Rencana Besar sang Kakak beserta Dua Pangeran Lainnya

1014 Words
“Apa??? Kakak akan pergi?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun membuat Pangeran Vernom kini mengangguk menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh sang adik. Pangeran Ilyash terlihat sangat terkejut ketika mengetahui bahwa kedatangan Pangeran Woojin serta Pangeran Eugene adalah untuk membahas rencana ketiga orang tersebut bersama dengan Pangeran Vernom, pergi keluar dari istana. Yang membuat Pangeran Ilaysh merasa bahwa pertemuan kali ini tidak benar, yang ia pikirkan saat Pangeran Eugene mengatakan bahwa mereka akan meninggalkan istana adalah keluar dari kerajaan dan tidak kembali lagi sebagai seorang Pangeran atau lebih tepatnya melepas jabatannya sebagai seorang Pangeran. Yang tentu saja membuat mereka yang kini melihat reaksi dari Pangeran Ilyash yang begitu panik dan khawatir pun membuat mereka semua terkekeh melihatnya. “Kenapa??? kenapa kalian harus pergi??” tanya Pangeran Ilyash kembali kepada ketiga Pangeran yang kini saling melontarkan senyumannya satu sama lain, sebelum akhirnya Pangeran Woojin yang kala itu terduduk di samping jendela pun kini beranjak dari tempatnya untuk menghampiri Pangeran Ilyash seraya berucap, “Ilyash … kata meninggalkan kerajaan bukan berarti menjadi seorang pengkhianat atau merelakan tahta yang sedang dipegangnya saat itu untuk keluar dari istana. Namun yang Eugene maksud adalah menjadi pengelana sementara.” ucap Pangeran Woojin kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya mendengar kata pengelana sementara yang diucapkan oleh Pangerab Woojin saat itu. “Pengelana sementara?? apa yang di maksud dengan Pengelana sementara??” tanya Pangeran Ilyash, pandangannya saat itu menoleh menatap sang kakak, Pangeran Vernom yang kini kembali tersenyum kepada sang adik dan kemudian menjelaskan mengenai Pengelana sementara yang sempat ditanyakan oleh sang adik kepada dirinya. “Pengelana sementara adalah para Pangeran beserta dengan prajurit yang sengaja melakukan sebuah perjalanan dari titik awal yang sudah di tentukan hingga ke titik akhir yang juga sudah di tetapkan. Dengan maksud ingin mencari ilmu atau melihat luasnya dunia di luar Kerajaan, Ilyash.” itulah penjelasan yang di ucapkan oleh Pangeran Vernom kepada Pangeran Ilyash yang masih mengerutkan dahinya mendengar penjelasan semacam itu. “Apakah boleh para pangeran melakukannya, Kakak?” tanya Pangeran Ilyash kembali, yang kini membuat Pangeran Eugene pun segera menganggukkan kepalanya dan kemudian ia pun berucap, “Tentu hal itu boleh dilakukan, yang tentunya atas persetujuan dari sang Raja di masing-masing kerajaan. Apakah kau tidak mengetahuinya, bahwa Ayahmu dan Ayahku juga pernah berkelana bersama-sama dengan para Raja yang lainnya ketika mereka masih menjabat sebagai seorang pangeran?” penjelasan dan pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Eugene kepada Pangeran Ilyash pun membuat Pangeran ilyash kini menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Eugene, yang tentu saja membuat Pangeran Eugene terkekeh dan menggelengkan kepalanya setelah mengetahui bahwa Pangeran Ilyash belum mendengar dan membaca kisah mengenai perjalanan para pangeran yang pernah dituliskan oleh sang penulis dari Kerajaan Es, yang dikenal sebagai Perjalanan ‘Lima-satu-enam dan delapan belas’. “Kau harus membaca kisah yang pernah membuming pada masanya, Ilyash.” ucap Pangeran Eugene yang kini membuat Pangeran Ilyash pun menghembuskan napasnya dan kemudian menganggukkan kepala seraya menolehkan pandangannya untuk menatap ke arah Pangeran Vernom yang kini menganggukkan kepalanya menyepakati perkataan dari Pangeran Eugene. …   waktu saat itu menunjukkan pukul enam sore, pangeran Ilyash dengan sengaja tidak mengikuti rapat yang dilakukan oleh ketiga Pangeran serta satu orang penlindung dari Pangeran Eugene ialah Cle. Ia dengan sengaja pergi meninggalkan ruang pertemuan, karena ia tidka ingin mengganggu rencana yang telah di putuskan oleh Ketiga Pangeran itu dari jauh-jauh hari. Pangeran Ilyash lebih memilih untuk berkeliling taman bersama dengan Adalard seraya memikirkan tentang kisah yang katanya pernah membuming pada masanya, yang membuat Pangeran Ilyash saat ini pun segera menoleh menatap Adalard setelah ia sudah tidak bisa lagi dan tidak tahu lagi harus mencari ke mana dan bertanya ke siapa mengenai kisah yang sempat di bahas oleh Pangeran Eugene kepada dirinya beberapa waktu yang lalu. Pangeran Ilyash dengan cepat membalikkan tubuhnya untuk kemudian berhadapan dengan Adalard yang kini dengan spontanitas menghentikan langkahnya untuk menjaga jarak dengan sang Pangeran yang kala itu menatapnya dengan sangat serius. “A … ada apa, Pangeran?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard saat itu pun, membuat Pangeran Ilyash terlihat menghembuskan napasnya seraya berucap, “Apakah kau sudah mengetahui tentang kisah yang disebutkan oleh Kak Eugene tadi, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun, membuat Adalard kini mengerenyitkan dahinya dan kemudian tersenyum seraya menganggukkan kepala sambil menjawab, “Ya, Pangeran … saya sudah pernah membacanya.” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini kembali mengerutkan dahinya, seolah ia nampak berpikir. Yang pada akhirnya membuat Adalard pun bertanya kepada sang Pangeran, “Ada apa, Pangeran??” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard saat itu pun, membuat Pangeran Ilyash kini menganggukkan kepalanya dna kemudian berucap, “Apakah kisah itu tertulis di buku?” sebuah pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Pangeran Ilyash saat itu pun, membuat Adalard kembali menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran. “Ya … Kisah dari Kelima Pangeran, satu Kepercayaan, enam prajurit serta delapan belas Monster sengaja di buku kan oleh Kerajaan Es dan membagikannya kepada kerajaan yang bersangkutan, yang tentunya kita juga mendapatkannya karena Raja saat itu bergabung dalam perjalanan tersebut, Pangeran.” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini membelalakan kedua matanya setelah mendengar judul yang amat panjang yang mampu dengan mudah di hafalkan oleh Adalard saat itu. “Itu berarti bukunya ada di perpustakaan??” sebuah pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun lagi-lagi di beri sebuah anggukan setuju oleh Adalard yang membuat sang Pangeran pun kini tersenyum dan berbalik untuk kembali melangkahkan kedua kakinya seraya berucap. “Baiklah … ayo kita ke perpustakaan besok, aku akan membaca mengenai kisah itu!” ucap Pangeran Ilyash kepada sang pelindung yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi ajakan dan rencana dari Pangeran Ilyash di hari esok. Karena mengingat bahwa hari ini sudah waktunya menunjukkan jika sang Pelindung harus beristirahat dan begitu pula dengan dirinya sendiri. Pangeran Ilyash bertekad untuk mencari tahu keseruan mana yang diucapkan oleh Pangeran Eugene mengenai perjalanan sang Ayah beserta dengan keempat Pangeran lainnya, yang tentu saja menimbulkan rasa penasaran yang sangat tinggi bagi Pangeran Ilyash hari itu. …  To be continue
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD