun berucap kepadanya, “AKu mohon.” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang karenanya, Adalard pun menganggukkan kepalanya menanggapi permintaan itu dan segera membukakan portal untuk sang Pangeran, Pandangan Pangeran Ilyash saat ini menoleh menatap Putri Amanda yang berada di dalam ruangan tengah, yang membuatnya kini berucap, “Amanda, tunggu lah sebentar di sini.” ucap Pangeran Ilyash yang membuat Amanda kini menganggukkan kepalanya menanggapi permintaan dari sang Pangeran. Pangeran Ilyash segera memasuki portal milik Adalard yang terbuka, dan begitu pun dengan Adalard yang ikut masuk ke dalamnya. Satu hal yang mereka lihat saat ini adalah situasi perang. Adalard cukup terkejut dengan posisi dirinya yang ternyata berada di dalam lapangan perang, dan pandangan dari Adalard pun segera tertuju kepada Pangeran Ilyash yang kini berlari untuk mendekati Pangeran Vernom yang tengah terluka parah dan tengah diobati oleh para tabib istana, yang membuat Adalard segera menghampiri mereka semua. “Pangeran!! sedang apa anda di sini?!” tanya Ray seraya menolehkan pandangannya ke arah belakang, sebelum akhirnya pandangannya kini menatap Adalard setelah Pangeran Ilyash tidak memperdulikan pertanyaan yang di lontarkan oleh Ray dan terfokus kepada sang kakak yang hendak ia obati saat ini. “Pangeran memaksaku untuk membuka portalnya, Ray.” ucap Adalard kepada Ray yang kini meringis mendengarnya, namun ia juga tidak bisa mendiamkan sang Raja serta sang kepercayaan bertarung di depan sana, yang pada akhirnya Ray memberikan satu pedang yang ia genggam kepada Adalard seraya berucap, “Lindungi mereka semua! Aku akan membantu Raja di depan sana!” ucap Ray kepada Adalard yang kemudian membuat Adalard yang cukup terkejut saat itu pun dengan cepat menganggukkan kepalanya karena tahu bahwa situasi saat ini membuat mereka membutuhkan banyak sekali bantuan. …  To Be Continue.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD