Pertemanan Sejati

1043 Words
Di ruang gelap yang kala itu terasa sangat lembab, tak ada sedikit pun cahaya yang menerangi ruangan tersebut selain obor dari api yang menyala di setiap titiknya, namun itu tidak membantu penerangan di dalam ruangan tersebut sama sekali. Ruangan itu tidak lah luas, hanya mampu menampung satu ekor naga saja, dan ruangan itu lah yang ditempati oleh Naga Albino yang beberapa waktu lalu ditangkap oleh ESA.Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Naga Albino itu selain berbaring dan menunggu sesuatu datang, atau setidaknya ia meyakini jika Abraham temannya akan datang untuk menyelamatkan dirinya saat itu. Karena ia merasa jika misi yang diberikan oleh Abraham sudah sepenuhnya ia jalani dan berhasil, hanya saja apesnya ia yang tertangkap, alih-alih seharusnya ia bisa meloloskan diri saat itu. Tap … tap … tap … Sebuah suara langkah kaki yang terdengar saat itu, menginterupsi kesunyian di dalam ruangan itu, yang tentu saja membuat Naga Albino yang mendengarnya kini segera menolehkan pandangan untuk menatap ke arah seseorang yang baru saja melangkah mendekati ruang tersebut. Namun, ia tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang ada di lorong itu, yang tengah berjalan mendekati dirinya, ia ingin sekali memanggil Abraham, namun ia takut jika orang yang berjalan mendekati sel tahanannya adalah bukan Abraham, yang tentu saja hal itu akan menimbulkan masalah yang baru, yang pada akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk memanggil Abraham dan memilih untuk menunggu dengan jelas siapa yang datang ke dalam sel tersebut. Pandangan naga Albino saat itu mendapati sebuah cahaya remang yang perlahan menjadi jelas seiringan dengan lelaki yang berjalan mendekati dirinya. Lelaki itu adalah Abraham, yang tentu saja membuat Naga Albino merasa sangat senang hingga ia tersenyum ketika mendapati bahwa temannya lah yang datang saat itu. “Abraham, sudah aku duga itu adalah dirimu!” ucap Naga Albino dengan senang kepada Raja Abraham yang kini berjalan menatapnya dan kemudian menarik bibirnya sedikit ke atas meski sebenarnya sang Raja tidak ingin melakukan hal itu saat ini. Langkah kaki dari Raja Abraham saat itu berhenti tepat di depan jeruji-jeruji besi yang besar dan kuat, yang menjadi penghalang antara dirinya dan juga naga Albino yang ada di hadapannya saat ini. Pandangan Raja Abraham kini tertuju ke arah Naga Albino yang ada di hadapannya saat ini, yang kemudian membuatnya pun menghembuskan napas seraya menunjukkan kepalanya untuk kemudian berucap, “Maafkan aku … karenaku, kau berada di dalam ruangan sempit ini, Albino!” ucap Raja Abraham kepada dirinya yang kini terkekeh mendengar hal itu dan kemudian berucap, “Hahaha … apa yang kau katakan Abraham, tidak ada yang perlu kau sesali saat ini, tugas yang aku miliki sudah selesai dan berjalan dengan mulus, untuk apa kau menyesalinya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Naga Albino di sana pun membuat Raja Abraham kini menghembuskan napasnya dan kemudian menganggukkan kepala seraya berucap, “Albino … aku meminta maaf karena permintaanku ini, membuatmu seperti ini … aku bersalah dan seharusnya kau tidak pantas untuk mendapatkan hal seperti ini!” jelas Raja Abraham kepada dirinya, wajah dari Raja Abraham saat ini memerah dan terlihat jika sang Raja sangat sedih saat ini, seolah sang Raja mengetahui sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi kepada Albino, dan hal itu pun sangat dipahami oleh Naga Albino yang kini tersenyum menanggapi ucapan dari sang Raja Abraham, ialah temannya saat itu. “Apa yang membuatmu terlihat begitu menyedihkan, Abraham?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Naga Albino saat itu pun membuat Raja Abraham tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh sang naga, yang membuat ia kembali tersenyum menanggapinya. “Apakah aku akan dijatuhi hukuman yang berat?” sebuah pertanyaan itu lah yang pada akhirnya membuat Raja Abraham tidak bisa membendung emosi yang ada di dalam dirinya saat itu. Raja Abraham menangis di hadapan naga Albino yang kini menoleh menatapnya. Emosi yang ditunjukkan oleh Raja Abraham tentu saja berpengaruh di langit wilayah Negeri Valens, yang kini berubah warna secara tiba-tiba menjadi warna kelabu, yang menandakan kesedihan dan juga duka. Dan hal ini tentu saja membuat banyak pihak kebingungan dengan apa yang telah terjadi kepada keluarga kerajaan, mereka juga bertanya-tanya, siapa diantara mereka semua yang tengah bersedih saat ini. Namun, hal itu juga membuat ESA merasa oenasaran dan mulai mencari tahu siapa yang tengah bersedih saat ini. “Abraham … bukankah seorang Raja sepertimu akan menjadi bahaya jika menangis seperti ini? Itu akan mempengaruhi Hyuz nya!” jelas Naga Albino kepada Raja Abraham yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi penjelasan dari naga Albino di sana seraya berucap, “Kenapa?? kenapa aku tidak diperbolehkan untuk menangis? Apakah karena aku seorang Raja dan mereka memerintahkanku seenaknya saja? Mengusir anakku yang menolak tradisi dan menangkap temanku yang menghancurkan Aidanum atas permintaanku … kenapa semua hukum di sini terasa sangat tidak adil bagi diriku?”  ucap Raja Abraham kepada Naga Albino yang menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Tidak ada yang adil di kehidupan ini, Abraham … semua merasakan hal yang namanya ketidak adilan … oleh sebab itu, jangan merasa bahwa dirimu adalah orang yang sangat terpuruk di sini!” jelas naga Albino kepada Raja Abraham, yang kemudian membuat Naga Albino pun berucap, “Kau harus tahu satu hal saat ini, … aku sangat beruntung karena aku memiliki dirimu sebagai seorang teman, sebelum akhu mati … karena aku selama ini kesepian dan merasa hampa, tapi … melihatmu datang dan menangis di hadapanku karena merasakan kesedihan akan kepergian diriku nantinya, aku merasa sangat bersyukur, karena setidaknya ada yang menangisiku di saat aku akan mati!” jelas Naga Albino kepada Raja Abraham yang berada di hadapannya saat ini. Mendengar Naga Albino berucap seperti itu, Raja Abraham segera menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Tidak … jangan mengatakan hal itu, Albino, aku akan melakukan apapun … aku akan meminta bantuan siapapun agar kau tidak dijatuhi hukuman mati! Karena semua yang terjadi adalah salahku! Kau seharusnya marah alih-alih berterima kasih kepadaku!” ucap Raja Abraham kepada Naga Albino yang kini terkekeh menanggapi ucapan yang dijelaskan oleh Raja Abraham kepada dirinya. “Untuk apa aku merasa marah kepadamu? Aku senang karena lahirnya diriku akan berdampak banyak kepada kerajaan ini, dan karenaku dan Joustava lah kalian tidak akan melakukan tradisi yang menyakitkan banyak pihak lagi … Abraham!” jelas naga Albino kepada dirinya yang kini menyeka air mata dan menatap ke arah teman naganya yang satu itu.  ...  to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD