Perdebatan antara ESA dan Raja Ab

1048 Words
Tiga hari setelah Ray dan juga Rezen pergi dari Istana untuk menjalankan misi mereka mencari sang pembangun. Malam yang cukup tenang kala itu, tidak membuat ESA sang pemimpin petinggi naga menghentikan kasus yang baru saja terjadi di kerajaan Valens, dengan bukti bahwa kini langkah kaki dari naga yang berubah menjadi sosok lelaki gagah dengan rambut panjang putih yang teruntun rapi, kedua mata tajam yang menawan, rahang tegas, tubuh yang tegap yang memberikan kesan jika ia merupakan seorang pemimpin naga pun terlihat, bahkan jubah classic mewah yang dipakainya sangat pas untuk dirinya kala itu. Kala itu, ESA berjalan menelusuri lorong istana, berjalan dari ruang petinggi menuju ruang sang Raja berada saat ini, raut wajah dari ESA bahkan tidak bisa membuat siapapun menyapanya, karena saat ini ia terlihat sangat-sangat serius yang tentu saja tidak ada pelayan maupun orang lain yang sekedar menyapa dirinya saat ini. Tak ada satu pun yang berani kepadanya. Langkah kaki itu berjalan dengan cukup kencang menuju ruang sang Raja, dan pada akhirnya ketika ia berhasil sampai di depan ruangan itu, tanpa mengetuk dan tanpa meminta idzin kepada kedua prajurit yang berjaga, ia melanggang masuk begitu saja setelah sebelumnya kedua penjaga segera membukakan pintu di sana, seolah sang pemimpin petinggi yang paling di prioritaskan pada saat itu. “Abraham!” panggilan yang di lontarkan oleh ESA kepada Abraham yang kala itu tengah menulis surat resmi untuk membalas beberapa Raja yang mengirim pun kini menolehkan pandangannya menatap sang pemimpin petinggi naga, yang kemudian membuatnya kembali meletakan pena sesegera mungkin di atas mangkuk tintanya, agar pena tersebut tidak menetes dan merusak tulisan yang susah payah ia kerjakan di sana saat itu. “Huh … ada apa kau kemari dengan wajah seperti itu, ESA?” sebuah pertanyaan yang terbilang tidak formal itu dilontarkan dengan nada yang sangat santai oleh Raja Abraham kepada ESA yang kini mengerutkaan dahinya dam menghembuskan napasnya menanggapi pertanyaan tersebut. Ya … seharusnya ESA marah karena ketidak sopanan sang Raja kepada dirinya, namun … klarena itu adalah Raja Abraham atau katakan saja karena itu adalah Abraham Muller, ia akan mengecualikan satu hal itu, karena pada kenyataannya, raja kesebelas ini sama sekali tidak memiliki sikap sopan santun semenjak ia diputuskan untuk memimpin kerajaan, namun karena tidak memiliki jalan lainnya, ESA pun harus merelakan jika nilai dari sang Raja Muller di mata Rakyat dan juga Kerajaan lainnya terjerembab menjadi sangat buruk hanya karena sikap dari Abraham. Beruntung, nilai Kerajaan Valens tidak sepenuhnya jatuh karena ada sang kepercayaan yang sangat berkarisma yang menyelamatkan Raja bodoh yang satu ini. “Hh … aku ingin kita adakan rapat putusan, Abraham!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya setelah mendengar ucapan yang di lontarkan oleh ESA kepada dirinya saat itu. “Apa?? rapat putusan apa yang kau maksud itu, ESA?” pandangan ESa kini mengerut menanggapi pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh sang Raja kepada dirinya saat itu, “Jangan berkata seolah kau baru saja melupakan apa yang terjadi di kerajaanmu ini, Abraham! Permasalahan ini sangat serius dan tidak bisa dianggap enteng begitu saja!” bentak ESA kepada Raja Abraham yang yang kini terkekeh seraya menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan yang dituturkan oleh sang pemimpin petinggi naga. “Haha, tenang … tidak perlu berteriak di depanku! Jelaskan kepadaku maka aku akan mengerti setelahnya, keputusan apa lagi yang harus kita rapatkan, ESA?”tanya Raja Abraham kepada ESA yang kini membelalakan kedua matanya menyadari jika sang Raja benar-benar tidak bisa di andalkan saat ini, yang tentu saja membuat ESA benar-benar marah dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Raja Abraham kepada dirinya saat itu. “Abraham!!!” bentakan ESA saat itu pada akhirnya membuat Raja Abraham kini berdiri dari duduknya dan menatap ESA dengan cukup serius seraya berucap, “ESA! Kenapa kau harus membentak aku seperti itu? Apa sulitnya jika kau menjelaskan rapat yang kau maksud itu, karena aku benar-benar tidak tahu apa yang kau inginkan saat ini, dan kau pikir aku melupakan permasalahan di sini? Tidak ESA! Tidakkah kau lihat?? aku sedang memberikan surat balasan yang dikirim oleh para Raja yang terus saja menanyakan kabar keadaan kerajaaan ku, aku berusaha untuk menutupinya sebisaku agar setidaknya kerajaan Valens tidak di serang di saat pertahanan pertamanya sedang pergi berkelana!” jelas Raja Abraham panjang lebar kepada ESA yang kembali menghembuskan napasnya setelah mendengar pembelaan yang diucapkan oleh Raja Abraham kepada dirinya pada saat itu. “Rapat keputusan yang aku maksudkan adalah rapat mengenai hukuman yang akan ditimpakan kepada naga pembuat onar itu, Abraham!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya setelah mendengar penjelasan mengenai rapat putusan itu. “Apa?? Hukuman?” tanya Raja Abraham kepada ESA yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan itu, “Kita harus menjatuhi hukuman yang pantas kepada Naga aneh itu karena telah berani menghancurkan Aidanum dan menerobos perbatasan kerajaan begitu saja!” jelas ESA kepada Raja Abraham yang kini mengedikkan kepalanya ke kiri dan kemudian berucap, “Apakah undang-undang hukuman di sini berlaku untuk mereka yang tidak tinggal di sini, ESA?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Raja kala itu, membali membuat ESA pening, karena pasalnya itu sudah pasti harus diikuti. “Ab … aku tahu kau lelah … dan kau juga harus tahu jika aku lelah, perundang-undangan suatu Kerajaan tetap harus diikuti oleh orang luar sebagai bentuk rasa hormat mereka terhadap undang-undang yang sudah ditetapkan, Ab … aku benar-benar tidak ingin berdebat denganmu, jadi lima belas menit dari sini segeralah pergi ke ruang Para petinggi, karena rapat akan diadakan di ruangan kami!” itu lah ucapan yang dilontarkan oleh ESA sebelum pada akhirnya sang pemimpin petinggi naga itu pergi meninggalkan Raja Abraham sendirian di ruangan miliknya. Dahi Raja Abraham seketika mengerut, ketika ia merasa bahwa ini tidak akan baik … semua yang terjadi setelahnya, baik rapat maupun misi yang diberikan oleh ESA sangat tidak baik … ia merasa jika ia harus melakukan sesuatu, namun ia tidak mengetahui hukuman berupa apa yang nantinya akan jatuh ke naga albino, teman dari dirinya saat ini. Yang tentu saja membuat Raja Abraham merasa sangat kehawatir dan gugup hari itu, namun ia tahu .. jika ia memperlihatkan perasaan itu saat ini, akan menjadi lebih buruk lagi. Yang membuat Raja Abraham pun berkali-kali menghembuskan napasnya dan memejamkan mata untuk menenangkan dirinya di sana sebelum menghadiri rapat yang dimaksud oleh ESA pada malam hari itu.  ...  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD