Datangnya Dua Pangeran

1031 Words
Kala itu, musim semi pun datang. Pangeran Ilyash pagi itu tengah menikmati suasana musim semi yang indah, karena pada saat itu bunga-bunga yang tumbuh di sekitaran istana bermekaran dengan sangat indah, yang tentunya akan sangat sayang jika dilewatkan. Pandangannya saat ini menoleh ke arah Adalard sang pelindung yang kala itu berjalan menghampirinya dan segera menundukkan kepala untuk memberi hormat kepada ia yang kini tersenyum untuk kembali menikmati bunga-bunga yang indah di hadapannya saat ini. “Saya menunggu anda lebih dari satu jam di luar kamar anda, Pangeran Ilyas. Kenapa anda tidak memberikan pesan kepada saya bahwa anda berada di sini?” pertanyaan yang di lontarkan oleh Adalard saat itu terdengar sangat sopan, namun pada kenyataannya ucapan itu terasa seperti kekesalan yang diluapkan dalam bentuk yang hormat, yang tentu saja membuat Pangeran Ilyash kini meringis menyadarinya dan segera menoleh menatap Adalard untuk akhirnya berucap, “Maaf, aku lupa … aku terlalu senang karena hari ini bunga bermekaran dengan indah, jadi aku melupakan itu. Maafkan aku.” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang dengan cepat menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, “Tidak perlu meminta maaf, Pangeran … aku baik-baik saja. Namun, lain kali gunakanlah telepathi yang anda miliki agar saya tidak menunggu seperti badut yang bodoh.” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini tertawa dan menganggukkan kepalanya menanggapi itu. Bersamaan dengan itu, sebuah terompet pun terdengar dari gerbang depan istana, yang membuat Pandangan Pangeran Ilyash serta Adalard kini menoleh menatap gerbang yang kini terbuka dan mendatangkan dua kuda gagah yang diyakini oleh keduanya berasal dari kerajaan yang lain, mengingat seragam yang digunakan oleh kuda tersebut tidak sama dengan milik Kerajaan Valens. “Apakah kita memiliki tamu, Adalard?” tanya Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian menganggukkan kepala menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangerna Ilyash kepada dirinya, “Sepertinya kita memang memiliki tamu.” jelas Adalard kepada Pangeran Ilyash, namun detik kemudian ketika Pangeran Vernom berjalan dari pintu istana untuk menyambut kedatangan dua kuda itu, membuat Pangeran Ilyash dan juga Adalard menyadari bahwa kedua orang itu merupakan tamu dari sang kakak, Vernom Muller. “Siapa mereka, Adalard??” tanya Pangeran Ilyash yang kini membuat Adalard menajamkan penglihatannya seraya berucap, “Saya menebak mereka adalah Pangeran Eugene dari Kerajaan Es serta sang pelindung Cle.” ucap Adalard menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash yang kini membuat sang Pangeran menghembuskan napasnya seolah ia merasa penasaran dengan kedatangan kedua orang itu, dan baru Saja sang Pangeran hendak berjalan untuk mendekati ketiga orang yang kini tengah berbincang dengan cukup serius di depan sana, sebuah terompet terdengar kembali, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash serta Adalard kembali menoleh menatap ke arah gerbang yang kini mendatangkan sebuah kuda hitam dengan lambang Kerajaan yang sangat baru, yang membuat Pangerna Ilyash yakin jika itu adalah Kerajaan yang ia ketahui. “Apakah itu kuda dari Kerajaan Chohyeonsiljeog, Adalard??” tanya Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu. Itu adalah Pangeran Woojin, seseorang yang datang dengan citra yang kuat di dalam benak Pangeran Ilyash ketika pertemuan para pangeran di laksanakan beberapa tahun yang lalu. Karena Woojin adalah satu-satunya pangeran yang memakai busur untuk dijadikan sebuah tameng ketika perseteruan antara Pangeran terjadi kala itu, Pangerna Ilyash sangat ingat dengan Woojin, karena dia adalah orang yang melindungi sang kakak, Vernom Muller dari pedang yang ditodongkan oleh Pangeran Eaven dari Kerajaan Kristal saat itu. “Ada apa mereka kemari?? apakah pertemuan pangeran yang lainnya di laksanakan lagi, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangerna Ilyash pun, membuat Adalard dengan segera menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash. “Saya merasa jika itu tidak akan terjadi, mengingat anda juga akan diberitahukan oleh Pangeran Vernom jika ada pertemuan para pangeran yang lainnya, Pangeran Ilyash.” ucapan yang di lontarkan oleh Adalard pun segera diberi anggukan setuju oleh Pangeran Ilyash, yang kini merasa sangat penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan. “Apakah akan lebih baik jika aku menghampiri mereka saat ini, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash saat itu langsung di beri anggukan setuju oleh Adalard, “Jika anda bisa dan memiliki wkatu untuk bertemu dengan mereka, maka temui lah mereka pangeran.” itulah saran yang diberikan oleh Adlaard, yang pada akhirnya membuat Pangeran Ilyash pun mengangguk dan kemudian berjalan menghampiri ketiga pangeran yang tengah berbincang dengan ringan di depan pintu istana. “Kakak!” sebuah panggilan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash yang saat itu berlari ke arah mereka berempat pun membuat Para pangeran serta Cle sang pelindung pun menoleh menatap Pangeran Ilyash yang seketika langsung saja memberi Homat kepada mereka semua. Begitu pun dengan Adalard yang berada tepat di belakang sang Pangeran. “Ah! Ilyash … apa kabar??” sebuah pertanyaan yang ramah yang di lontarkan oleh Pangeran Eugene pun membuat Pangeran Ilyash kini tersenyum menanggapinya dan kemudian menganggukkan kepala seraya berucap, “Saya baik, dan merasa sangat baik … kakak Eugene.” ucap Pangeran Ilyash dengan sopan kepada Eugene, yang kemudian pandangan Pangeran Ilyash pun kini beralih menatap kepada Pangeran Woojin yang tersenyum ke arahnya. “Aku dengar kau sedang mengembangkan obat herbal yang biasa digunakan oleh para pengelana, apakah itu benar Ilyash?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Woojin, membuat Pangeran Ilyash kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya lagi, “Oh, benarkah?! wah!! itu bagus … kita bisa meminta obat itu untuk persediaan di perjalanan kita, benar bukan Vernom?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Eugene pun membuat dahi Pangeran Ilyash mengerut dan kemudian pandangannya kini beralih menatap sang kakak yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Eugene. “Memangnya, kalian akan pergi ke mana??” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pun membuat sang kakak kini terkejut dan kemudian Pangeran Eugene dengan cepat merangkul dirinya seraya berucap, “Ayo … kami akan menerangkan ke mana kami pergi, tapi … lebih baik kita bicarakan ini di dalam ruangan, bagaimana menurutmu Ilyash?” dan ucapan yang di lontarkan oleh Pangeran Eugene pun segera diberi anggukan oleh Pangeran Vernom dan kemudian Pangeran Ilyash sendiri. Keempat pangeran pun berbincang di dalam ruangan pertemuan, bersama dengan Cle dan juga Adalard sang pelindung dari Pangeran Eugene serta Pangeran Ilyash.  To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD