Kisah Lima, Satu, Enam dan Delapan Belas

1085 Words
Pagi itu, setelah tradisi sarapan pagi. Sesuai dengan apa yang direncanakan oleh Pangeran Ilyash, ia bersama dengan pelindungnya Adalard pun pergi menuju perpustakaan istana untuk membaca kisah mengenai kelima Pangeran yang pergi bersama dengan satu kepercayaan dan enam prajurit yang pada akhirnya menemukan delapan belas monster yang mereka temui, yang diantaranya dari kedelapan belas monster itu dengan sengaja di kurung. Pangeran Ilyash berjalan dan kemudian masuk ke dalam pintu perpustakaan yang kala itu besarnya bukan main, ia berjalan masuk bersama dengan Adalard yang selalu menyertai dirinya ke mana pun ia pergi, namun itu sama sekali tidak membuat Pangeran Ilyash risih, karena ia sudah terbiasa dengan kehadiran dari Adalard. “Jadi … di mana buku tentang kisah itu, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun membuat Adalard kini menolehkan pandangannya ke kanan dan ke kiri untuk kemudian berucap, “Bawakan saya buku dua puluh lima ribu dengan judul kisah lima - satu - enam dan delapan belas.” ucapan yang di lontarkan oleh Adalard pada saat itu pun membuat sebuah buku yang di maksudkan oleh dirinya pun kini bergerak keluar dari dalam rak tempat dirinya di letakan dan kemudian buku itu melayang menghampiri Adalard yang kini merentangkan tangannya untuk mengambil buku tersebut. Melihat hal itu, membuat Pangeran Ilyash terpukau karena pasalnya ia belum pernah bisa menguasai keahlian pemanggil seperti yang sedang di lakukan oleh Adalard ketika ia memanggil salah satu buku yang mereka cari dari puluhan juta buku yang tersedia di dalam perpustakaan istana Kerajaan Valens. “Adalard … bagaimana caramu melakukan itu?? Saya ingin sekali untuk bisa melakukannya.”ucapan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun membuat Adalard kini menolehkan pandangannya menatap sang Pangeran sebelum akhirnya mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya kepada sang Pangeran mengenai hal apa yang sangat diinginkan oleh Pangeran Ilyash saat ini. “Melakukan apa, Pangeran?” tanya Adalard mencoba untuk memperjelas perkataan sang Pangeran yang terdengar sangat ambigu saat itu, yang kemudian membuat Pangeran Ilyash kini menunjuk ke arah buku yang di genggam oleh Adalard seraya berucap, “Saya ingin sekali bisa melakukan pemanggilan seperti yang kau dan juga Rezen lakukan ketika hendak mmembaca buku. Saya pun ingin menguasainya, jadi Saya tidak akan memakan banyak waktu untuk mencarinya.” jelas Pangeran Ilyash yang kini membuat Adalard tersenyum dan kemudian menyerahkan buku yang mereka cari kepada Pangeran Ilyash, seraya berucap, “Anda bisa melakukannya, Pangeran … namun butuh konsentrasi yang sangat kuat jika anda ingin menguasai ilmu pemanggil seperti diriku.” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan yang di lontarkan oleh Adalard yang pada akhirnya sang Pelindung pun berjalan kembali untuk mengikuti sang Pangeran yang kini pergi menuju meja yang terletak di dalam perpustakaan tersebut. Dengan penuh khitmat, Pangeran Ilyash membaca lembaran pertama dari buku yang mengisahkan tentang perjalanan sang Ayah yang kala itu pergi bersama dengan keempat Pangeran lainnya, yang diantaranya Pangeran dari Kerajaan Es, Pangeran Dari Kerajaan Shan Ghwa, Pangeran Kerajaan dari Scotlav serta Pangeran dari Kerajaan Clairchanter yang pertama kali mengusulkan perjalanan tersebut. Lembaran pertama yang ia baca adalah sebuah kata yang membuatnya merasa sangat penasaran dengan lembaran selanjutnya, karena pada lembaran pertama terlulis kalimat. ‘Kisah ini merupakan kisah yang nyata yang secara langsung di alami oleh Kelima Pangeran, satu orang Kepercayaan beserta dengan enam prajurit mereka. Perjalanan untuk menemani sang Pangeran dari Kerajaan yang penuh dengan misteri dan tanda tanya, yaitu Kerajaan Clairchanter. Karena kabarnya, ketika itu sang Pangeran yang menginjak usia sembilan belas tahun meminta idzin kepada sang Raja untuk mengelana dan mengunci beberapa monster yang sebelumnya dan hingga saat ini niatnya dalam mengunci beberapa monster itu tidak diketahui oleh orang-orang yang ada di sekitarnya dan termasuk keempat Pangeran yang kala itu ikut membantu sekaligus menemani sang Pangeran Cairchanter untuk berkelana. Pangeran Zhumon Pottens.’ Membaca dan mengingat nama tersebut, membuat Pangeran Ilyash kini mengerutkan dahinya, setelah ia merasa bahwa Raja yang menjabat saat ini bukanlah Zhumon Pottens, yang tentunya menghadirkan sebuah tanda tanya bagi Pangerna Ilyash. Pandangan Pangeran Ilyash kini menoleh untuk menatap Adalard yang berada di sampingnya saat ini, merasa di tatap seperti itu, membuat Adalard pun bertanya kepada sang Pangeran. “Ada apa, Pangeran??” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard saat itu pun membuat Pangeran Ilyash kini kembali menolehkan pandangannya ke arah buku yang tengah ia genggam tersebut seraya bertanya, “Adalard … siapa itu Pangeran Zhumon?? aku tidak mengenalinya, bukankah Raja dari Kerajaan ClairChanter adalah Raja Ginormous??” pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard kini mengerutkan dahinya dan kemudian menganggukkan kepala untuk akhirnya ia beranjak dari kursinya dan memanggil sebuah buku yang belum pernah Pangeran Ilyash ketahui sebelumnya, yang tentu saja membuat Adalard harus memperlihatkan buku tersebut. “Bawakan aku buku tujuh puluh lima ribu delapan ratu, mengenai silsilah Pangeran milik Kerajaan Cailrchanter.” ucap Adalard yang kembali membuat sebuah buku yang di maksudkan olehnya pun keluar dari rak tempatnya bersembunyi dan kemudian buku itu melayang menuju Adalard yang langsung saja diberikan oleh sang pelindung kepada sang Pangeran yang bertanya. “Di sini di katakan, Pangeran Zhumon adalah Pangeran pertama dari Kerajaan Clairvoyant Enchanter, sebelum Pangeran Henry Lahir.” ucap Adalard kepada sang Pangeran, karena saat ini ia membuka halaman tersebut, yang membuat Pangerna Ilyash kini mengerutkan dahinya dan kemudian kembali bertanya kepada sang Pelindung, “Lalu, ke mana perginya Pangeran Zhumon saat ini?? kenapa dia tidak menjadi seorang Raja?” sebuah pertanyaan lainnya yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adaladr segera membuka-buka lembaran lainnya yang kemudian ia pun menoleh menatap sang Pangeran seraya berucap, “Tidak tahu … tidak ada keterangan yang menyertainya, Pangeran.” jawab Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya, “Apakah dia meninggal?” tanya Pangeran Ilyash kembali dan pertanyaan itu segera di beri gelengan kepala oleh Adalard yang kini berucap, “Jika beliau meninggal, keterangannya pasti lah disertakan.” jelas Adalard, yang membuat Pangeran Ilyash kembali mendapatkan sebuah tanda tanya, meski pertanyaan yang sebelumnya sudah di jawab oleh Adalard mengenai siapa Pangeran Zhumon itu. “Apakah Pangeran Zhumon adalah orang yang hebat?” sebuah pertanyaan pun tergumam begitu saja dari kedua bibir sang Pangeran, yang kemudian karenanya membuat ADalard segera menganggukkan kepala menjawab pertanyaan tersebut. “Dia adalah Pangeran yang sangat kuat, melihat dan mendengar cerita yang digambarkan oleh si penulis dalam kisah itu, Pangeran.” ucap Adalatrd kembali, yang akhirnya membuat Pangeran  Ilyash pun membaca keseluruhan dari kisah tersebut. Dan memahami kenapa Ketiga Pangeran termasuk sang kakak sangat menginginkan menjadi seorang pengelana sementara, yang membuat ia pun ingin melakukannya jika ia diperidzinkan oleh sang Ayah. …  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD