Rapat Putusan Hukuman

1016 Words
Malam itu merupakan malam di mana Raja Abraham bersama dengan para petinggi tengah mengadakan rapat putusan hukuman yang akan mereka jatuhkan kepada Naga Albino, sang naga tanpa tuan yang telah membuat onar dan menghancurkan Aidanum. Sepanjang mereka berdiskusi, Raja Abaraham sama sekali tidak memutuskan apa pun dan tidak ikut andil selain mendengar mereka-mereka yang menyarankan berbagai hukuman yang akan dijatuhkan kepada naga Albino tersebut. “Jadi … bagaimana? Apakah saran yang kuberikan bisa kalian terima?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Arcraf sang naga petinggi dari raja kesembilan saat itu pun membuat ESA menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh naga tersebut di sana. “Tidak … aku rasa memberinya sebuah siksaan untuk waktu yang lama adalah hukuman yang bagus untuk naga tanpa tuan itu!Satu hal yang harus kau ketahui, mereka tidak akan pernah jera!” jelas ESA kepada Arcraf yang membuat mereka yang mendengarnya pun menganggukkan kepala mereka untuk menanggapi hal itu. “Lalu … bagaimana dengan dirimu sendiri, ESA … apakah kau memiliki sebuah ide yang bagus untuk menghukum naga tersebut?” kini pertanyaan yang di lontarkan oleh Armen kepada ESA membuat ESA menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan membuat Raja Abraham kini menolehkan pandangannya untuk menatap ke arah sang pemimpin petinggi naga. “Apa yang kau miliki, ESA? Katakan pada kami!” ucap Raja Abraham merasa penasaran dengan hukuman apa yang dipikirkan olehnya untuk menghukum naga albino tersebut. Yang kemudian membuat ESA yang mendengarnya kini tersenyum dan kemudian berucap, “Aku mengusulkan untuk menjatuhi hukuman mati kepada naga pembuat onar itu!” ucap ESA menjelaskan apa keinginan dari dirinya dalam menghukum naga albino tersebut, yang tentu saja hal itu mengejutkan Raja Abraham yang mendengarnya. “Apa?? kenapa kau mengusulkan untuk menjatuhi hukuman mati kepada naga itu, ESA? Apakah kau memiliki alasan yang kuat atas saranmu itu?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham saat itu pun membuat ESA menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang Raja, dan kemudian ESA pun berucap, “Karena yang aku ketahui … naga sepertinya akan membuat onar lagi di kemudian hari, dan aku tidak mau dia hidup di dunia ini!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya mendengar ucapan itu dari ESA. “Kalau kau mengetahui hal itu, kenapa kita tidak menjadikannya saja sebagai pelindung di negeri ini seperti Ray?? bukanakh itu lebih baik dibandingkan membunuhnya dan kita tidak mendapatkan apapun darinya, ESA?” sebuah pertanyaan yang dijelaskan oleh Raja Abraham pun terkesan memberikan alternatif lain yang menurut sebagian para petinggi lainnya merupakan ide yang beriliant di sana, namun tidak dengan ESA yang merasa jika hal itu tidak perlu di lakukan. ESA Menggelengkan kepala menanggapi penjelasan dan juga masukan yang diucapkan oleh Raja Abraham kepada dirinya saat itu dan kemudian berucap, “Aku tidak membutuhkan naga sepertinya! Dia hanyalah hama yang tidak bisa diandalkan!” ucap ESA kepada Raja Abraham yang seketika saja secara spontan menggebrak meja di hadapannya dengan cukup kencang dan mengejutkan mereka semua yang tengah berada di ruangan rapat tersebut. Begitu pun dengan ESA yang kini membelalakan kedua matanya, dan merasa jika Raja ABraham menyembunyikan sesuatu dari dirinya saat ini, “Apakah kau memiliki niat tersendiri sebelum ini, Ab?” tanya ESA kepada Raja Abraham yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian menggelengkan kepala seraya berucap, “Aku tidak mengerti maksudmu ESA …” ucap Raja Abraham yang kini membuat ESA mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Kau menyuruh kami untuk mengadakan rapat keputusan, namun kau bertindak otoriter dan tidak mendengarkan semua saran yang dilemparkan oleh kami semua untukmu dan terus berupaya untuk memperkuat alasanmu di sini dalam menghukumnya, lalu untuk apa rapat ini dibuat jika seperti itu?” jelas Raja Abraham kepada ESA yang kini memincingkan matanya dan kemudian berucap, “Karena itu memang sudah menjadi standar di sini, Ab … kita harus mengadakan rapat sebelum memberikan hukuman kepada para pemberontak dan pembuat onar!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini terkekeh mendengarnya dan kemudian berucap, “Jadi rapat yang kita lakukan saat ini hanyalah persyaratan saja sebagai standar, begitu ESA?” tanya RAja Abraham kepada ESA, yang kemudian membuat Raja Abraham pun menggembuskan napasnya untuk setelahnya ia beranjak dari tempatnya terduduk dan melenggang pergi dari ruangan tersebut. “Abraham, rapat belum selesai! Kita harus menentukan hari penghukuman nya!!” ucap ESA kepada Raja Abraham yang kini menoleh menatap ESA dengan tajam seraya berucap, “Aku tidak akan ikut andil dalam rapat ini, ESA … karena pada kenyataannya keputusan darimu lah yang akan di pakai nantinya!” jelas Raja Abraham kepada ESA, sebelum akhirnya pergi dari ruang tersebut meninggalkan para petinggi di sana. … Raja Abraham kini berjalan keluar dari ruang para petinggi dengan raut wajah amat suram. Ia merasa jika ia tidak bisa membiarkan penghukuman itu terjadi, dan ia tidak akan merelakan naga albino atau lebih tepatnya temannya sendiri dipenggal di tangan ESA. Ia tidak merestui jika itu akan terjadi nantinya. Langkah kaki Raja Abraham kini terhenti dan ia merasa jika ia harus melakukan sesuatu, agar setidaknya hukuman itu tidak dijatuhi dan di laksanakan oleh ESA. Merasa bahwa ia harus melakukannya, Raja Abraham pun kini berjalan dengan segera menuju singgah sana miliknya. Dengan langkah yang cepat ia berjalan menuju meja yang terletak di pojokan ruang Raja, untuk kemudian ia segera menuliskan sebuah pesan berupa pesan bantuan yang ingin segera ia berikan kepada Rezen, karena ia tidak tahu lagi harus berbuat apa saat ini dan ia membutuhkan bantuan dari sang Kepercayaan yang kala itu tengah menjalankan tugasnya mencari sang pembangun bersama dengan Ray. Raja Abraham sangat berharap jika Rezen bisa membantunya saat ini, karena ia tidak mau teman naganya itu dihukum mati karena permintaan dirinya sendiri, dia akan merasa sangat menyesal jika itu terjadi kepada Naga Albino. Malam itu, Raja Abraham menuliskan surat untuk Rezen yang kemudian ia segera melangkah untuk menemui pasukan khusus yang telah ia bentuk dan ia percayai menyimnpan seluruh rahasia dirinya dari staff kerajaan sekali pun dan termasuk dengan para petinggi naga. Ia memberikan surat itu dan kemudian memintanya untuk segera menyampaikan surat tersebut kepada Rezen. Ia sangat berharap jika surat itu akan sampai sebelum keputusan hukuman dijatuhkan oleh ESA. …  to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD