Ancaman dari Para Naga Tak Bertuan

1149 Words
“tetaplah menjadi Raja yang kuat … dan jangan pernah memperlihatkan kelembekanmu kepada siapapun, Abraham … karena itu adalah doa yang aku panjatkan untuk pangeran lahirku … meski pada kenyataannya ia tidak berhasil lahir seperti diriku saat itu!” ucap naga Albino kepada Raja Abraham yang kini tertegun  mendengarnya. Menyadari jika Naga Albino merupakan naga yang kesepian yang ditinggalkan oleh sang pangeran lahirnya, yang tentu saja dia akan menganggap Abraham sendiri sebagai naga lahirnya, yang membuat pertemanan mereka terkesan tidak akan pernah tertandingi dan Naga Albino akan selalu melakukan apa yang diinginkan oleh Abraham karena ia ingin melakukan yang terbaik untuk seorang Pangeran yang menjadi temannya. … Hari berganti dengan sangat cepat, waktu dari pelaksanaan penghukuman bagi Naga Albino pun tiba. Sesuai dengan apa yang diinginkan oleh ESA, mereka pun pada akhirnya akan melakukan eksekusi naga di tengah lapang yang kala itu dipenuhi oleh para warga yang terduduk di tribun penonton. Ketika pelaksanaan hukuman hendak terjadi, angin berembus dari daerah utara pun terasa sangat kencang, dan suara aungan naga-naga yang tidak diketahui terdengar sangar keras oleh mereka-mereka yang ada di sana, yang membuatnya kini berhamburan ketakutan ketika menyadari jika ada naga lainnya yang datang, dan tidak dengan ESA serta para petinggi yang kini menoleh menatap ratusan naga yang datang dengan berbagai macam jenisnya, yang tentu saja membuat mereka bertanya-tanya ke mana pertahanan yang ada di perbatasan saat itu. Namun, ketika ia melihat jika banyak darah yang membasahi bibir mereka-mereka, membuat ESA tahu jika pertahanan perbatasan telah ditembus oleh mereka semua. “Apa yang mendatangkan kalian semua para penghuni Hutan Armen untuk datang ke sini?!” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh ESA, membuat para naga di sana menoleh menatapnya dengan tajam yang kemudian salah satu naga dari ratusan naga yang melayang di angkasa lapangan Arena hukuman di sana pun berucap, ”Kami datang untuk memberikan sebuah ancaman, ESA!” ucap salah satu dari ratusan naga di sana, yang membuat ESA mengerutkan dahinya mendengar ucapan yang di lontarkan oleh salah satu dari ratusan naga yang datang saat itu. “Ancaman?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Szam saat itu pun membuat mereka para naga itu menganggukkan kepalanya dan membuat Raja Abraham yang melihatnya kini bertanya, “Ancaman apa yang akan kalian berikan, dan apa yang kalian inginkan dari Kerajaan ku?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham pun membuat salah satu naga yang kini melayang mendekati mereka pun berucap, “Kami ingin kalian membebaskan teman kami Albino! Dan jika kalian tidak melakukannya saat ini, kami akan segera menghancurkan kerajaan ini tanpa ampun … karena kami bisa saja menghancurkannya dalam satu kali semburan api!” jelas salah satu naga tersebut dan hal itu membuat ESA terkekeh mendengar ancaman dan keinginan mereka saat ini. Dengan cepat ESA mengeluarkan cambuk naga miliknya untuk menakut-nakuti mereka para naga pemberontak yang kini tengah ,menguasai sebagian besar langit wilayah Valens pada saat itu. Namun, nampaknya niat ESA dalam menakut-nakuti mereka adalah hal yang sia-sia karena ratusan naga itu terlihat tidak takut dengan cambuk naga yang dikeluarkan oleh ESA saat itu. “Kau tahu ESA … kami tidak selemah yang kau pikirkan … kami memang tidak memiliki rumah dan pangeran lahir sepertimu dan kalian yang ada di sini, tapi … karena hal itu lah yang membuat kami menjadi lebih kuat dan kalian tidak akan tahu sampai mana kemampuan kami saat ini!” jelas salah satu naga yang kini menatap mereka dengan nyalang, seolah dirinya tersinggung atas tindakan yang diperlihatkan oleh ESA kepada mereka saat itu. “Kalian yang seharusnya jaga sopan santun di sini, kalian harus menghormati semua hukum yang telah di bangun di kerajaan ini!” ucap ESA kepada mereka yang kini tertawa bersama-sama dan kemudian menatap ke arah ESA dengan tajam. “Itu lah sebabnya kami memberikan sebuah penawaran kepada kalian semua … kami ingin teman kami bebaqs, dan kalian akan aman di sini1” ucap salah satu naga yang berwarna merah menyala, yang tentu saja membuat Szam yang mendengarnya kini menghembuskan napasnya dan kemudian melangkah mendekati ESA seraya berucap. “ESA, tidakkah sebaiknya kita membebaskan naga albino ini? Aku takut jika harus melawan mereka semua di sini … Kerajaan ini tidak sedang baik-baik saja jika kita berperang dengan mereka saat ini, Ray tidak ada dan pertahanan pertama pun akan runtuh jika kita menghadapi mereka sekarang!” jelas Szam terlihat sangat khawatir dengan apa yang akan terjadi kedepannya jika ESA menuruti semua egonya, namun karena ESA memiliki pertimbangan yang luar biasa dan memikirkan nasib dari kerajaan Valnes melebihi dari siapapun, membuat ESA pada akhirnya pun menghembuskan napasnya menanggapi ucapan dari Szam saat itu dan kemudian menganggukkan kepalanya dengan pelan sebelum akhirnya berucap, ”Yeah … kekhawatiran yang kau katakan adalah hal yang benar Szam … saat ini kita tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti ucapan para naga sialan ini … tanpa pertahanan pertama, Kerajaan tidak akan bisa melakukan apapun, dan aku rasa kita juga tidak akan bisa meminjam kekuatan dari para dewi … jadi berperang di saat seperti ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi, kita akan kalah telak!” jelas ESA kepada Szam yang kini menganggukkan kepalanya dan membuat ESA kini menolehkan pandangan ke arah RAja Abraham sebelum akhirnya menoleh menatap ke arah para penjaga yang tengah menjaga ikatan dari rantai milik naga Albino saat itu. “Penjaga … lepaskan ikatan dari naga itu, dan biarkan mereka pergi dari sini sesegera mungkin!” ucap ESA kepada para penjaga, yang tentu saja mengejutkan bagi Raja Abraham yang kini menolehkan pandangannya ke arah ESA yang kini terlihat menghembuskan napasnya dan menoleh menatap para naga yang masih melayang-layang di sana. “Tepati janji kalian dan segera lah pergi setelah aku membebaskannya!” ucap ESA kepada mereka semua yang kini menganggukkan kepala dengan serempak. ROAAAARRR!!! Suara auman naga dari naga albino terdengar, yang kemudian ia melayang dengan bebas menghampiri teman-temannya yang ada di sana. Dan sesuai dengan apa yang disepakati, para naga itu pun pergi bersama dengan naga albino meninggalkan kerajaan Valens. Pada akhirnya semua peristiwa di hari itu membuat Raja Abraham sangat lega karena setidaknya teman naganya berhasil lolos dari jeratan hukum yang akan di jatuhkan pada hari itu kepada dirinya, yang tentunya membuat Raja Abraham pun menjadi penasaran mengenai ide yang dilakukan oleh para naga tak bertuan itu, karena ia sangat yakin jika ada seseorang yang menggerakannya, yang membuat ia menduga pasti lah Rezen dan Ray yang melakukannya. Namun, ketika ia sampai di ruangannya dan mendakato sebuah surat yang tergeletak di atas mejanya, membuat dirinya sendiri pun menjadi ragu mengenai siapa yang menggerakan para naga tanpa tuan di sana, karena surat yang ia terima merupakan surat yang dikirimkan oleh Ray dan juga Rezen yang merupakan surat permohonan maaf serta berisikan jika mereka tidak akan sempat untuk menolong naga Albino. “Jika bukan  mereka … lalu siapa yang melakukannya?” sebuah pertanyaan pun hinggap di dalam benak sang Raja ketika ia mendapati jika bukan Rezen dan Ray lah yang melakukannya. …  to be continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD