RasVal The Swamp Monster

1584 Words
Pangeran Ilyash merasa sangat gembira ketika dirinya mendapatkan banyak sekali ikan yang kala itu secara aneh berkumpul di sekitaran dirinya dan juga sang pelindung, yang membuat Pangeran Ilyash bersorak dengan senang ketika ia kembali mendapatkan ikan yang cukup besar di pagi hari itu. “Hei! Lihatlah Adalard, Saya mendapatkan satu lagi!” ucap Pangeran Ilyash kepada Adalard yang kini tersenyum dan mengangguk dengan senang ketika mengetahui jika sang Pangerna terlihat sangat menikmati berburu ikan pada pagi hari tersebut. Syuuhhh~ Angin berhembus dengan cukup kencang pada saat itu, dan dari kedua orang yang masuk ke dalam rawa di pagi hari itu hanya Adalard lah orang yang merasa ada sesuatu yang janggal di sana, dan itu terlihat dari gelombang air yang muncul seolah ada sesuatu yang besar yang bergerak dari bawah rawa tersebut yang memunculkan gelombang tenang namun sangat menyeramkan di sana. Adalard kini mengerutkan dahinya dan segera menoleh menatap ke arah tengah rawa, di mana kini gelombang kecil itu kembali terbentuk dan membuat Adalard kini dengan perlahan berjalan untuk mendekati sang Pangeran yang masih dengan asyiknya mencari ikan di sana. “Pangeran … Pangeran Ilyash, saya rasa akan lebih baik jika kita menghentikan ini semua, Pangeran.” ucap Adalard memberikan sebuah saran kepada Pangeran Ilyash yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan tersebut, “Ada apa?” tanya Pangeran Ilyash kini menoleh menatap Adalard, namun ketika melihat sang pelindung tidak menatapnya melainkan menatap ke arah tengah rawa, membuat sang Pangeran pun kini menoleh menatap ke arah yang sama, di mana kini gelombang air terlihat kembali muncul di sana, “Eum … Adalard, apa itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash, membuat Adalard menggelengkan kepala dengan pelan seraya berkata, “Berjalan lah perlahan menuju dataran, saya rasa ada yang tidak beres di sini saat ini!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash yang kini mengangguk dengan cepat menanggapinya, dan baru saja Pangeran hendak melangkah, sebuah monster yang sangat mengerikan pun muncul dari dalam rawa dan memperlihatkan dirinya kepada keduanya yang kini terkejut melihatnya. BYAAARRR!!! KKRRRRRRRRRRRRRR … Sebuah suara geraman yang tidak ada hentinya itu terdengar, dan tentu mengejutkan serta menakutkan bagi Pangeran Ilyash dan juga Adalard. Monster itu memiliki tinggi sekitar delapan meter, dengan bentuk aneh dan juga menyeramkan, ia terlihat memiliki tubuh yang nyaris seperti kadal namun alih-alih memiliki kaki, dia memiliki enam tangan yang persis seperti tangan manusia. Tubuhnya terlihat basah dan dipenuhi oleh akar-akar dari gangga dan juga tumbuhan rawa lainnya, lengan itu terdiri dari otot dan beberapa urat yang besar. Kepalanya pun berbentuk seperti kepala manusia dengan kepala botak, kedua mata yang merah menyala, tidak memiliki batang hidung namun memiliki dua lubang dan mulut yang terlihat sangat lebar sehingga ketika terbuka nyaris akan melepaskan kepala dari tubuhnya. Siapapun yang melihatnya pasti ingin segera kabur dari tempat itu, namun tidak dengan Adalard dan Pangeran Ilyash, karena sang monster sudah melihat keduanya, mereka tidak memiliki pilihan lain selain melawan dan menghadapi monster itu. “Adalard, apakah dia monster kelana?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Pangeran pada saat itu, membuat Adalard segera menggelengkan kepalanya dan kemudian berkata, “Bukan, Pangeran! Dia adalah monster RasVal … monster Rawa yang mengerikan! Dia adalah monster yang sering menyerang banyak orang! Aku mendengar tentangnya dari para pengelana dan bahkan warga setempat yang pergi memancing di rawa tengah hutan!” ucap Adalard menjawap pertanyaan sang Pangeran yang kini menatapnya dengan tajam seraya berkata, “Huh?! lalu kenapa kau tidak mengatakan jika di rawa ini ada monsternya?! dan untuk apa warga memancing di rawa tengah hutan seperti ini?!” tanya Pangeran Ilyash merasa jika jawaban dari Adalard adalah hal yang tidak masuk di dalam akalnya. “Mana saya tahu jika rawa ini adalah rawa yang diperbincangkan itu, dan saya pun tidak tahu kenapa para warga memancing di tempat ini!” ucap Adalard kepada sang Pangeran, dan setelahnya sang monster pun kembali meraung untuk kemudian menyerang mereka dengan cara menghentakkan tangannya untuk menghancurkan mereka, namun dengan sigap Pangeran Ilyash dan Adalard menghindar ke arah yang berlawanan dan lolos dari serangan monster itu. Roaaaarrrrr!!!! Srakkk … srakkk srakkk … !! Geraman dari monster rawa itu cukup kencang hingga membuat burung-burung yang ada di sekitarnya berterbangan karena ketakutan, dan begitu pun dengan ikan-ikan di sekitar yang terlihat berenang semakin menjauhi tempat tersebut, seolah mereka juga takut dengan monster rawa di sana. “Hh … hhh …” pandangan Pangeran Ilyash tetap terfokus ke arah sang monster rawa yang kini menatap dirinya dan juga Adalard secara bergantian, untuk kemudian membuat sang Pangeran kini bergerak dengan perlahan untuk meraih gagang pedang miliknya yang bertengger di pinggang samping kirinya. Meski ia memiliki pedang roh oak yang berada juga bertengger di pinggang kanannya, namun Pangeran Ilyash lebih memilih untuk menggunakan pedang dari sang kakak, karena dia belum yakin jika ia harus menggunakan pedang pemberian dari Rezen di sana. Srang!! “!” pandangan sang Pangeran kini menoleh dengan cepat ke arah Adalard yang dengan segera mengeluarkan dua bilah pedangnya dan berlari di sana, yang membuat sang mnonster rawa itu pun bergerak untuk mengejar langkah kaki dari sang pelindung di sana. Syuutt!! Brakkk!! Pangeran Ilyash melihat pergerakan cepat yang di lakukan oleh Adalard untuk menghindari hantaman dari tangan besar sang monster, yang kemudian membuat Adalard dengan segera berbalik dan berlari untuk menghampiri dang monter dan akhirnya menebas lengan tersebut hingga teluka, dan membuat sang monster kini menjerit dengan kencang. “Sihh …!” Adalard mendecih kecewa ketika ia tidak berhasil memutuskan lengan dari RasVal di sana, Syuutt!!! “Adalard!” teriak Pangeran Ilyash, yang membuat Adalard kini terkejut dan pada akhirnya ia terhempas cukup jauh ketika RasVal menghempaskan tubuh Adalard yang kini terjatuh setelah sebelumnya terlempar sejauh lima meter dan bertubrukan dengan pohon kayu yang tumbuh di sekitar rawa itu. Brught!! “Ught!!” Adalard meringis dengan keras setelah merasa jika dirinya lengah dan tidak mengetahui serangan itu, Pangeran Ilyash dengan segera berlari untuk menghampiri Adalard yang berusaha untuk bangkit dari tempatnya, dan bahkan sang Pangerna menghiraukan monster rawa yang tengah meraung-raung seolah tengah menyoraki kemenangannya di sana. “Adalard! Kau baik-baik saja?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ilyash pada saat itu, membuat Adalard kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Ya … saya baik-baik saja, Pangeran … jangan jauh-jauh dariku, dia adalah monster yang berbahaya! Aku rasa dia menyerang hanya untuk bersenang-senang saat ini!” ucap Adalard kepada Pangeran Ilyash.  Melihat sang pelindung kesakitan, membuat sang Pangeran pada akhirnya tersadar dan menjadi tahu jika kini mereka tidak bisa bersikap lembut kepada monster sekalipun, yang membuat Pangeran Ilyash kini mengeratkan pedangnya dan bertukar dengan jiwa kedua darinya untuk mengalahkan monster tersebut. “Ardo … aku membutuhkanmu saat ini!” itu lah bisikan yang di ucapkan oleh Pangeran Ilyash, sebelum akhirnya sorot mata Pangeran Ilyash seketika berubah, yang membuat Adalard yang melihatnya pun tahu jika Pangeran yang ada saat ini bukanlah Pangeran Ilyash, melainkan jiwa keduanya, Pangeran Ardo. “Apakah boleh jika aku bunuh Monster ini, Adalard?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Pangeran Ardo pada saat itu, membuat Adalard yang berdiri di sampingnya kini menggelengkan kepala dan berkata, “Kita bisa saja membunuhnya, namun akan menjadi lebih baik lagi jika kita tidak melakukannya, karena dalam setiap langkah seorang pengelana, Alam akan memberi penilaian tersendiri terhadap kita … jika kita menyadarkan satu monster dan membuat monster itu menjadi baik, maka alam akan menambahkan satu point untuk kita, namun jika kita membunuhnya, kita akan mendapatkan minus dan itu akan mempersulit kita menemukan apa yang kita inginkan, Pangeran!” ucap Adalard kepada Pangeran Ardo yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian berkata, “Sejak kapan ada penilaian seperti itu, Adalard?” tanya Pangeran Ardo kepada Adalard yang kini menghembuskan napasnya dan berkata, “Sejak seratus tahun yang lalu, Pangeran … dan itu sudah termasuk ke dalam persyaratan seorang Pengelana untuk mendapat gelar Cestovatel dan mendapatkan apa yang kita tujukan, Pangeran Ardo!” ucap Adalard lagi menjelaskan kepada sang Pangeran yang kini menganggukkan kepalanya dan kemudian berkata, “Jika benar begitu, baiklah … akan aku beri dia pelajaran, setidaknya hingga ia jera!” ucap Pangeran Ardo yang kini menggeserkan kakinya membentuk sebuah kuda-kuda sebelum akhirnya berlari mendekati monster itu untuk kemudian menebasnya. Srang!!! Suara nyaring dari pedang milik Pangeran Ardo terdengar, dan hal itu membuat Adalard hanya bisa melihat keahlian yang luar biasa yang dimiliki oleh sang Pangeran jiwa kedua. Bahkan Adalard sendiri pun tidak yakin jika dirinya bisa mengalahkan keahlian dari sang Pangeran jiwa kedua itu, mengingat julukan yang diberikan oleh Ray kepada dirinya merupakan nama dari sang legenda yang tidak boleh di sepelekan. Brught!! Hanya dua kali tebasan, dua dari enam tangan yang dimiliki oleh RasVal terlepas dari tubuhnya, yang tentu saja membuat sang monster meraung-raung kesakitan. Dan itu terdengar sangat menyakitkan, bahkan bagi Pangeran Ardo sekalipun. “Hei! Aku akan menyembuhkanmu, RasVal … tapi berjanji lah kepadaku jika kau tidak lagi bermain-main dan melukai orang-orang yang kau temui! Apakah kau bisa bersepakat denganku?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh snag Pangeran pada saat itu, membuat Adalard kembali menatapnya, dan menyadari jika kini sang Pangeran Ilyash sudah kembali, dan membuat dirinya juga terkejut karena keberanian dari sang Pangeran yang meminat sebuah kesepakatan dengan makhluk yang bisa dikatakan sebenarnya tidak akan mungkin bisa dipercayai pada saat itu. Namun, Adalard juga tahu bahwa sikap Pangeran Ilyash tidak akan berubah, ia tetap menjadi seorang Pangeran yang penuh dengan perhatian yang tidak akan membiarkan siapapun terluka di sana. Namun siapa sangka, ucapan sang Pangeran saat itu segera saja di setujui oleh sang monster, yang tentu saja Adalard menaruh banyak kecurigaan kepada monster itu. … To be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD