Krisis

1033 Words
Satu minggu pun berlalu, Raja Abraham harus memimpin kerajaan seorang diri tanpa adanya pendamping kerajaan atau sang kepercayaan yang selalu ada di sisinya setiap saat. Dan hal itu merupakan sebuah bencana bagi Kerajaan Valens, meski ESA dan para petinggi lainnya seharusnya tidak memperdulikan situasi yang terjadi pada kerajaan, karena tugas mereka hanya menghakimi para pelanggar, namun ketika kabar buruk mengenai krisis keuangan yang terjadi di Kerajaan Valens, membuat para petinggi dan bahkan ESA sang pemimpin petinggi pun menjadi khawatir mendengar kabar tersebut. ESA pun pada akhirnya memutuskan untuk menyamar menjadi warga di Desa Valens untuk mendapatkan informasi yang akurat, yang tentu saja tidak hanya dirinya sendiri yang menyamar menjadi warga, namun Szam dan Amer pun ikut dalam misi penyamaran itu demi mendapatkan informasi yang benar-benar akurat dari beberapa warga yang ada di sana. “Apakah kalian siap untuk melakukan misi ini, Szam, Amer?”sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh ESA kepada kedua petinggi naga di sana pun membuat mereka kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut. “Yeah … saya siap!” ucap Szam kepada ESA, yang membuat Amer juga menganggukkan kepala menanggapinya, “Bagaimana dengan tanda pengenal kalian?” sebuah pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh ESA, membuat kedua naga di sana segera menunjukkan kartu pengenal mereka yang kemudian membuat ESA menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu yang kemudian berucap, “Baiklah … lakukan penyamaran sekarang!” perintah ESa saat itu pun membuat ketiganya berubah menjadi warga biasa, tanpa baju mewah, atau pun wajah yang rupawan, mereka benar-benar menyamar sebagai seornag pengelana yang dulu pernah mampir di Desa, yang membuat ESa pun kini menghembuskan napasnya kemudian berucap, “Ayo … kita berpencar dan berkeliling untuk mendapatkan informasinya!” ucap ESA kepada keduanya yang kini menganggukkan kepala dan mereka pun pada akhirnya berpencar di desa untuk mencari informasi. Lain dengan ESA dam Amer, Szam segera melaporkan hal ini secara diam-diam kepada Raja Abraham yang kini terkekeh mendengar penjelasan mengenai misi mereka saat itu. “Hahaha … dia melakukannya?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Raja Abraham saat itu melalui telepathy pun membuat Szam menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Aku rasa rencanamu dalam membuat krisis di desa sangat cermelang, Ab!” puji Szam kepada Raja Abraham yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Apa maksudmu dengan sengaja?? aku memang tidak bisa  memegang hal seperti ini!” jelas Raja Abraham kepada Szam yang kini membelalakan kedua matanya mendengar penjelasan itu, “Huh?! jadi kau bukan sengaja melakukannya, tapi karena kau memang tidak bisa memegang keuangan dengan baik?!” tanya Szam kepada sang Raja yang kala itu tengah membaca beberapa surat yang masuk, yang kemudian ia menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Yeah … itu benar!” ucap Raja Abraham, dan membuat Szam menghembuskan napasnya seolah ia tidak percaya jika Raja Abraham memang anak yang bodoh dan tidak bisa diandalkan. “Sial … apa yang harus kita lakukan selanjutnya?? Kerajaan ini bisa mengalami kebangkrutan, Abraham!” bentak Szam kepada Raja Abraham yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Aku tahu itu … kalau begitu katakan kepada ESA untuk segera menarik kembali Ray dan Rezen … sebelum Kerajaan ini benar-benar mengalami kebangkrutan yang parah!” ucap Raja Abraham kepada sang naga petingginya, yang kini menggeram kesal dan segera memutuskan telepathy mereka untuk segera menyusul ESA. … “Kenapa bisa harga Apel ini sangat mahal, bukankah seharusnya hanya dua keping saja?” pertanyaan yang di lontarkan oleh ESA yang pada kala itu menyamar sebagai seorang pengelana pun membuat sang pedagang apel hitam kini menganggukkan kepalanya dan berucap, “Saya terpaksa melakukannya, karena mata uang Kerajaan kami sedang terperosok tuan … sepuluh keping untuk satu apel itu adalah harga yang normal sejak tiga hari yang lalu!” jelas bibi penjual apel hitam yang tentu saja membuat ESA kini mengerutkan dahinya tidak mempercayai jika mereka mengalami krisis yang sangat hebat saat itu. Hanya dalam kurun waktu sepuluh hari semenjak kepergian Rezen dan juga Ray, namun krisis yang mereka hadapi bahkan lebih parah dari pada waktu kekosongan saat itu, yang tentu saja membuat ESA sangat kesal dan mempertanyakan cara kerja dari Raja Abraham di dalam hatinya pada saat ini. “ESA!! ESA!!” sebuah panggilan yang cukup kencang saat itu, tentu membuat ESA yang tengah menyamar menjadi sang pengembara pun dengan spontan menoleh menatap Szam yang berlari menghampirinya dengan wajah yang sangat-sangat khawatir, yang tentu saja banyak sekali warga yang menoleh menatap keduanya, karena nama dari lelaki itu mirip dengan sang petinggi, hal itu segera di sadari oleh ESA yang kini menggeram kesal dan segera berjalan untuk menyeret Szam pergi dari tempat yang cukup padat dengan para warga saat itu. “Kau bodoh?! kenapa kau memanggil namaku dengan sangat lantang, Huh?1 penyamaran kita nyaris terbongkar jika kau terus bertindak seperti itu!” omel ESA kepada Szam yang kini mendecih karenanya dan segera berucap, “Itu tidak penting saat ini, ESA … yang terpenting sekarang kita harus segera menarik kembali Ray dan Rezen sebelum semuanya terlambat!” jelas Szam kepada ESA yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Apa yang kau katakan, Szam?! apa yang kau dengar?!” tanya ESa kepada Szam yang kini menghembuskan napasnya dan menatap ESA dengan serius. “Banyak orang yang mengatakan jika Raja Abraham tidak pandai dalam memegang keuangan Kerajaan … oleh sebab itu, kita harus segera menarik keduanya agar kita tidak jatuh miskin dan bangkrut, ESA!” jelas Szam kepada ESA, meski sebenarnya apa yang dia ucapkan bukan berasal dari orang-orang yang ia dengar melainkan dari pemikirannya sendiri, namun hal itu membuat ESA mempercayainya dan menghembuskan napasnya mendengar hal itu. “Kau benar … ini bahkan lebih parah dari waktu kekosongan ketika Joseph menjabat saat itu!”Jelas ESA kepada Szam, dan bersamaan dengan itu pandangan keduanya kini tertuju ke arah Amer yang baru saja datang dengan wajah yang panik, seolah dia terlambat mendaoatkan informasi di sana. “Kita harus segera melakukan sesuatu, ESA!” ucapnya kepada ESA, yang kini mendengus mendengarnya dan kemudian terdiam beberapa saat untuk berpikir. “Baiklah … kita adakan rapat penting malam ini, Szam … sampaikan kepada Abraham untuk ikut dalam rapat kali ini, karena ini bukan hal yang main-main lagi!” jelas ESA kepada Szam yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. …  To Be Continue. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD